Tasmalinda
Senin, 04 Agustus 2025 | 16:28 WIB
Ilustrasi kebakaran sumur minyak rakyat . ANTARA/HO

SuaraSumsel.id - Kepulan asap pekat dan kobaran api menyapu kawasan Pintu Air 7, tepatnya di Cobra 1 Blok I28, Desa Tanjung Dalam, Kecamatan Keluang, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) pada Rabu (30/7/2025) pagi.

Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 08.20 WIB itu melanda wilayah Hak Guna Usaha (HGU) PT Hindoli Estate dan diduga kuat bersumber dari aktivitas sumur minyak ilegal.

Dugaan itu diperkuat oleh kesaksian sejumlah warga dan pekerja sekitar lokasi yang menyebut bahwa titik api berasal dari salah satu sumur minyak ilegal milik seorang warga berinisial DN, asal Desa Sri Gunung, Kecamatan Sungai Lilin.

DN disebut bekerja sama dengan seorang warga lain berinisial HJ, asal Kelurahan Babat Toman.

Api Menjalar Cepat, Enam Sumur Terbakar

Kebakaran besar ini tak hanya menghancurkan satu sumur.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, total enam sumur minyak terbakar dalam insiden tersebut, yakni dua sumur milik E, satu milik R, dua sumur tidak beroperasi, dan satu sumur lainnya diklaim milik DN.

“Saat saya tiba, api sudah membubung tinggi. Orang-orang di lokasi bilang itu sumur punya DN yang kerja sama dengan HJ,” ungkap seorang warga berinisial B yang enggan disebut namanya secara lengkap.

Selain kerusakan materil, insiden ini juga menyebabkan satu orang pekerja mengalami luka bakar dan harus dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis.

Baca Juga: Libur Sekolah Bikin Harga Ayam Melejit, Begini Cara Sumsel Kendalikan Inflasi

Pemilik Sumur Dituding, Tapi Menolak Disalahkan

Salah satu nama yang disebut-sebut bertanggung jawab, DN, justru menolak jika disebut sebagai satu-satunya pihak yang harus bertanggung jawab atas kebakaran ini.

Saat dipanggil oleh petugas Polsek Keluang, DN mengaku bahwa sumur tersebut memang miliknya, namun bukan satu-satunya yang terbakar.

Menurut sumber yang dekat dengan pemeriksaan, DN mengklaim sumur tersebut merupakan usaha patungan, dan ia hanya ditunjuk sebagai pengurus lapangan.

Sikap aparat penegak hukum pun menjadi sorotan. Saat dikonfirmasi melalui pesan singkat kepada Kanit Reskrim Polsek Keluang, Ipda Arsan, hingga berita ini diturunkan tidak ada tanggapan, meskipun pesan sudah terbaca sejak Minggu (3/8/2025).

Tidak adanya respons dari pihak kepolisian ini menambah daftar panjang tanda tanya mengenai penegakan hukum terhadap aktivitas sumur minyak yang berisiko tinggi terhadap keselamatan, lingkungan, dan ketertiban masyarakat.

Load More