SuaraSumsel.id - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan sejumlah asosiasi menjadikan Sumsel sebagai Pilot Project Kemitraan Pengusahaan Biomassa pada Cofiring PLTU Mulut Tambang.
Pilot project ini merupakan kerja bersama pemerintah, BUMN, swasta, akademisi, dan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) serta Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) dalam menyusun suatu model kebijakan yang memungkinkan kolaborasi sektor pertambangan dan kehutanan.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti mengatakan bahwa cofiring PLTU merupakan aksi nyata untuk menekan emisi.
"Kami berharap implementasi pilot project ini dapat menjadi model bagi perusahaan pertambangan dan perusahaan kehutanan lain untuk berkolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan energi terbarukan di sektor domestik maupun global," kata Nani melansir ANTARA.
Cofiring PLTU melibatkan masyarakat sekitar dalam produksi biomassa. Dengan begitu, program ini akan mendapat dukungan masyarakat dan keberlanjutannya terjamin.
"Cofiring menjadi hal yang sangat penting. Pekerjaan rumah berikutnya adalah bagaimana program ini bisa berkelanjutan, maka harus melibatkan masyarakat. Ini sangat bagus untuk kita dorong agar bisa dilakukan di sektor pertambangan," katanya.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menerangkan bahwa penggunaan biomassa sebagai bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU merupakan salah satu langkah untuk mempercepat transisi energi demi mencapai target Net Zero Emission pada 2060.
"PTBA terus bertransformasi dari perusahaan pertambangan batu bara menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan. Saat ini, kami berpartisipasi mendorong percepatan transisi energi melalui Program Kemitraan Pengusahaan Biomassa dan Batubara di Sumatera Selatan," katanya.
Untuk tahap awal, cofiring akan dilakukan di PLTU Tanjung Enim 3x10 Megawatt (MW) milik PTBA. Pengujian cofiring biomassa di PLTU Tanjung Enim dilaksanakan secara bertahap, pada tahap awal sebesar 1-5 persen.
Baca Juga: Dijanjikan Diterima Pegawai Honorer Pemprov Sumsel, 7 Warga Palembang Ditipu Tetangga
Tak hanya menekan emisi, cofiring juga bermanfaat dari sisi ekonomi. Hutan produksi, lahan reklamasi, lahan-lahan tidur yang tidak produktif, hingga lahan-lahan kritis/terdegradasi dapat dimanfaatkan untuk tanaman-tanaman yang menjadi bahan baku biomassa.
"Dalam model kebijakan ini terdapat konsep pemanfaatan hutan produksi dalam skema multiusaha kehutanan, pemanfaatan lahan reklamasi, serta lahan terdegradasi menjadi sumber energi terbarukan berupa biomassa berbasis kayu yang dimanfaatkan sebagai cofiring PLTU batu bara. Dengan demikian menambah nilai keekonomian lahan tersebut," ujar Arsal.
Hadir dalam acara ini, antara lain Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti, Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Edi Wibowo, Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan KLHK Krisdianto, Asisten Deputi Pengelolaan Perubahan Iklim dan Kebencanaan Kemenko Marves Kus Prisetiahadi, Asisten Deputi Pertambangan Kemenko Marves Tubagus Nugraha, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP Muhammad Yusuf, Koordinator Perlindungan Lingkungan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Tyas Nurcahyani.
Selain itu hadir juga Direktur Utama PT TBP Roy Arman Afandy, Direktur SDM dan Umum PT Pelindo Ihsanuddin Usman, Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia, Komisaris PT Pelindo Marsetio, Sekretaris Jenderal APHI Purwadi Soeprihanto, dan Ketua Harian APROBI Paulus Tjakrawan.
Kerja Sama Rehabilitasi Mangrove
Di samping pilot project pengembangan biomassa, PTBA juga melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama Kegiatan Rehabilitasi Mangrove sebagai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)/Corporate Social Responsibility (CSR) dengan berbagai pihak.
Berita Terkait
-
Warga Desa Lingga Muara Enim Kecewa Camat Tidak Hadir Mediasi Dengan PT. Bukit Asam
-
Warga Desa Lingga Muara Enim Kecewa, Ancam Tutup Akses Jalan Tambang PT. Bukit Asam
-
PT. Bukit Asam Serahkan Bantuan Kendaraan Combine Harvester dan Mobil Ambulan VIP untuk Provinsi Lampung
-
Dominan Diekspor ke India, Batu Bara Sumsel Mulai Menjajal Pasar Italia
-
Bukit Asam (PTBA) Masuk Pasar Batu Bara Eropa, Italia Jadi Negara Tujuan Pertama
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Bank Sumsel Babel Sabet Juara II BERES Award 2025, Tegaskan Dukungan bagi Pembangunan Daerah
-
Kondisi Terkini Banjir di Prabumulih: Ribuan Warga Terdampak, Evakuasi Masih Berlangsung
-
Kondisi Terkini Jembatan Kelekar Prabumulih: Ambruk Dihantam Arus Deras, Akses Masih Terputus
-
7 Bedak Padat untuk Touch up Praktis bagi Pengguna yang Sering Bepergian
-
5 Bank Digital untuk Atur Keuangan Lebih Rapi bagi Pasangan Muda dan Keluarga