Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 14 Januari 2024 | 18:42 WIB
Jembatan gantung rusak di Muratara Sumsel [dok BPBD Sumsel}

SuaraSumsel.id - Banjir di Muratara Sumatera Selatan (Sumsel) dinilai sebagai banjir terparah setelah 10 tahun terakhir tidak mengalami banjir besar (banjir bandang).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan (Sumsel) menyediakan layanan kesehatan bagi korban banjir di Kabupaten Musi Rawas Utara.

"Kami menyiapkan layanan kesehatan melalui tim kesehatan yang kami bentuk. Kemudian kami siapkan di tiap kecamatan yang terdampak banjir," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman saat dikonfirmasi, di Palembang, Minggu.

Ia menambahkan layanan kesehatan tersebut bertujuan melayani masyarakat apabila ada yang sakit.

Baca Juga: Longsor di Liku 9, Jalan Lintas Bengkulu-Sumsel Nyaris Putus

Banjir di Musi Rawa Utara dengan ketinggian air mencapai hingga satu meter ini baru pertama kali terjadi di wilayah itu setelah 10 tahun lamanya tidak mengalami banjir.

Banjir itu mengakibatkan 20.000 rumah warga dan fasilitas umum terendam banjir. Tidak hanya itu, kata dia, banjir juga mengakibatkan sebanyak delapan jembatan gantung putus.

Banjir diakibatkan oleh curah hujan dengan intensitas sedang-tinggi yang mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara, sehingga debit air Sungai Rawas naik dan terjadi luapan air di bagian hulu sungai, yang berdampak ada banjir susulan di Kecamatan Rupit, Karang Dapo, dan Rawas ilir.

Banjir itu merendam sebanyak enam wilayah kecamatan yakni Kecamatan Ulu Rawas, Kecamatan Rawas Ulu, Kecamatan Karang Jaya, Kecamatan Rupit, Kecamatan Karang Dapo, dan Kecamatan Rawas Ilir.

Baca Juga: 520 Napi Pecandu Narkoba di Sumsel Jalani Rehabilitasi di Tahun 2023

Load More