SuaraSumsel.id - Suasana Aula Kantor Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, pada Selasa, 22 April 2025, dipenuhi semangat belajar dari para guru sekolah dasar yang mengikuti pelatihan penggunaan pendamping buku ajar tentang gajah sumatra.
Diselenggarakan oleh Belantara Foundation, kegiatan ini menyasar guru-guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) untuk memperkaya wawasan mereka tentang salah satu satwa langka Indonesia, gajah sumatra, beserta ekosistem tempat hidupnya.
Tidak hanya fokus pada peningkatan pengetahuan, pelatihan ini juga memberikan pendekatan praktis dalam mengajarkan topik konservasi kepada siswa SD kelas IV hingga VI melalui buku ajar yang dirancang khusus.
Menariknya, buku ini lahir dari aspirasi para guru sendiri, yang pada tahun 2022 menyuarakan kebutuhan akan bahan ajar tematik tentang gajah saat Belantara Foundation mengadakan edukasi lingkungan di lima desa di Air Sugihan.
Baca Juga: Produk Jelly dan Marshmallow Halal Terindikasi Babi Ditemukan di Palembang
Kini, aspirasi tersebut diwujudkan dalam bentuk pelatihan nyata, menandai kolaborasi penting antara dunia pendidikan dan pelestarian alam.
Setiap sekolah mendapatkan masing-masing 30-45 eksemplar buku sehingga total kurang lebih 170 eksemplar buku yang diberikan Belantara Foundation, sebagai buku inventaris setiap sekolah.
Buku-buku ini akan digunakan dalam pembelajaran di setiap sekolah, dan akan disimpan di ruang perpustakaan masing-masing sekolah setiap selesai kegiatan belajar mengajar.
Belantara juga memberikan buku tersebut kepada Camat Air Sugihan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, Perwakilan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, Kapolsek Air Sugihan, Ketua Forum Desa Kecamatan Air Sugihan, serta para perwakilan perusahaan pemegang konsesi kehutanan di Lanskap Padang Sugihan.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna saat memberikan sambutan pada acara penyerahan buku mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu fokus utama dari program Living in Harmony (Kita Bisa Hidup Berdampingan), yaitu memberikan penguatan penyadartahuan dan edukasi kepada anak-anak usia dini mengenai pelestarian gajah beserta habitatnya.
Baca Juga: Belanja Hemat dan Praktis, Bundling LPG dan Aqua Galon dari Klik Indomaret
Dengan memberikan pengetahuan yang mendalam kepada anak-anak sejak duduk di bangku sekolah dasar, harapannya kita akan memiliki generasi masa depan yang lebih ramah konservasi, tangguh dalam menghadapi tantangan yang jauh lebih besar, serta dapat mengedepankan prinsip-prinsip berkelanjutan sesuai dengan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs.
Living in Harmony adalah sebuah program kolaboratif yang diinisiasi oleh Belantara Foundation, yang bertujuan untuk mendorong hidup berdampingan atau koeksistensi, serta terwujudnya harmonisasi antara manusia dengan gajah liar yang hidup pada sebuah ekosistem yang sama di Lanskap Padang Sugihan, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan. Program ini telah berjalan sejak tahun 2022.
Dalam implementasi kegiatan yang sudah berjalan sekitar 3 tahun ini, Belantara Foundation mendapat pendanaan dari Keidanren Nature Conservation Fund (KNCF) Jepang serta bermitra dengan Perkumpulan Jejaring Hutan dan Satwa (PJHS), Rumah Sriksetra, Prodi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan, serta didukung oleh para pemangku kepentingan seperti BKSDA Sumatera Selatan, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, perusahaan pemegang konsesi kehutanan, Pemerintah Kecamatan Air Sugihan, dan Pemerintah Desa Suka Mulya, Desa Jadi Mulya, Desa Srijaya Baru, Desa Banyu Biru, dan Pemerintah Desa Simpang Heran.
Dolly menambahkan buku berjudul Mengenal Gajah Sumatra ini ditulis sebagai upaya untuk mengajak anak-anak sejak usia dini, yang masih duduk di bangku sekolah tingkat dasar, untuk lebih mengenal gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) dan habitatnya.
Dengan cara yang informatif dan mudah dipahami, buku ini membahas karakteristik, habitat, perilaku, sejarah, serta peran penting gajah sumatra di alam, terutama di Lanskap Padang Sugihan, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan.
Buku ini dirancang untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, yang dikemas sebagai “Buku Pendamping Teks Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Berbasis Lingkungan”, yang diperuntukkan bagi siswa Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.
Bukan hanya memberikan wawasan, tetapi buku ini juga mengajak para siswa untuk mengembangkan pengetahuannya tentang gajah sumatra melalui lembar-lembar aktivitas, yang dapat digunakan sebagai alat ukur pemahaman siswa selama kegiatan belajar.
"Untuk mengajak para siswa melihat kehidupan nyata gajah sumatra di alam, buku ini juga diperkaya dengan galeri potret kehidupan gajah sumatra saat ini. Buku ini sangat cocok bagi para pelajar sekolah tingkat dasar dan masyarakat umum yang ingin mengenal lebih dalam tentang kehidupan gajah di Pulau Sumatra”, ujar Dolly, yang juga pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.
Plh. Kepala Seksi KSDAE dan Perubahan Iklim, Dinas Kehutanan Sumatera Selatan, Silvan A. Rahmana, S.Hut., M.Si., mengatakan bahwa pendidikan terkait satwa, tumbuhan, dan lingkungan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dan nilai-nilai lokal.
Pentingnya pendidikan kepada anak-anak sejak duduk di sekolah dasar, diharapkan dapat mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal yang berkembang di masyarakat, sejalan dengan berbagai payung hukum seperti peraturan daerah atau peraturan gubernur tentang pengembangan buku pengayaan pengetahuan.
Oleh karena itu, pengenalan gajah sumatra beserta habitatnya melalui buku pengayaan berbasis lingkungan merupakan salah satu bagian penting dari upaya mempertahankan kearifan lokal, yang sekaligus mempersiapkan generasi muda agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan konservasi, khususnya gajah sumatra dan habitat alaminya.
“Buku ini diharapkan dapat membekali siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) terutama yang berada di kelas IV, V, dan VI tentang pentingnya menjaga gajah sumatra dan habitatnya, terutama yang hidup di sekitar mereka. Hal ini merupakan salah satu langkah penting dalam upaya penguatan penyadartahuan dan edukasi tentang gajah sumatra pada anak-anak sejak usia dini”, ujar Silvan menegaskan.
Camat Air Sugihan Ardhiles Siahaan mengatakan pihaknya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan sangat mengapresiasi upaya-upaya yang dilakukan oleh Belantara Foundation bersama mitranya dalam mewujudkan masyarakat dengan gajah liar hidup berdampingan secara harmonis, salah satunya dengan mengadakan pelatihan penggunaan pendamping buku ajar tentang gajah sumatra bagi guru-guru SD di Kabupaten OKI.
“Kami sangat berharap, para guru SD yang mengikuti pelatihan ini dapat menjadi agen penyebarluasan informasi dan memberikan pemahaman bagi siswa di sekolah masing-masing tentang gajah sumatra beserta habitatnya khususnya yang ada di wilayah Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI”, imbuh Ardhiles.
Sementara itu, Kepala SD Negeri 1 Desa Srijaya Baru, Cak Mudilah, S.Pd., saat mengikuti kegiatan ini mengatakan pihaknya menyambut baik dan sangat berterima kasih atas program dari Belantara Foundation bersama para mitranya yang akan menambah literasi dan pengetahuan siswa tentang gajah sumatra dan habitatnya terutama yang ada di sekitar mereka.
“Buku berjudul Mengenal Gajah Sumatra ini dikemas dengan berbagai ilustrasi menarik dan dilengkapi dengan lembar aktivitas siswa berupa ayo diskusi, ayo membaca, ayo bercerita, ayo menulis, dan ayo latihan, yang diharapkan dapat memudahkan siswa dalam mengingat pembelajaran, serta memudahkan para guru mengukur pemahaman siswa selama kegiatan belajar. Harapannya, akan tumbuh rasa cinta dan sayang terhadap gajah sumatra, sehingga akhirnya gajah sumatra dapat diterima sebagai bagian dari kehidupan mereka dalam sebuah ekosistem yang harmonis dan berkelanjutan”, ucap Cak Mudilah menjelaskan.
Berita Terkait
-
Produk Jelly dan Marshmallow Halal Terindikasi Babi Ditemukan di Palembang
-
Belanja Hemat dan Praktis, Bundling LPG dan Aqua Galon dari Klik Indomaret
-
Gegerkan Jamaah, 5 Fakta Penemuan Mayat Perempuan di Masjid Agung Palembang
-
Potret Daerah-Daerah Kunci di Sumatera Selatan: Mana yang Paling Tertinggal?
-
Breaking News! Ibu Kades Tewas Ditembak Anak Hanya Gara-Gara Utang Rp 3 Juta
Tag
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 7 Rekomendasi Mobil Jepang Bekas Tahun Muda Mulai Rp60 Jutaan, Cocok Dipakai Harian
- 5 Rekomendasi Mobil Sedan Bekas di Bawah Rp50 Juta, Performa Masih Tangguh
- 5 Rekomendasi Motor Cruiser Murah Terbaik Mirip Harley-Davidson, Harga Mulai Rp30 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Harga Rp50 Jutaan: Bodi Terawat, Performa Oke
Pilihan
-
5 City Car Bekas Tangguh untuk Wanita, Bensin Irit dan Harga Mulai Rp 30 Juta!
-
5 Mobil Bekas Murah untuk Keluarga Muda Harga 70 Jutaan: Tangguh, Irit dan Bertenaga
-
Aib Timnas Indonesia di Osaka, Titah Erick Thohir: Evaluasi Patrick Kluivert!
-
Daftar 13 Negara yang Lolos ke Piala Dunia 2026: Masih Ada Tempat Buat Timnas Indonesia
-
Shin Tae-yong Masuk Rumah Sakit, Sempat Komentari Timnas Indonesia vs Jepang
Terkini
-
Cara Buka Rekening BRI untuk BSU Ketenagakerjaan 2025
-
5 Jenis Obat yang Tidak Boleh Dicampur Saat Ngopi
-
5 Mobil Bekas Terbaik di Bawah Rp70 Juta, Pilihan Hemat dan Berkualitas
-
HP Bekas untuk Gaming, 7 Pilihan Murah Dengan Harga Rp2 Jutaan
-
2 Link Resmi DANA Kaget Sore Ini, Klaim Saldo Gratis hingga Rp 613.000