Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 28 Mei 2023 | 08:19 WIB
Pempek Lala, klaster pempek 26 Ilir Palembang Sumatera Selatan [Suara.com/Tasmalinda]

SuaraSumsel.id - Sebagai kota pempek, Palembang makin diramaikan pelaku usaha di komoditas kuliner khas tersebut. Bahkan di Palembang pun telah muncul kampung pempek yang dikenal sebagai pusat penjualan dengan beragam pilihan sekaligus rasa cuka yang mengunggah lidah.

Salah satu kampung pempek di Palembang yang terkenal ialah kampung pempek kawasan 26 Ilir. Berada di sebelah barat jantung kota Palembang ini, kawasan ini dipadati puluhan pedagang pempek yang menawarkan harga nan cukup ekonomis.

BRI pun hadir menciptakan kawasan ini menjadi klaster pempek yang dikenal sebagai klaster BRI pempek 26 ilir Palembang. Puluhan pedagang pempek tergabung dalam klaster tersebut. Salah satu merek UMKM yang menjadi bagian dari klaster BRI ini ialah pempek Lala.

Pempek Lala termasuk merk pempek yang terkenal di kawasan ini, dengan jumlah pembeli tergolong ramai. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan lokasi makan, pempek Lala menyediakan dua rumah toko (ruko) yang disatukan.

Baca Juga: Resep Panjang Umur Calhaj Tertua Asal Sumsel Mbah Karto yang Berusia 105 Tahun

Saking ramai pembeli, pempek Lala mengungkapkan jika produksi per hari mencapai 200 - 250 kilogram yang ludes. Jumlah produksi itu rata-rata pada kondisi normal atau hari-hari biasa.

Manajer Toko Lala, Firman menceritakan jika klaster pempek yang di inisiatifkan BRI makin mengenalkan gebrakannya. Salah satu gebrakan paling ayar dikenalkan ialah Pasar.id yang memberikan kesempatan para toko pempek di klaster tersebut menjual di pasar online.

“Terbaru di awal tahun ini, kami dikenalkan Pasar.id, sejenis market place yang membuat pasar online kami makin luas dan dikenal, baik di lokal maupun nasional,” ujar ia ditemui Suara.com, akhir pekan lalu.

Firman mengungkapkan, kurang lebih sudah sejak lima tahun terakhir menjadi bagian dari klaster pempek BRI. Dengan menjadi bagian dari klaster ini, menghimpun banyak pedagang pempek yang kemudian kian merasakan apa yang menjadi gebrakan dan inovasi lainnya.

“Pasar.iD sangat membantu, meski baru sebulan terakhir, gebrakan BRI memang memberikan kemudahan, keuntungan dan terus meningkatkan nilai sebagai UMKM binaan, dan klasternya. Pasar.id juga kerjasama dengan Gojek,” sambung Firman.

Baca Juga: Korupsi Dana Hibah KONI Sumsel Rp 37 Miliar, Ketua Cabor Bergantian Diperiksa Kejati

Meski baru merasakan dampak selama satu bulan terakhir, Pasar.id diharapkan terus berkembang dan menjadi pilihan pasar online bagi komoditas pempek. “Baru update satu bulan terakhir, itu tentu belum merasakan peningkatan, karena mungkin masih masa transisi atau pengenalan,” ungkap ia

Diakui Firman, BRI memberikan keuntungan layanan finansial yang paket lengkap. Sebagai bagian dari klaster BRI, sejumlah kenyamanan transaksi kebutuhan finansial terpenuhi. “Kami ada kerjasama dengan perbankan lain, tapi di BRI kami diberi layanan paket lengkap. Semua kebutuhan finansial terpenuhi, mulai dari kemudahan pembayaran QRIS dan EDC, ada juga pelaku usaha lainnya yang memanfaatkan pembiayaannya, yang paling saya rasakan ialah kemudian pegawai bertransaksi,” imbuhnya.

Dia mencontohkan BRI memberikan kemudahan layanan pegawai membuka rekening sekaligus mengaplikasikan BRImo. “Seluruh pegawai saya nasabah BRI, karena mudah ya. Jika mau buka rekening untuk transfer gaji, saya cukup komunikasi dengan pendamping BRI, kirim KTP, nomor telepon, 1-2 hari rekening telah jadi, lengkap dengan layanan ATM. Ini yang saya sebut paket lengkap,” aku Firman.

Dia pun berharap, ke depannya, BRI makin memperbanyak gebrakan dan inovasi di klaster pempek 26 ilir Palembang ini. “Jika antara EDC dan QRIS statis aja penggunaannya sekarang sudah 50%-50% lah ya, makin digital sekarang,” ujarnya.

Diakui Firman, makin kekinian, transaksi digital terus meningkat. Dengan produksi harian di angka 250 kilogram pempek perhari, transaksi pembayarannya hampir 45-65 persen menggunakan non tunai alias digital.

Pempek Lala, klaster pempek 26 Ilir Palembang Sumatera Selatan [Suara.com/Tasmalinda]

“Kebanyakan yang menggunakan digital, tamu atau pembeli dari luar kota, sementara yang pribumi (wong Palembang), masih cenderung cash (tunai). Dengan semakin banyak kunjungan pembeli dari luar kota, baik langsung datang atau di marketplace, maka transaksinya akan lebih banyak digital,” aku Firman.

Selain klaster kampung pempek 26 Ilir, BRI pun telah menciptakan sejumlah klaster pelaku usaha UMKM di Palembang, seperti klaster pengrajin tuan kentang di Kertapati, dan sejumlah klaster binaan UMKM lainnya.

Load More