Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 01 Mei 2025 | 17:27 WIB
aksi di hari buruh may day di Palembang, Sumatera Selatan

SuaraSumsel.id - Ribuan buruh dari berbagai organisasi di Sumatera Selatan (Sumsel) memadati halaman gedung DPRD Provinsi Sumsel pada Kamis (1/5/2025) dalam aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day.

Mereka tergabung dalam aliansi Gerakan Pekerja/Buruh Untuk Keadilan (GEPBUK) Sumsel, membawa enam tuntutan besar yang mencerminkan keresahan mendalam atas ketimpangan dan pelanggaran hak-hak pekerja di provinsi ini.

Massa buruh mulai berkumpul sejak pagi di beberapa titik strategis di Palembang dan bergerak menuju kantor DPRD Provinsi Sumsel dengan mengenakan atribut organisasi masing-masing, membawa spanduk, dan menyuarakan yel-yel perjuangan.

“Hari ini kami turun bukan untuk euforia, tapi untuk menyuarakan hak-hak buruh yang terus terabaikan!” teriak salah satu orator di atas mobil komando yang terparkir tepat di depan pagar gedung DPRD.

Baca Juga: Puluhan Korban Tertipu Rekrutmen Fiktif PT KAI, Uang Lenyap Pekerjaan Tak Pernah Ada

Tuntutan Revisi Upah Minimum Sektoral Jadi Sorotan

Dari enam tuntutan utama yang disuarakan, revisi terhadap Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) menjadi sorotan utama.

Para buruh mendesak agar revisi UMSP dilakukan berdasarkan rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi Sumatera Selatan, bukan hanya mengikuti kebijakan nasional yang sering kali dianggap tidak relevan dengan kondisi riil pekerja di sektor tertentu.

“Upah yang layak adalah hak dasar. Jangan biarkan buruh terus hidup dalam kemiskinan yang dilegalkan,” ujar koordinator lapangan aksi, Fajar Andika, saat membacakan pernyataan sikap.

Dorongan Perda Ketenagakerjaan dan Penegakan Hukum

Baca Juga: Pelayanan RSUD Kayuagung Disorot: Infus Bikin Kaki Bayi Bengkak, Malah Dimarahi

Para demonstran juga menuntut adanya Peraturan Daerah (Perda) atau Peraturan Gubernur (Pergub) tentang ketenagakerjaan yang lebih berpihak kepada kesejahteraan pekerja, baik di sektor formal maupun informal.

Tak hanya soal regulasi baru, massa juga menyoroti lemahnya penegakan hukum terhadap pelanggaran hak normatif pekerja.

Sejumlah kasus yang dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja dinilai tidak ditindaklanjuti dengan serius, bahkan cenderung mandek.

Desakan Tegas Copot Pegawai Pengawas Tak Berfungsi

Salah satu poin tuntutan yang paling keras disuarakan adalah desakan agar dilakukan pencopotan atau pemecatan terhadap Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Disnakertrans Sumsel yang terbukti tidak menjalankan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) sesuai dengan hukum yang berlaku.

“Bila mereka tak mampu atau bahkan tutup mata atas pelanggaran yang terjadi, maka mereka bagian dari masalah itu sendiri. Pecat, copot! Jangan biarkan buruh jadi korban dua kali – dari pengusaha dan dari pengawas yang tak peduli,” tegas perwakilan buruh lainnya.

Demo hari buruh di Palembang, Sumatera Selatan

Aksi Damai, Tapi Sarat Pesan Kuat

Meski berlangsung dengan damai, aksi tersebut berlangsung penuh emosi dan determinasi. Massa silih berganti menyampaikan orasi, menyanyikan lagu perjuangan, serta membentangkan poster berisi sindiran terhadap lemahnya perlindungan buruh oleh negara.

Hingga sore hari, perwakilan buruh berhasil melakukan audiensi dengan anggota DPRD Sumsel untuk menyampaikan secara langsung seluruh tuntutan.

“Kami berharap bukan hanya didengar, tapi juga ditindaklanjuti. Perjuangan kami hari ini adalah tentang keadilan yang tertunda,” kata perwakilan GEPBUK saat keluar dari ruang pertemuan.

Catatan May Day 2025: Peringatan untuk Pemerintah Daerah

Aksi ini menegaskan bahwa peringatan May Day di Sumatera Selatan bukan sekadar seremoni tahunan. Ini adalah momentum konsolidasi gerakan buruh yang menuntut keberpihakan nyata dari pemerintah daerah terhadap pekerja—dari soal upah, perlindungan hukum, hingga keadilan sosial.

Sebagai catatan penting, GEPBUK menyatakan akan terus memantau dan menindaklanjuti seluruh proses yang berkaitan dengan tuntutan mereka. Jika tak ada perubahan signifikan dalam waktu dekat, aksi lanjutan bukan tidak mungkin digelar dengan skala yang lebih besar.

Load More