SuaraSumsel.id - Pemanfaatan energi terbarukan menjadi jalan untuk menurunkan emisi dari sektor energi. Langkah ini akan mencegah kenaikan suhu bumi sehingga dapat mengurangi dampak krisis iklim di masa depan.
Namun, penggunaan energi fosil masih mendominasi di Indonesia. Sehingga memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang untuk memastikan proses peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan atau transisi energi berjalan lancar dan adil.
Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai tren transisi energi di berbagai belahan dunia akan memicu penurunan permintaan terhadap batubara Indonesia. Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan, IESR, Marlistya Citraningrum menjelaskan transformasi menuju sistem energi dan ekonomi berkelanjutan memerlukan inovasi kebijakan yang berlandas pada kajian ilmiah berbasis data.
"Keberadaan IESR di Sumatera Selatan adalah untuk bekerja secara strategis dengan beragam pemangku kepentingan, melakukan pendampingan teknis dan pengembangan kapasitas, serta membangun jaringan dengan pemerintah maupun non-pemerintah. Kami juga telah melakukan sejumlah penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dengan akademisi Universitas Sriwijaya untuk mengkaji tantangan dan peluang transformasi ekonomi di Sumsel, serta membangun Jejaring Jurnalis Transisi Energi (JTE) Sumsel bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang dan Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ)," ungkap Marlistya.
Baca Juga: Tawar Target Bauran 50 Persen, Sumsel Inisiatif Bikin Peta Jalan Energi Bersih
Marlistya juga menekankan jika proses transisi energi harus pula dilakukan secara berkeadilan.
IESR mengedepankan kewajiban moral dalam transisi energi, akan dapat memastikan bahwa setiap individu mendapatkan hak yang sama dalam perubahan ini.
“Ada tiga prinsip mewujudkan prinsip keadilan dalam transisi energi. Yakni, keadilan di tingkat lokal, mempertimbangkan pihak yang terdampak dari transisi energi, lalu keadilan dari perspektif kewenangan, tentang membangun partisipasi pengambil kebijakan di tingkat yang berbeda sehingga tercipta sinergi dan perencanaan transisi energi yang kontekstual serta keadilan dalam jangka panjang yang memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan mengantisipasi dampak perubahan struktur perekonomian pada masyarakat,” ujar Marlistya menjelaskan.
IESR mendorong pemerintah Sumatera Selatan untuk mempersiapkan transisi energi berkeadilan melalui transisi energi dan transformasi ekonomi.
Hal ini akan berdampak pada perekonomian daerah yang pendapatannya berasal dari batubara, salah satunya Sumatera Selatan.
Baca Juga: Universitas Sumatera Selatan Teken MoU Bersama Suara.com di Sumatera Media Summit 2024
Upaya ini dilakukan untuk mencegah penurunan pendapatan daerah seiring terjadinya pengurangan permintaan batubara di berbagai belahan dunia.
Bekerja sama dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), IESR menggagas Forum Transisi Energi Provinsi Sumsel (29/5/2024). Acara ini melibatkan perwakilan dari 17 kabupaten dan kota di Sumsel, perguruan tinggi, industri, dan media massa.
Melalui forum ini berlangsung dialog dan diskusi demi menyatukan visi dan misi dalam menghadapi transisi energi.
Kepala Dinas ESDM Provinsi Sumsel, Hendriansyah, mengungkapkan forum ini menuju langkah penting bagi Sumatera Selatan untuk beralih dari penggunaan energi fosil menuju energi terbarukan.
Pihaknya berkomitmen untuk mendukung berbagai inisiatif yang akan mengurangi emisi karbon dan meningkatkan penggunaan energi bersih.
“Kami mengajak keterlibatan pemerintah kabupaten dan kota dalam menyongsong transisi energi yang tak terelakkan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan dan mengantisipasi dampak transisi energi dan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas ESDM Provinsi Sumsel, kapasitas terpasang pembangkit energi terbarukan di Sumsel, hingga 2023, mencapai 989,12 megawatt (MW).
Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Aryansyah menambahkan Sumsel mampu mengembangkan dan memanfaatkan energi terbarukan meski wilayahnya sebagai penghasil batu bara terbesar di Indonesia.
"Transisi energi bukan hanya tentang perubahan teknologi, tetapi juga tentang perubahan perilaku dan pola pikir. Melalui forum ini, kami berharap dapat menciptakan kesadaran dan komitmen bersama untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan," ujarnya.
Berita Terkait
-
Tawar Target Bauran 50 Persen, Sumsel Inisiatif Bikin Peta Jalan Energi Bersih
-
Universitas Sumatera Selatan Teken MoU Bersama Suara.com di Sumatera Media Summit 2024
-
Serambi 2024 BI Sumsel Penuhi Kebutuhan Uang Masyarakat Sampai Rp5,3 Triliun
-
Oknum Linmas Aniaya Ketua KPPS, Motifnya Bikin Geleng-geleng Kepala
-
Anak Herman Deru Ungguli Perolehan Suara DPD asal Sumsel
Tag
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
-
Breaking News! Markas Persija Jakarta Umumkan Kehadiran Jordi Amat
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
Terkini
-
5 Desain Rumah Minimalis dengan Rooftop yang Stylish dan Fungsional
-
5 Rekomendasi Desain Taman Depan Rumah Subsidi yang Estetis dan Hemat
-
STOP KREDIT! Ini Cara Beli Mobil Pertama Tanpa Riba dan Utang
-
Daftar 10 Link DANA Kaget Terbaru 4 Juli 2025, Cari Cuan Tetap Waspada Penipuan Saldo Digital!
-
Hemat Jutaan! Ini Dia Trik Jitu Bangun Rumah Tipe 36 dari Nol Tanpa Ngutang!