Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Senin, 30 Juni 2025 | 20:15 WIB
aset perbankan di sumbagsel

SuaraSumsel.id - Di tengah dinamika ekonomi global dan nasional yang penuh tantangan, sektor jasa keuangan di wilayah Sumatera Bagian Selatan atau Sumbagsel menunjukkan resiliensi yang patut dicermati.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Selatan melaporkan bahwa kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di lima provinsi yang meliputi Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, Lampung, dan Bengkulu, hingga April 2025 tercatat tumbuh positif, stabil, dan terjaga.

Berdasarkan siaran pers sektor jasa keuangan di wilayah Sumbagsel, perbankan menjadi salah satu pilar utama yang mendorong stabilitas ini, dengan pertumbuhan aset yang impresif serta penyaluran kredit yang menopang berbagai sektor ekonomi.

Kepala OJK  Sumsel, Arifin Susanto dalam siaran pers mengungkapkan data terbaru per April 2025 yang memperlihatkan kinerja perbankan di wilayah ini mengalami pertumbuhan dengan total aset perbankan baik Bank Umum, BPR, dan BPRS melonjak 8,10 persen (year-on-year/yoy) atau mencapai Rp347,65 triliun.

Baca Juga: SEF 2025: Sumsel Produksi Padi Ke 5 Nasional, Tapi Indeks Ketahanan Pangan Terpuruk?

"Angka ini refleksi dari kepercayaan masyarakat dan ekspansi aktivitas usaha ekonomi," aku Arifin.

Tak hanya dari sisi aset, fungsi intermediasi perbankan juga menunjukkan performa yang makin solid.

Penyaluran kredit dan pembiayaan berdasarkan lokasi bank mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 8,86 persen (yoy), menembus angka fantastis Rp308,97 triliun.

Hampir setengah dari total kredit yang disalurkan yakni 43,07 persen berasal dari kredit konsumtif.

Angka ini bisa menjadi indikasi bahwa daya beli masyarakat masih tetap terjaga, meskipun ekonomi secara umum tengah melambat

Baca Juga: Mengejutkan! Angka Kesakitan Sumsel Naik Drastis, Tapi Laki-laki Lebih 'Kuat' dari Perempuan?

Diketahui mayoritas penyaluran kredit ini didominasi oleh porsi Kredit Konsumtif sebesar 43,07 persen.

"Indikasi adanya peningkatan daya beli masyarakat atau setidaknya optimisme konsumen di Sumbagsel masih tumbuh," ucapnya.

Sementara itu, kualitas kredit bermasalah atau biasa dikenal NPL Net secara keseluruhan masih terjaga dengan baik di level 0,99 persen, menunjukkan bahwa meskipun penyaluran kredit masif, bank-bank di Sumbagsel tetap mampu mengelola risiko dengan prudent.

Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), perbankan Sumbagsel juga mencatatkan pertumbuhan positif 7,11 persen (yoy), mencapai Rp274,51 triliun.

"Porsi dana Tabungan mendominasi sebesar 55,71 persen, menunjukkan preferensi masyarakat Sumbagsel untuk menyimpan dana dalam bentuk tabungan," ujar Arifin menjelaskan.

Sektor Unggulan dan Peran Vital UMKM

Load More