3. Pindahkan 'Panggung' ke Tempat Aman
Jika tantrum terjadi di tempat umum, jangan ragu untuk menggendong anak Anda dan membawanya ke tempat yang lebih sepi, seperti mobil atau sudut yang tenang. Ini akan mengurangi rasa malu Anda dan memberikan anak ruang pribadi untuk melepaskan emosinya tanpa 'penonton'.
4. Beri Pilihan Terbatas (The Illusion of Control)
Anak kecil suka merasa punya kendali. Daripada memberi perintah, berikan dua pilihan yang keduanya bisa Anda terima.
Bukan: "Ayo pakai sepatumu sekarang!"
Coba: "Adik mau pakai sepatu yang merah atau yang biru?"
Ini memberikan mereka ilusi kendali dan seringkali bisa meredakan potensi anak ngamuk.
5. Alihkan Perhatian dengan Cerdas
Pengalihan perhatian bisa sangat efektif jika dilakukan dengan cepat dan kreatif. Tunjuk sesuatu yang menarik ("Lihat! Ada kucing lucu!"), ajukan pertanyaan tak terduga ("Eh, kaus kakimu bunyinya gimana ya?"), atau mulai bernyanyi lagu favoritnya. Tujuannya adalah memutus siklus emosi negatif.
6. Jangan 'Menyuap' dengan Hadiah
Baca Juga: Sumsel Sepekan: OTT Puluhan Kades & Anak Wali Kota Ditolak RS, Ini Rangkaian Kejadiannya
Memberikan permen atau mainan agar anak berhenti menangis mungkin berhasil dalam jangka pendek, tapi ini mengajarkan mereka bahwa tantrum adalah cara efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tahan godaan ini. Konsistensi adalah kunci.
7. Peluk Saat 'Badai' Mereda
Setelah emosi puncak mereda dan anak mulai tenang, tawarkan pelukan hangat. Ini adalah momen untuk rekoneksi. Katakan, "Bunda di sini. Bunda sayang sama kamu." Ini memperkuat ikatan Anda dan menunjukkan bahwa cinta Anda tidak bersyarat, bahkan setelah momen yang sulit sekalipun.
Menghadapi anak tantrum memang menguji kesabaran, tapi ini adalah bagian tak terpisahkan dari parenting. Setiap 'badai' yang berhasil Anda lewati bersama akan membuat fondasi hubungan Anda semakin kuat. Anda tidak sendirian dalam perjalanan ini.
Berita Terkait
-
Sumsel Sepekan: OTT Puluhan Kades & Anak Wali Kota Ditolak RS, Ini Rangkaian Kejadiannya
-
Cara Mengenali Tanda Anak Mengalami Learning Disorder Sejak Dini
-
10 Aplikasi Edukasi Terbaik untuk Anak SD, Belajar Jadi Seru dan Interaktif
-
Miris! Cuma 36 Persen Anak Usia Dini di Sumsel yang Sekolah, Ada Apa dengan PAUD?
-
Dokter Anak di Sumsel Kini Bisa Terima Laporan Kekerasan Anak, Ini Cara dan Perannya
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam: Saatnya Juara di Rumah!
-
Dua Kata Cristiano Ronaldo yang Bikin Joao Felix Hijrah ke Arab Saudi
-
Final Piala AFF U-23 2025, Timnas Indonesia vs Vietnam: Usir Hantu 38 Tahun
-
Ekonom Senior Kwik Kian Gie Meninggal Dunia
-
Pelatih Vietnam Akui Timnya Kelelahan Jelang Hadapi Timnas Indonesia U-23
Terkini
-
3 Mobil Bekas Stylish dan Fungsional yang Cocok Banget untuk Wanita Karir Aktif
-
Dulu Diremehkan, Sekarang Diburu: Ini Alasan Chevrolet Spin Bekas Jadi Incaran Baru
-
Doyan Lari & Naik Gunung? Ini 5 Jurus Wajib Biar Wajah Pria Tetap Kinclong, Bukan Gosong!
-
Beli Mobil Bekas: Lebih Untung Cash atau Kredit? Ini Jawaban yang Harus Anda Tahu
-
6 Fakta Mengejutkan Kasus Tragis Bocah 6 Tahun di OKI: Dipicu Kecanduan Konten Dewasa