Area Manager Communication, Relations & CSR RU III, Siti Rachmi Indahsari mengungkapkan, Kilang Pertamina Plaju terpanggil untuk hadir sebagai solusi perikanan di Kabupaten Banyuasin.
Kilang Sungai Gerong, yang dibangun pada 1926, kini termasuk dalam wilayah Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin.
Pertamina, memiliki visi keberlanjutan jangka panjang, yang tidak hanya fokus pada laju bisnis, namun juga merangkul komunitas lokal untuk sama-sama maju.
"Kilang Pertamina Plaju dengan demikian, secara jangka panjang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para pembudidaya ikan lokal, sekaligus mendukung budidaya yang lebih berkelanjutan," kata Rachmi.
Pokdakan Barokah didirikan sejak tahun 2018, dan didorong sejak 2022 melalui Program Belida Musi Lestari.
Pokdakan ini cuma berfokus pada budidaya lele, dan beranggotakan 10 orang.
Pada 2024, Kilang Pertamina Plaju turut mendorong didirikannya Pokdakan Tunas Makmur beranggotakan 12 orang. Aktivitas dua Pokdakan ini berkontribusi pada pemenuhan permintaan patin di Sumatera Selatan.
Sukamto, Ketua Pokdakan Barokah, telah memanen 25 kg ikan patin dari kolam tanahnya, dan dijual dengan harga Rp18.000/kg pada 3 September 2024 lalu,
Sementara sepekan sebelumnya (27/8/2024), Pokdakan Tunas Makmur Desa Sungai Gerong memanen 80 kg patin dengan harga yang sama.
Baca Juga: Memorabilia Uang Rupiah Pecahan Rp10.000 Tahun Emisi 2005 Diresmikan di Sumsel
Mitigasi Kepunahan Biodiversitas Ikan Lokal
Program TJSL Belida Musi Lestari, Kilang Pertamina Plaju fokus pada isu biodiversitas (keanekaragaman hayati) perikanan khas Sumsel, seperti Belida (Chitala Lopis & Notopterus notopterus) yang kini terancam punah.
Bersama Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN), Pertamina telah mengkonservasi sebanyak 273 ikan Belida.
Selain itu, untuk memitigasi dan mencegah ikan-ikan lokal Sumsel lain agar tak mengalami ancaman kepunahan seperti Belida, dilakukanlah budidaya dalam kawasan perikanan terintegrasi seperti yang saat ini dilakukan Pokdakan Barokah dan Tunas Makmur di Sungai Gerong. Dua
Pokdakan ini turut pula menjadi ekosistem pendukung konservasi dengan menyediakan pakan hidup untuk konservasi ikan Belida.
Masyarakat pun punya kesempatan belajar lebih dahulu secara berkala soal konservasi Belida jika nanti sudah siap dilepas ke masyarakat.
Berita Terkait
-
Memorabilia Uang Rupiah Pecahan Rp10.000 Tahun Emisi 2005 Diresmikan di Sumsel
-
Uang Rp3,4 Juta Berhamburan di Jalan, Kisah Jujur Pengemudi Mobil Bikin Haru
-
Harga Cabai Merah, Telur Ayam dan Bensin Turun, Sumsel Alami Deflasi
-
Paslon Herman Deru-Cik Ujang Lapor Dana Kampanye Terbesar di Pilgub Sumsel
-
Bank Indonesia Tegaskan Uang Rp10000 Tahun 2005 Masih Berlaku
Terpopuler
- Shin Tae-yong: Jay Idzes Menolak
- Innalillahi, Komedian Mpok Alpa Meninggal Dunia
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Dulu Dihujat karena Biaya Persalinan Dibantu Raffi Ahmad, Rupanya Mpok Alpa Punya Cerita Memilukan
- Anak Muda Merapat! Ini 4 Mobil Bekas Keren Rp30 Jutaan yang Siap Diajak Keliling Pulau Jawa
Pilihan
-
Debit Manis Shayne Pattynama, Buriram United Menang di Kandang Lamphun Warrior
-
PSIM Yogyakarta Nyaris Kalah, Jean-Paul van Gastel Ungkap Boroknya
-
Cerita Awal Alexander Isak, Zlatan Baru yang Terasingkan di Newcastle United
-
Di Balik Gemerlap Kemerdekaan: Veteran Ini Ungkap Realita Pahit Kehidupan Pejuang yang Terlupakan
-
Daftar 5 HP Android Punya Kamera Setara iPhone, Harga Jauh Lebih Murah
Terkini
-
OJK Berbagi 2025: Kecerdasan Buatan Jadi Bekal Penting Pemimpin Muda Sumsel
-
Dul Muluk hingga Film Dokumenter Warnai Festival Perahu Bidar 2025 di BKB Palembang
-
Consumer Expo 2025 BRI di Bandung, Solusi Hunian dengan KPR Bunga Rendah 2,40%
-
Deretan Peserta Lomba Perahu Bidar Tradisional 2025, Siapa yang Jadi Jawara di Sungai Musi?
-
Serunya Pekan QRIS Nasional 2025, Palembang Makin Go Digital