Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 10 April 2025 | 12:58 WIB
Harga emas perhiasan di Palembang cetak rekor tertinggi usai lebaran

SuaraSumsel.id - Harga emas perhiasan di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) terus merangkak naik usai perayaan Lebaran Idul Fitri 1446 H, bahkan berhasil menembus angka fantastis Rp10 juta per suku (6,7 gram) pada 10 April 2025.

Fenomena ini menjadi perhatian tersendiri, sebab lonjakan tersebut terjadi di tengah tren harga emas logam mulia yang justru cenderung stabil, bahkan menunjukkan sedikit penurunan.

Berdasarkan pantauan di lapangan, terutama di Toko Emas Laris yang terletak di Jalan Rustam Efendi, kawasan 17 Ilir, Kecamatan Ilir Timur 1, harga cincin emas perhiasan kini dipatok senilai Rp10 juta per suku, sementara kalung dan gelang dijual sedikit lebih rendah, yakni Rp9.950.000 per suku.

Kenaikan tajam ini diyakini dipengaruhi oleh lonjakan permintaan usai Lebaran, ketika banyak masyarakat mencari perhiasan emas baik untuk dikenakan saat silaturahmi maupun sebagai bentuk investasi tradisional.

Baca Juga: Update Harga Emas Pegadaian Kamis: Semua Jenis Kompak Meroket

Di sisi lain, harga emas perhiasan memang memiliki dinamika tersendiri yang berbeda dengan logam mulia, karena dipengaruhi pula oleh biaya pembuatan, model, dan tren pasar.

Tak heran jika emas perhiasan di pasaran justru terus melonjak meski harga logam mulia belum tentu mengikuti arah yang sama.

Fenomena ini semakin mengukuhkan emas perhiasan sebagai salah satu pilihan favorit masyarakat Palembang, baik sebagai simbol status sosial maupun bentuk simpanan bernilai tinggi yang dapat diwariskan lintas generasi.

Melansir sumselupdate.com-jaringan Suara.com, Pemilik Toko Emas Golden Mulia, Jasmine mengatakan, harga emas hari ini tertinggi sepanjang masa karena sentuh Rp10 juta sesuku atau naik Rp50.000 dari hari sebelumnya.

“Harga emas naik sebanyak Rp50.000, jadi kami jual hari ini Rp10 juta sesuku, pembeli masih seperti biasa, emas tetap diminati walaupun harganya naik,” katanya.

Baca Juga: Sederet BUMD Pemprov Sumsel Dilaporkan 'Tidak Sehat', Ini Daftarnya

Kenaikan harga emas perhiasan di Palembang yang terus berkilau pasca-Lebaran ternyata sejalan dengan meningkatnya animo masyarakat untuk melakukan gadai emas di Pegadaian.

Fenomena ini mencerminkan dua sisi kebutuhan masyarakat yang saling bertautan.

Di satu sisi, emas tetap menjadi aset yang diminati karena nilainya yang stabil bahkan terus menanjak, sementara di sisi lain, tekanan kebutuhan finansial mendorong warga untuk menjadikan emas sebagai solusi instan dalam mendapatkan dana tunai.

Update harga emas pegadaian kamis: semua jenis kompak meroket

Menurut Pemimpin Wilayah Pegadaian Kanwil III, Novryandi, terjadi lonjakan aktivitas gadai emas sebesar 2 hingga 3 persen setiap harinya sejak berakhirnya Idul Fitri.

Ia mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat yang datang ke Pegadaian membawa emas perhiasan untuk digadaikan, dengan alasan utama kebutuhan biaya pendidikan anak, disusul kebutuhan sehari-hari lainnya.

Lonjakan ini bukan hanya mencerminkan situasi ekonomi masyarakat pasca-Lebaran, tetapi juga memperlihatkan bagaimana emas tetap menjadi andalan dalam menghadapi berbagai kondisi keuangan, baik sebagai bentuk simpanan jangka panjang maupun sebagai alat bantu likuiditas yang mudah dan cepat diakses.

Geliat ini mempertegas posisi Pegadaian sebagai lembaga keuangan yang dekat dengan masyarakat, serta menyoroti betapa kuatnya peran emas perhiasan sebagai penyangga ekonomi keluarga di tengah situasi yang serba dinamis.

“Tapi masih banyak juga yang menebus (barang gadai), karena masih ada THR lebih setelah lebaran,” katanya.

Sementara kata Kepala Badan Statistik (BPS) Palembang Edi Subeno, meski harga emas terus naik, namun emas masih jadi alat investasi paling aman. Karena jelasnya, menyimpan emas sebagai aset merupakan alat transaksi paling mudah.

“Emas berapa tahun disimpan, nilainya mengikuti inflasi, kemudian emas mudah untuk dijual. Sistem investasi emas, dijual cepat laku ketimbang tanah, ataupun aset lainnya seperti bangunan,” ujarnya menjelaskan.

Load More