SuaraSumsel.id - Dinas Kebudayaan Kora Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) aktif mengikuti kongres Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) VI tahun 2024. Keikutsertaan ini menjadi upaya serius mengembangkan kebudayaan Kota Palembang.
Kepala Dinas kebudayaan kota Palembang Ir.H.M Affan Prapanca MT IPM didampingi Kabid SDM kebudayaan Kms H Abdullah Fadli mengatakan pihaknya berperan aktif mengikuti kongres JKPI yang dampak positif, masukan guna menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pemajuan dan pengembangan kebudayaan untuk Kota Palembang
"Ini juga bentuk komitmen Pemkot Palembang dalam mengembangkan dan melestarikan budaya dengan berperan aktif dalam keanggotaan JKPI. Banyak hal positif dari mengikuti rangkaian kegiatan tersebut Tentunya dapat dikembangkan bagi pemajuan kebudayaan di kota Palembang,"tegas H.M Affan Prapanca.
Kongres JKPI VI merupakan agenda tahunan menunjuk Pemerintah Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) sebagai tuan rumah. Kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 18 sampai dengan tanggal 21 September 2024.
Baca Juga: 2 Daerah di Sumsel dengan Tingkat Kerawanan Tinggi Pelaksanaan Pilkada 2024
Kegiatan kongres meliputi jamuan makan malam welcome dinner, seminar internasional, kongres , ladies program , malam peangurahan JKPI, pentas budaya , karnaval budaya dan Ciity Tour kebudayaan.
Fadly menjelaskan dalam seminar internasional dengan pembicara kelas internasional terkait pengembangan destinasi budaya pinggiran sungai seperti Kota Banjarmasin dan Kota Palembang punya potensi besar terhadap jalur sungai nan membelah kota.
Sama halnya dengan Malaka yang menjadi contoh nyata dalam upaya meningkatkan destinasi dari pinggiran sungai. Mengingat pengembangan destinasi tentunya berdampak pada pariwisata dan pengembangan budaya.
"Fokus pembicara dari dalam dan luar negeri menekankan upaya pengembangan budaya sebagai upaya pengembangan pariwisata. Smekarang Malaka menjadi suatu destinasi yang esotik dengan menampilkan seni dan budaya di sepanjang sungai yang melakukan penataan secara fisik dalam pengembangan kebudayaan,"katanya.
Dalam seminar dihadirkan pembicara Prof Cecep Eka Permana dari Universitas Indonesia, Dr. Indah Kartika Sari dari Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan pembicara kelas nasional dan internasional.Bahkan, Dr Indah membawakan materi dengan judul DNA kota sungai sebagai bagian dari Word Heritage.
Baca Juga: Perempuan Basemah, Penjaga Hutan Adat Sebagai Benteng Sungai Lematang
Dengan mengikuti JKPI, dampak positif di dapat dari pemaparan dan diskusi ke depan menjadi bahan pengembangan sungai di Kota Palembang.
Berita Terkait
-
Viral Momen Ibu-ibu di Palembang Protes, Antre Lama Cuma Dapat Rendang Dua Iris dari Richard Lee
-
Cara Ustaz Derry Sulaiman Jawab Salam Willie Salim Seorang Kristen, Banyak yang Kaget
-
Niat Bersihkan Nama Palembang, Acara Masak Besar Richard Lee Malah Ricuh?
-
Dokter Richard Lee Sumbang 1 Ton Ayam untuk Masak Besar di Palembang
-
Profil Sultan Palembang, Pemimpin Adat Tegas Haramkan Konten Willie Salim
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Debat Paslon PSU Pilkada Empat Lawang Dipindah ke Palembang, Ada Apa?
-
Viral Bupati Pali Emosi Saat Sholat Id: Air PAM Mati, Rumah Pribadi Terdampak
-
7 Alasan Lebaran di Palembang Selalu Spesial dan Penuh Keunikan
-
Drama Rendang Willie Salim Memanas: Desak Ratu Dewa Minta Maaf ke Warga
-
Dua Sultan Palembang Berbeda Sikap soal Adat Tepung Tawar untuk Willie Salim