SuaraSumsel.id - Di siang yang perlahan beranjak menuju sore, dalam suasana yang tenang namun menyimpan getar-getar halus di penghujung pekan ini, ruangan di Hotel Amaris Palembang mendadak berubah menjadi ruang penuh resonansi batin.
Seolah menjadi saksi diam atas perjalanan seorang Aina Rumiyati Aziz.
Sosok yang tidak hanya dikenal sebagai penulis, tetapi juga jurnalis, pengacara, dan perenung kata yang mempersembahkan karyanya yang terbaru, sebuah buku puisi berjudul Pulang.
Sebuah judul yang tampak sederhana, namun menyimpan kedalaman makna yang menghunjam.
Pulang bukan hanya kata kerja yang menunjukkan arah atau tujuan dari sebuah perjalanan, bukan sekadar kembali ke rumah setelah bepergian.
Lebih dari itu, Pulang dalam puisi-puisi Aina menjadi peristiwa batin yang sunyi, gerak spiritual yang senyap namun sarat makna dan upaya menjangkau kembali sesuatu yang mula-mula .
Sebuah pengembaraan dalam kata-kata yang tidak ditulis untuk menjelaskan, melainkan untuk menemani pembaca menelusuri jalan pulang mereka sendiri.
Pulang menjadi lebih dari sekadar perjalanan, ia menjelma makna sebagai peristiwa batin yang dalam, gerak spiritual yang perlahan namun pasti, dan upaya menjangkau kembali sesuatu.
Aina menggambarkan bahwa pulang bukan hanya kembali ke tempat, tetapi kembali kepada rasa, kepada asal, kepada sesuatu yang pernah hangat dan utuh.
Baca Juga: UMKM Palembang Naik Kelas, Kini Produknya Jadi Suvenir Penerbangan Garuda
Dan pada akhirnya, yang paling purna, pulang adalah menuju kepada Sang Pencipta, kepada Tuhan. Maka Pulang bukan sekadar kumpulan puisi, tetapi peta sunyi bagi siapa pun yang membacanya.
Aina menulisnya bukan semata sebagai rentetan diksi yang indah dan teratur dalam bait-bait puisi, melainkan sebagai pengakuan panjang yang intim tentang kehidupan, perjalanan batin, pengalaman spiritual dan bisa jadi sebuah kerinduan.
Dalam bincang buku Pulang yang berlangsung hangat namun sarat makna, hadir para akademisi, sastrawan, kalangan advokat, mahasiswa, hingga para pencinta puisi dari berbagai latar.
Diskusi pun berkembang dalam suasana reflektif, membicarakan bukan hanya isi puisi, tapi juga latar batin sang penulis yang jujur dalam mengolah kata.
Dalam kesempatan itu, Aina Rumiyati Aziz berbagi kisah tentang proses kreatifnya yang justru muncul dari ruang yang tidak mudah—yakni ketika ia berada dalam kondisi sakit, di tengah keterbatasan fisik yang kerap kali membuat hari-harinya sepi dan hening.
Namun dari kesunyian itulah lahir kekuatan: puisi demi puisi dituliskannya bukan sebagai bentuk pelarian, tapi sebagai bentuk penyembuhan.
Berita Terkait
-
UMKM Palembang Naik Kelas, Kini Produknya Jadi Suvenir Penerbangan Garuda
-
Usai Fitrianti Ditahan, Harnojoyo Diperiksa Kejaksaan: Dugaan Korupsi Apa?
-
Lepas Kemeriahan Lebaran, Emas Digadai Warga Palembang untuk Sekolah Anak
-
Harga Emas Tinggi Dorong Warga Palembang Ramai Gadai untuk Biaya Sekolah
-
Rp10 Juta Sesuku, Harga Emas Perhiasan Palembang Cetak Rekor Usai Lebaran
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Vario! 5 Rekomendasi Motor Gagah Harganya Jauh Lebih Murah, Tenaganya Bikin Ketagihan
- Pemain Keturunan Rp52,14 Miliar Follow Timnas Indonesia: Saya Sudah Bicara dengan Pelatih Kepala
- Sedan Bekas Tahun Muda Mulai Rp 70 Juta, Ini 5 Pilihan Irit dan Nyaman untuk Harian
- Pemain Keturunan Palembang Salip Mauro Zijlstra Gabung Timnas Indonesia, Belum Punya Paspor RI
Pilihan
-
3 Kuliner Khas Riau yang Cocok Jadi Tren Kekinian, Bisa untuk Ide Bisnis!
-
Ole Romeny Jalani Operasi, Gelandang Arema FC Pilih Tutup Komentar di Instagram
-
Pengusaha Lokal Bisa Gigit Jari, Barang Impor AS Bakal Banjiri Pasar RI
-
BREAKING NEWS! Satoru Mochizuki Dikabarkan Dipecat dari Timnas Putri Indonesia
-
Tarif Trump 19 Persen Bikin Emiten Udang Kaesang Makin Merana
Terkini
-
7 Rekomendasi Sepatu Adidas Harga di Bawah Rp2 Juta, Cocok Buat Jalan-jalan sekaligus ke Kantor
-
7 Rekomendasi Sepatu New Balance untuk Jalan-Jalan dan Rapat dengan Klien
-
Pemula Wajib Tahu! Ini 8 Cara Adaptasi Skin Cycling Tanpa Bikin Kulit Iritasi
-
Eks Kadisnakertrans Sumsel Divonis 5 Tahun Penjara, Diminta Kembalikan Uang Rp1,3 Miliar
-
Sultan Muda Digination 2025: OJK Buka Peluang Emas Buat Anak Muda Jadi Sultan di Era Digital