SuaraSumsel.id - Sumsel menjadi provinsi dengan kebun kopi terluas di Indonesia. Hal ini yang membuat pelaku bisnisnya terutama UMKM tertantang agar bersaing, naik kelas sekaligus tembus pasar internasional.
Karena itu, menurut Iyan Muhazan, Owner kopi Agam Pisan dibutuhkan mental sekaligus pelaku industri kopi nan melek hal-hal yang menjadi syarat UMKM naik kelas.
Terpilih mewakili kota Palembang sebagai pengusaha muda brilian BRI, Iyan mengungkapkan UMKM komoditi kopi di Palembang memiliki tantangan tersendiri. Selama enam bulan mendapatkan pendampingan bisnis dari BRI, Iyan mengungkapkan banyak hal yang diperoleh dari kelas mentoring tersebut.
Dia menyebut, hal yang paling penting diperhatikan UMKM komoditas kopi adalah legalitas, manajemen keuangan, menciptakan pasar, dan ide bisnis yang berbeda dan kreatif.
“Selama 6 bulan mendapatkan pendampingan BRI, banyak belajar bisnis mentoring. Edukasi dan berbagi (sharing) bagaimana kelola pendanaan yang tepat, sehingga menjadikan brand lokal menjadi brand nasional dan internasional,” ujarnya kepada Suara.com belum lama ini.
Dia mengungkapkan mentoring bisnis UMKM sangat diperlukan. Pendampingan BRI juga menciptakan aktivasi dalam event lokal, nasional dan dalam waktu dekat akan mengikuti brilian preneur agar tembus pasar ekspor.
“BRI juga memberikan memberikan pembiayaan, pendanaan sekaligus bagaimana mengelolanya dengan maksimal,” sambung Iyan yang juga berprofesi sebagai barista profesional.
Kopi Agam Pisan sendiri berada di naungan PT Agam Kopi Berjaya yang menjalankan dua mode bisnis, yakni b to b dan b to c. Bisnis to Bisnis (b to b) dijalankan dengan menjalin kerjasama pada pelaku bisnis.
“Selain memproduksi biji kopi sendiri, kami pun menjual dalam bentuk biji kopi kepada pelaku bisnis kopi lainnya dengan memberikan fasilitas pelatihan barista, mengembangkan menu. Biji kopi kami asli Sumsel, yakni dari Lahat, Pagar Alam, OKU Selatan dan Semendo Muara Enim,” terang Iyan.
Baca Juga: Korupsi Dana Hibah KONI Sumsel Rp 37 Miliar, Ketua Cabor Bergantian Diperiksa Kejati
Sedangkan B to C, cenderung bagaimana mengenalkan kopi kepada konsumen dengan cara beda dan lebih kreatif. Misalnya Agam Pisan berani dengan hastag kopi di pasar tradisional.
Konsep ini seolah mengenalkan kopi bukan hanya sebagai komoditas berkelas atau mewah. “Hashtag kopi di pasar, menjadikan kopi Agam Pisan sebagai kedai kopi millenial di tengah-tengah pasar tradisional, dengan pemandangan yang natural Sungai Musi, Jembatan Ampera. Merasakan rasa ngopi nan benar-benar berada di Palembang,” ungkap ia.
Dengan konsep beda ini, kopi Agam Pisan ingin menyampaikan pesan jika bisnis kopi ialah terletak dari kualitas kopinya dan ide dalam menyampaikan kenikmatan ngopi dengan cara kreatif.
“Dengan harga kopi nan terjangkau dan lokasi di pasar tradisional, seolah mematahkan image jika kopi harus tempat-tempat instagramable. Ngopi ya rasakan kopi,” imbuhnya.
Dengan pendampingan BRI, Iyan berharap makin banyak UMKM kopi naik kelas. “Pengalaman saya ini, soal legalitas. Sering kita mengabaikan, padahal seperti Nomor induk berusaha (NIB) sampai dengan haki sangat penting, dan BRI membantu hal tersebut,” ujarnya.
Manajemen keuangan yang baik, mental pengusaha yang terus diasah, sekaligus ide bisnis yang kreatif menurut Iyan akan lebih banyak UMKM kopi di Palembang bisa bergeliat dan siap bersaing. “Dengan UMKM yang sudah matang, dan siap naik kelas, akan memudahkan jika ada investasi, sampai menjawab tantangan bisnis ke depan,” pungkas Iyan.
Tag
Berita Terkait
-
Sejumlah Spa Dan Refleksi di Palembang Mempekerjakan Anak di Bawah Umur
-
Korupsi Dana Hibah KONI Sumsel Rp 37 Miliar, Ketua Cabor Bergantian Diperiksa Kejati
-
Banyak Tempat Spa Dan Refleksi di Palembang Pekerjakan Anak di Bawah Umur
-
Perampok Sadis, Warga Banyuasin Tewas Terikat Berlumuran Darah
-
Jalani Wajib Lapor, Lina Mukherjee Akui Ingin Damai Dengan Ustaz Pelapornya
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik, Dorong Konektivitas Sumatra Barat
-
Bank Sumsel Babel Sabet Juara II BERES Award 2025, Tegaskan Dukungan bagi Pembangunan Daerah
-
Kondisi Terkini Banjir di Prabumulih: Ribuan Warga Terdampak, Evakuasi Masih Berlangsung
-
Kondisi Terkini Jembatan Kelekar Prabumulih: Ambruk Dihantam Arus Deras, Akses Masih Terputus
-
7 Bedak Padat untuk Touch up Praktis bagi Pengguna yang Sering Bepergian