Menulis, bagi Aina, menjadi terapi yang produktif, bahkan sangat produktif.
Meski ini adalah pengalaman perdananya menerbitkan buku sastra puisi, namun Pulang berhasil menghimpun 121 puisi—sebuah jumlah yang tak hanya menunjukkan produktivitas, tetapi juga kedalaman dan kejujuran seorang penyair yang tengah mencari, merekam, dan akhirnya menemukan jalan pulangnya melalui kata-kata.
“Situasi paling mendalam terjadi saat saya berada dalam perjalanan di Gunung Dieng. Dalam kondisi sakit yang membuat saya nyaris tak bisa bangkit dari pembaringan. Benar-benar sakit hingga rasanya seluruh tubuh kehilangan daya. Tapi saya berusaha sekuat mungkin, dan alhamdulillah, saya berhasil sholat. Dari titik itulah, seakan ada aliran kekuatan yang luar biasa mengisi diri saya. Sejak itu, kata-kata mengalir tanpa henti, berubah menjadi puisi demi puisi,” ungkapnya menggambarkan momen transendental yang menjadi awal kelahiran Pulang.
Pulang, buku yang memuat 121 puisi karya Aina Rumiyati Aziz, hadir sebagai semesta kecil yang sarat makna dan warna.
Tiap puisinya dirangkai dengan ragam gaya yang memikat—ada yang mengalir lembut bak doa, ada pula yang tajam menyentuh sisi terdalam batin.
Pendekatan yang digunakan Aina cenderung metaforis, penuh penyimbolan yang tidak sekadar menghias, melainkan menggiring pembaca memasuki ruang-ruang tafsir yang luas dan personal.
Tak heran jika penyair senior Sumatera Selatan, Anwar Putra Bayu, menyebut karya Aina sebagai sebuah kejutan yang menyenangkan—sebuah karya yang hadir dengan kekuatan puisi yang tak bisa dianggap biasa.
Baginya, Pulang bukan hanya buku puisi, melainkan ruang perenungan. Pulang, akan menjadikan ragam pengartian dari para pembacanya.
"Karena sejatinya, setiap orang punya cerita pulangnya sendiri—dan buku ini menjadi cermin yang dengan halus menggambarkan wajah-wajah perjalanan itu. Makna ‘pulang’ di tangan Aina bukan sekadar kembali, namun setelah dibaca makna pulang bisa menjadi beragam dari penafsiran para pembacanya,” kata Bang Anwar-panggilan akrab Anwar Putra Bayu.
Baca Juga: UMKM Palembang Naik Kelas, Kini Produknya Jadi Suvenir Penerbangan Garuda
“Pulang juga bisa sebagai pendekatan ekspresif di sana, dan puisi ini adalah jendela menuju pengungkapan dalam menghadapi semesta.” sambungnya.
"Pulang juga bisa sebagai kerinduan. Sayang buku Aina tidak mencantumkan kapan urutan waktu menulisnya, periode hari demi hari dan bisa menuntun kita (pembaca) dalam relasi saling hubungannya," ucapnya.
Anwar yang sudah lama berkecimpung dalam ranah sastra Indonesia mengatakan “Diskusi buku puisi “Pulang” kemarin di Hotel Amaris selain ajang diskusi adalah forum silahturahmi para penulis, penyair, jurnalis, seniman, akademis, advokat dan aktivis Reformasi 98 di Sumsel.
"Teman-teman kembali pulang dengan kerinduannya," ujarnya.
Guru Besar Sastra dan Bahasa FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri), Prof. Nurhayati narasumber bincang buku puisi Pulang memberikan pandangan akademiknya yang menggugah.
Ia menyinggung pentingnya pendekatan struktural dalam membaca puisi yakni memahami teks sebagai satu kesatuan yang utuh dalam bentuk, diksi, dan kohesi makna.
Berita Terkait
-
UMKM Palembang Naik Kelas, Kini Produknya Jadi Suvenir Penerbangan Garuda
-
Usai Fitrianti Ditahan, Harnojoyo Diperiksa Kejaksaan: Dugaan Korupsi Apa?
-
Lepas Kemeriahan Lebaran, Emas Digadai Warga Palembang untuk Sekolah Anak
-
Harga Emas Tinggi Dorong Warga Palembang Ramai Gadai untuk Biaya Sekolah
-
Rp10 Juta Sesuku, Harga Emas Perhiasan Palembang Cetak Rekor Usai Lebaran
Terpopuler
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
- Belum 1 Detik Calvin Verdonk Main, Lille Mendadak Berubah Jadi Klub Pembantai di Liga Prancis
- Astrid Kuya Bela Uya Kuya: Semua Isi Rumah Dimiliki Sejak Sebelum Jadi DPR
- Garasi Mobil Rahasia Ditemukan Massa, 8 Mobil Mewah Ahmad Sahroni Hancur Kena Amuk
Pilihan
-
Heboh 'Ojol Taruna' Temui Gibran, GoTo Bongkar Identitas Aslinya
-
Sri Mulyani Bebaskan PPN untuk Pembelian Kuda Kavaleri, Termasuk Sikat Kuku dan Kantong Kotorannya
-
Diplomat Indonesia Tewas Ditembak di Peru! Ini Profil dan Jejak Karier Zetro Leonardo Purba
-
Polemik Gas Air Mata di UNISBA dan UNPAS Bandung, Rektor dan Polisi Beri Klarifikasi
-
Polemik Penangkapan Direktur Lokataru Delpedro Marhaen, Aktivis Nilai Bentuk Kriminalisasi
Terkini
-
Disdik Palembang Perpanjang Belajar Daring hingga 2 September, Besok Siswa Kembali ke Sekolah
-
Modal Awal Rp0, Kini Pecel Ndoweh Jadi Kuliner Andalan di Kota Batu
-
Buruan! Link DANA Kaget Gratis Hari Ini, Siapa Cepat Bisa Dapat Rp500 Ribu
-
Dari Padang ke Singapura, Berikut Kisa Inspiratif Dhanny, Corporate Secretary Baru BRI
-
5 Hal Penting dari Demo Mahasiswa di Palembang: Ribuan Massa, Penyusup Bersenjata, hingga Tersangka