SuaraSumsel.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan berkolaborasi bersama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI Provinsi Sumsel) serta Pemerintah Kota/Kabupaten menggelar Gerakan Tanam (Gertam) Cabai dan Bawang.
Kegiatan tanam Serentak se-Sumatera Selatan berlangsung pada Selasa (16/7/2024) lalu. Kegiatan Gertam berlangsung di 45 titik di 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan yang dilakukan secar hybrid. "Dilakukan secara hybrid dengan launching yang dilakukan dari Lahan Kelompok Tani Setia Makmur, Palembang," ujar Kepala BI Perwakilan Sumsel, Ricky P. Gozali dalam keterangan persnya.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari rekomendasi High Level Meeting (HLM) TPID untuk melakukan pengembangan komoditas yang masih defisit di Provinsi Sumatera Selatan. "Gertam ini diperlukan karena pada tahun 2023, bawang merah dan cabai mengalami defisit di Sumatera Selatan," ujarnya menjelaskan.
BI merilis data jika produksi cabai merah pada tahun lalu sebanyak 15.270 ton dengan konsumsi mencapai 30.062 ton. Perberdaan produksi dan konsumse tersebut mengharuskan mendatangkan komoditas cabai dari luar provinsi.
Baca Juga: BRI Rajai Setoran Dividen BUMN, Capai Rp23,2 Triliun
Sedangkan untuk bawang merah, Sumsel hanya mampu memproduksi 1.907 ton dengan konsumsi mencapai 25.000 ton. Kondisi ini mengharuskan 95 persen bawang merah didatangkan dari luar Sumsel.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hotikultura Provinsi Sumatera Selatan Bambang Pramono menjelaskan jika Gertam diperlukan karena pada tahun 2023, komoditas bawang merah dan cabai mengalami defisit di Sumsel.
Cabai dan Bawang Sumbang Inflansi Sumsel
Kepala BI Sumsel, Ricky menambahkan jika komoditas cabai merah selalu masuk dalam lima besar penyumbang inflasi secara tahunan.
Setidaknya sebanyak empat kali dan secara bulanan sebanyak tiga kali sepanjang semester I 2024. Bawang merah juga masuk dalam lima besar penyumbang inflasi secara tahunan sebanyak dua kali dan secara bulanan sebanyak tiga kali sepanjang semester I 2024.
Baca Juga: Membunuh Satu Keluarga di Muba, Eeng Divonis Hukuman Mati
"Neraca konsumsi cabai merah dan bawang merah di Sumsel mencatat defisit sehingga menyebabkan ketergantungan pada pasokan dari luar daerah. Oleh karena itu, diperlukan gertam cabai dan bawang merah untuk mengatasi masalah ini," ujarnya menegaskan.
Berita Terkait
-
BI: Kenaikan Harga Emas Penyumbang Inflasi Tinggi
-
Alasan Indonesia Diprediksi Tetap Kuat Meski Ekonomi Diguncang Tarif Trump
-
Nilai Tukar Rupiah Menuju Rp 17.000, BI Salahkan Trump
-
BI Pasang "Kuda-kuda" Usai Trump Ajak Perang Dagang dengan Indonesia
-
Jelang Lebaran, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,93 Triliun
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Pulang: 121 Puisi Aina Rumiyati Aziz dari Dieng hingga Peluncuran di Palembang
-
UMKM Palembang Naik Kelas, Kini Produknya Jadi Suvenir Penerbangan Garuda
-
Usai Fitrianti Ditahan, Harnojoyo Diperiksa Kejaksaan: Dugaan Korupsi Apa?
-
Lepas Kemeriahan Lebaran, Emas Digadai Warga Palembang untuk Sekolah Anak
-
Harga Emas Tinggi Dorong Warga Palembang Ramai Gadai untuk Biaya Sekolah