Di tengah situasi yang tidak menguntungkan bagi pengrajin tawaran program pemberdayaan dari Corporate Social Responsibility (SCR) PT Kilang Pertamina Internasional Refinery III pun hadir.
Tapi bukan tanpa alasan, kampung tempe ini pernah ditetapkan sebagai percontohan kampung ramah iklim oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang. Wali Kota Palembang, Harnojoyo di tahun 2018 lalu, juga pernah memberikan penghargaan atas tiga program pemberdayaan masyarakat dengan komoditas tempe, tambak ikan dan kemplang.
Kini Tempe Bukan Sekadar Tempe
Bersama dengan Pertamina, kampung ini pun dikembangkan menjadi kampung pangan inovatif. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat guna membangkitkan ekonomi di masa pandemi berbasis komoditas lokal. Salah satu yang dikembangkan mengolah limbah tempe agar bernilai.
Baca Juga: Mengulik Benteng Kuto Besak, Cagar Budaya Sumsel Terancam Rusak di Bulan Pahlawan
Pengelolaan limbah tempe yang sudah berlangsung enam bulan ini lah yang menyebabkan udara saat rintik hujan terasa lebih segar.
Ponco, pengrajin dengan merek jual tempe Joko Widodo ini tergabung bersama pengrajin lainnya mengelola limbah tempe secara komunal. Limbah tempe sudah tidak lagi dibuang ke sungai melainkan dikumpulkan di dalam tank-tank yang ditanamkan di areal tanah pekarangan yang setidaknya dengan tiga perlakuan.
Limbah dalam bentuk cair awal diproses di tank biotek, lalu dilakukan fermentasi dengan hasil akhir air yang bersih. Air limbah tidak pula dibuang ke sungai, namun dijadikan media pembudidayaan ikan lele di ember-ember besar. Air limbah juga menjadi media tanam hidroponik, bagi tanaman sawi dan sejenisnya.
“Limbah tempe yang dikumpulkan dalam tank kapasitas 1.600 kubik itu, bisa menampung banyak limbah dari pengrajin. Seperti saya, yang memproduksi setiap hari, limbah cairnya sekitar 2-3 kubik. Tank ini memanfaatkan tenaga listrik yang juga berasal dari pembangkit sinar matahari. Benar-benar ramah lingkungan,” ujar Poco.
“Konsep kampung pangan kreatifnya, yakni tidak hanya mengandalkan tempe sebagai sumber pangan, dilengkapi ikan, dan sayur. Tempe kini bukan sekadar tempe,” katanya.
Baca Juga: Di Hari Pahlawan, Sumsel Berawan Dengan Potensi Hujan Lebat
“Tidak hanya Sungai kian bersih,,warga juga bisa mendiversifikasikan produk pangan lainnya. Cukup pangan, artinya warga tercukupi gizi,” sambung Poco yang sudah bergelut di bisnis tempe sebagai generasi kedua.
Tidak hanya air limbah, kampung pangan kreatif juga mengenalkan tempe sebagai makanan siap saji. Di kampung ini, pengrajin juga mengolah tempe menjadi nugget, tauco hingga keripik tempe. Hal ini dilakukan agar tempe “ramah” di pasar online. Ketiga produk tersebut bisa dijual dalam jangka waktu lebih lama ketimbang menjual sekadar tempe.
Camat Plaju Ahmad Furqon mengungkapkan untuk kampung pangan inovatif dengan salah satunya komoditas tempe, setidaknya melibatkan satu RW dengan 5 RT sebagai percontohan. Program-program CSR Pertamina juga sejalan dengan program Gubernur Sumsel Herman Deru, Sumsel Mandiri Pangan.
Gubernur Herman Deru pun sempat mengapresiasikan kampung tempe ini dengan penampilan kampung yang apik.
“Saya pernah ke sana (Kampung tempe). Iya, kampungnya apik. Sumsel memang tengah menghidupkan kampung-kampung agar mandiri pangan. Sebagai langkah strategis mengendalikan laju inflasi yang cenderung naik karena faktor konsumsi, termasuk harga pangan. Jika bisa ditanam, dibuat, harusnya mandiri,” imbuh Gubernur Herman Deru, Senin (8/11/2022).
Kampung Pangan Inovatif juga menghantarkan Kilang Pertamina Plaju menyabet penghargaan kategori Gold di ajang E2S Proving League 2022 pada kategori Impact on Environment Program yang digelar Energy & Mining Editor Society (E2S) bertajuk CSR Collaborations : Building Community Resilience and Local Livelihoods Generation, yang diikuti belasan perusahaan di seluruh Indonesia.
Berita Terkait
-
Istri Bupati Ogan Ilir Bangga HR Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Sebagai Cucu, Terharu Pada Kakek
-
Deklarasi Capres Batal Hari Ini, Pendukung Anies Baswedan Perlu Diberi Penjelasan: Apa Bandar Belum Deal?
-
Tabrak Tiang Listrik PLN Dan Telkom, Angkutan Batu Bara Terbalik Bikin Macet Lalu Lintas
-
Mengulik Benteng Kuto Besak, Cagar Budaya Sumsel Terancam Rusak di Bulan Pahlawan
-
Di Hari Pahlawan, Sumsel Berawan Dengan Potensi Hujan Lebat
Tag
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
-
Daftar 7 Sepatu Running Lokal Terbaik: Tingkatkan Performa, Nyaman dengan Desain Stylish
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
-
Breaking News! Markas Persija Jakarta Umumkan Kehadiran Jordi Amat
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
Terkini
-
Rekomendasi 5 Desain Mezzanine Rumah Minimalis 72 m2, Hunian Tetap Lapang dan Fungsional
-
7 Rekomendasi Brand Sepatu Lokal Mulai Rp50 Ribuan, Kualitas Gak Kaleng-kaleng
-
5 Desain Rumah Minimalis dengan Rooftop yang Stylish dan Fungsional
-
5 Rekomendasi Desain Taman Depan Rumah Subsidi yang Estetis dan Hemat
-
STOP KREDIT! Ini Cara Beli Mobil Pertama Tanpa Riba dan Utang