Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 03 April 2025 | 22:21 WIB
Ilustrasi speedboat terbalik di Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

SuaraSumsel.id - Kabupaten Ogan Ilir kembali dikejutkan dengan insiden kecelakaan speedboat wisata yang terjadi di perairan Desa Lubuk Sakti, Kecamatan Indralaya, pada Selasa (1/4/2025) petang.

Kecelakaan ini menjadi yang kedua dalam dua hari berturut-turut, setelah sebelumnya pada Senin (31/3/2025), sebuah kejadian serupa terjadi di Desa Tebing Gerinting, Kecamatan Indralaya Selatan.

Meskipun beruntung tidak ada korban jiwa dalam kedua insiden tersebut, peristiwa ini tetap memicu kekhawatiran yang mendalam terkait keselamatan para wisatawan yang menikmati pesona alam kawasan tersebut.

Warga dan pengunjung setempat semakin cemas terhadap minimnya pengawasan dan keselamatan di sektor wisata air, yang terbilang cukup populer di daerah tersebut.

Baca Juga: Baru Kenal, Pemuda 19 Tahun Tega Cabuli Siswi SD di Hotel Melati Palembang

Kecelakaan ini terjadi ketika speedboat bermanuver dengan kecepatan tinggi, hingga akhirnya tersangkut di rerumputan air dan terbalik.

Beruntung, seluruh penumpang berhasil dievakuasi tanpa ada korban jiwa.

Namun, insiden ini kembali menjadi sorotan tajam terhadap praktik operasional speedboat wisata yang sering mengabaikan faktor keselamatan demi sensasi.

Kapolsek Indralaya, AKP Junardi kepada Suara.com, Kamis (3/4/2025) mengungkapkan bahwa pengelola speedboat kerap bermain kucing-kucingan dengan aparat. Saat ada petugas yang berjaga, para pengemudi beroperasi dengan tertib, tetapi ketika pengawasan berkurang, mereka kembali melakukan manuver berbahaya demi memuaskan wisatawan.

"Saat petugas datang, semua tertib, namun saat ditinggal, mulai manuver lagi saat mengoperasikan speedboat," ujar AKP Junardi.

Baca Juga: Ritel Hingga Perkebunan, Puluhan Perusahaan di Sumsel Tak Cairkan THR

Situasi ini memunculkan keprihatinan mendalam, mengingat keselamatan seharusnya menjadi prioritas utama dalam wisata air. Jika praktik sembrono ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin kecelakaan yang lebih fatal bisa terjadi di kemudian hari.

Fenomena unik di kalangan pengemudi speedboat wisata kembali mencuat setelah insiden kecelakaan di perairan Desa Lubuk Sakti. Kapolsek Indralaya, AKP Junardi, mengungkapkan adanya istilah yang cukup mencengangkan di antara mereka, yaitu "jika tidak basah maka tak perlu bayar."

Ungkapan ini menggambarkan bagaimana para pengemudi speedboat sengaja melakukan manuver ekstrem agar penumpang terciprat air, menjadikannya bagian dari daya tarik wisata.

Praktik ini dianggap sebagai hiburan yang justru membahayakan keselamatan, karena sering kali dilakukan tanpa memperhitungkan kondisi perairan dan keseimbangan perahu.

“Karena manuver itulah, penumpang speedboat sampai basah kecipratan air. Jadi kalau tidak basah, tidak usah bayar. Ini hiburan yang membahayakan keselamatan,” tegas AKP Junardi.

Pernyataan ini semakin menyoroti lemahnya pengawasan terhadap operasional speedboat wisata di kawasan tersebut.

Load More