SuaraSumsel.id - Nama Pelatih Sriwijaya FC Muhammad Yusuf Prasetyo kerap dibahas sebagai sosok yang menjadikan kondisi Sriwijaya FC tidak berjalan mulus di awal liga.
Kekinian namanya pun masih dikaitkan dengan sanksi disiplin yang dijatuhkan komdis PSSI pada klub laskar wong kito ini. Ada juga yang kemudian mengungkapkan jika metode pelatihan yang dilakukan Coach Yoyo-panggilan akrab Muhammad Yusuf Prasetyo tidak tepat dijalankan di klub lokal.
Metode pelatihan Coach Yoyo pun kemudian sempat dijadikan evaluasi manajemen. Direktur Teknik Indrayadi sempat mengulas jika filosofi permainan sangat diperlukan pada sebuah klub termasuk klub lokal.
Namun terkadang dalam industri sepak bola tanah air, filosofi permainan bukan menjadi cerminan penilaian keberhasilan klub.
Baca Juga: Achmad Yakub: Cegah Karhutlabun Butuh Kolaborasi Melibatkan Petani di Sumsel
"Masyarakat dan penggemarnya hanya menginginkan klub punya gol, itu menentukan poin," ujarnya kepada Suara.com beberapa waktu yang lalu.
Filosofi permainan memang perlu diajarkan kepada pemain dengan pertimbangan kondisi klub. Kebutuhan memperlihatkan hasil permainan kepada manajemen ialah kunci.
"Yang penting bisa gol, menang. Kalahkan lawan, itu menjadi tantangan bagi seorang pelatih," sambung Indrayadi menerangkan.
Sebagai mantan pelatih, pola permainan memang butuh filosofi dan harmonisasi antar sesama pemain.Meski kemudian, mereka yang hadir dan menonton permainan tersebut membutuhkan tambahan poin. "Tentu manajemen terus mengevaluasi pencapaian kan," ujarnya memastikan.
Meski jadi bahasan evaluasi, Coach Yoyo pernah menuliskan mengenai metode latihan pada klub latihan di tanah air.
Baca Juga: Sumsel Ekspor Puluhan Ribu Kilogram Paha Kodok Senilai Rp2,3 Miliar ke Prancis
Belum lama ini, Coach menampilkan semacam tulisan mengenai kondisi sepak bola kekinian. Mesti tidak secara gamblang ia mengungkapkan mengenai pandangannya, pelatih asal Tanggerang ini mengungkapkan menemukan tulisan pelatih Alex Waever di sebuah media Vocsports.co.
"Saya menemukan sebuah tulisan refleksi cantik dari Coach Alex Weaver di voxsports.co. Alex dengan cerdik gunakan pertandingan antara Tim Albirex Niigata kontra The Young Lions (Singapore U23) sebagai pelatuk tulisan," tulisnya Yoyo di instagram miliknya.
Dia pun melanjutkan dengan mengungkapkan jika pelatih Alex dengan lihai ingin menggambarkan kegagalan Singapura dalam upaya menyerap ilmu praktisi ahli asing.
Albirex adalah contoh konkretnya.
Kehadiran tim asing asal Jepang ini dicibir karena dianggap tak berkontribusi apapun. Padahal di game tersebut, Alex mencontohkan banyak sekali pelajaran taktikal yang dipertontonkan oleh pemain-pemain “kelas bawah” Jepang itu.
Kekalahan The Young Lions juga jadi contoh betapa sulitnya praktisi dan publik sepakbola lokal menerima ide baru praktisi expert asing.
Berita Terkait
-
Saham Diserahkan Surakerela Oleh Mantan Presiden Klub, Sriwijaya FC Tak Lagi Bertaji?
-
Harusnya Sudah Kantongi Tiket Semifinal? Sriwijaya FC Tunggu PK Sanksi PSSI Dikabulkan
-
Sriwijaya FC Bisa Rebut Tiket Semifinal Meski Menjamu PSMS Medan, Asalkan ...
-
Situasi Sulit, Manajer Dan Suporter Sriwijaya FC Tuntut Hal Ini Pada PJ Gubernur Agus Fatoni
-
Update Klasemen Group Sumatera: Harap-Harap Cemas Rebut Tiket Semifinal di Pemungkas Lag
Tag
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
Pilihan
Terkini
-
Hemat Jutaan! Ini Dia Trik Jitu Bangun Rumah Tipe 36 dari Nol Tanpa Ngutang!
-
10 Merk TV Terbaik 2025, Gambar Jernih dan Tahan Lama!
-
Ekspor Menggeliat! Kilang Pertamina Plaju Sumbang Devisa USD 452 Juta Sepanjang 2024
-
Jangan Sampai Ketinggalan, 3 Link DANA Kaget Aktif Hari Ini, Siapa Cepat Dia Dapat
-
Terungkap! Jejak Pitis, Koin Kesultanan Palembang Ternyata Sudah Dicatat Sejak 1819