Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 06 September 2023 | 17:12 WIB
Sejumlah pengendara melintas di Jembatan Musi VI yang diselimuti kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (5/9/2023). [ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/YU]

SuaraSumsel.id - Kota Palembang, Sumatera Selatan tengah dikepung kabut asap. Setidaknya sudah ada ribuan warga berobat berulang karena adanya gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA.

Dinas Kesehatah Palembang mencatat setidaknya ada sekitar 12.286 warga yang berobat karena gangguan penyakit tersebut. 

“Jumlah ini meningkat cukup signifikan jika dibandingkan periode Juli 2023 dengan 8.653 penderita,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Palembang, Yudhi Setiawan, Rabu (6/9/2023)

Melansir sumselupdate.com-jaringan Suara.com, penderita ISPA disebutkan karena kondisi cuaca yang mulai memburuk karena Palembang  dikepung kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Baca Juga: Ketua KONI Sumsel Hendri Zainuddin Ditetapkan Tersangka Korupsi Dana Hibah

“Memang cukup tinggi naiknya. Dalam jangka satu bulan ada kenaikan 3.633 penderita ISPA,” sambungnya menjelaskan.

Dinas kesehatan pun menghimbau warga agar mengurangi aktivitas di luar rumah, terutama anak-anak dan kelompok rentan lainnya.

“Perbanyak minum air putih. Sebaiknya air putih hangat. Kemudian banyak makan sayur dan buah-buahan. Jika harus beraktivitas di luar rumah, sebaiknya menggunakan masker,” ucapnya memberikan himbauan.

Dokter Anak di Palembang, Fifi Sofiah mengingatkan orang tua agar lebih waspada dan siaga terhadap kondisi lingkungan yang tidak sehat.

Dia pun menyarankan informasi kualitas udara bisa disebar luaskan pemerintah sebagai upaya mitigasi kepada pihak keluarga terutama mereka yang memiliki situasi rentan, seperti anak-anak, orang tua nan rentan, dan mereka dengan adanya gangguan pernapasan.

Baca Juga: Antara Tokoh NU dan Usulan Fraksi Golkar, Siapa PJ Gubernur Sumsel Dipilih Mendagri Tito Karnavian?

"Hendaknya Pemerintah proaktif ya, menyebarluaskan dan menginformasi ajakan guna kembali menggunakan masker saat situasi udara buruk, informasi kualitas lingkungan menjadi hak untuk diketahui masyarakat," ujar perwakilan Ikatan Doktar Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Selatan (Sumsel).

Fifi mengingatkan adanya kebijakan tidak menggunakan masker di luar ruangan sebaiknya kembali dievaluasi pada wilayah nan rentan akan situasi lingkungan yang mengancam kesehatan anak-anak dan kelompok rentan lainnya. "Meski Pemerintah memperbolehkan buka masker, tapi kan ada situasi lain yang mempengaruhi, bukan hanya Covid-19, ada juga saat musim kemarau ini muncul asap karhutla," sambung Fifi.

Fifi pun menyarankan masyarakat kembali menggunakan masker saat situasi udara di wilayahnya memburuk. 

IDAI mendata angka partisipasi imunisasi pada saat pandemi menurun. Situasi ini berimbas pada daya tahan anak-anak baik terhadap virus, bakteri dan faktor lain yang menganggu sistem pernapasan, seperti kondisi lingkungan memburuk.

"Di RS Muhammad Husein Palembang, kami pun mendapatkan peningkatan pasien anak-anak dengan sakit pernapasan akut berat, " imbuh Fifi sembari mengingatkan jika orang tua juga harus mengetahui jenis masker yang benar sesuai dengan standar kesehatan yang disarankan pada kelompok rentan.

Load More