Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 10 Desember 2023 | 19:24 WIB
Pelatih Sriwijaya FC Coach Yoyo dikritik tidak tepat bagi klub.

Sejak tahun lalu, Singapura menyewa jasa Michael Sablon dari Belgia sebagai Technical Director FAS.

Sablon adalah manusia kunci di balik reinkarnasi Belgia menjadi negara sepakbola terbaik di dunia dengan Ranking 1 FIFA.

Praktisi dan public local kini mulai menagih kinerja Sablon.

"Sentuhan Sablon mulai terlihat di The Young Lions. Meski kalah telak kontra Albirex, mereka selalu konsisten membangun serangan dari bawah secara terstruktur.

Baca Juga: Achmad Yakub: Cegah Karhutlabun Butuh Kolaborasi Melibatkan Petani di Sumsel

“Metode belajar suatu gaya bermain terbaik adalah memainkan gaya bermain tersebut melawan tim kuat, meskipun beresiko gagal dalam jangka pendek,” puji Alex.

Adaptasi dengan Budaya?

Bagian paling menohok tulisan tersebut adalah kritik Alex pada persepsi orang Singapura terhadap praktisi ahli asing.

Dari riset sederhananya, ia temukan bahwa publik beranggapan praktisi ahli asing selalu gagal karena tak mampu beradaptasi dengan budaya lokal.

Fakta subjektif ini begitu aneh menurut Alex. Bagaimana mungkin seorang Michael Sablon yang sukses merevolusi sepakbola Belgia jadi nomor satu di dunia harus ikuti budaya Singapura, negeri rangking 148 FIFA? Lalu “haruskah Sablon beradaptasi dengan kepelatihan sepakbola Singapura yang masih menerapkan metode tahun 80-an?” kritiknya.

Baca Juga: Sumsel Ekspor Puluhan Ribu Kilogram Paha Kodok Senilai Rp2,3 Miliar ke Prancis

Akhir tulisan Alex menjadi gong yang sangat sentimental. Dengan puitis, ia mengutip Mary Ann yang mengatakan “Melihat langsung bulan bersinar berbeda dengan melihatnya dari belahan bumi yang lain.” Ya, Sablon bukan cuma melihat langsung bulan.

Ia juga hidup bersama sinar bulan tersebut, bukankah sebaiknya praktisi lokal mengikuti Sablon?.

"Tulisan Alex menjadi menginspirasi saya untuk merenda cerita pada konteks sepakbola Indonesia," sambung Coach Yoyo.

Cerita berawal dari Bernard Schumm, Direktur Teknik PSSI di era 90-an. Schumm membawa ide revolusioner.

Salah satunya adalah pesepakbola haram melakukan static stretching. Pelatih asal Jerman itu mengatakan stretching hanya buang-buang waktu.

Ide Schumm sulit diterima oleh pelatih lokal.

Load More