Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 15 September 2023 | 18:21 WIB
karhutla di dekat Tol Palindra. [ANTARA]

Ia menyebutkan hembusan angin cukup membantu menormalisasi jarak pandang, pada siang maupun malam hari. Bahkan untuk malam hari juga lebih aman terbantu dengan sistem GPS dan lampu pendaratan yang memandu pilot untuk mendarat maupun take off.

Debu kotori rumah

Sementara itu debu karhutla mengotori rumah warga di Palembang dan sekitarnya. Debu disertai beberapa material bekas daun yang terbakar dan terbawa angin mengotori genting dan juga lantai rumah warga.

"Setiap pagi ada saja debu, hitam-hitam di teras rumah. Siang hari juga banyak, sehingga harus beberapa kali menyapu lantai," kata Ny Lina di Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat Kota Palembang.

Baca Juga: Akibat Buang Puntung Rokok, Seorang Warga di Kubu Raya Bikin Lahan Kebakaran Selama 1 Minggu

Hal sama juga diungkapkan warga Palembang lainnya. Mereka mengaku tidak asing lagi dengan debu bekas karhutla.

"Selain debu, bau karhutla juga menyengat, terutama malam dan pagi hari," kata Sansan, warga Ilir Barat lainnya.

Meski demikian, tidak mengganggu aktivitas mereka sehari hari. Sebagian sudah memakai masker, namun banyak yang masih tak bermasker.

Kualitas udara juga menjadi perhatian Dinas Lingkungan Hidup Kota Palembang. Data terakhir menunjukkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di kota itu terus naik akibat karhutla dan sudah lama tidak turun hujan.

ISPU di Kota Palembang saat ini berkisar 120-130, sedangkan tingkat yang membahayakan kesehatan bila di atas 200. (ANTARA)

Baca Juga: Sosok Lusapta Yudha Kurnia, Adik Istri Gubernur Herman Deru Dilantik PJ Wali Kota Pagar Alam

Load More