Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 13 Oktober 2022 | 15:24 WIB
Pantai Sanfur di Babel mengering [Ist]

SuaraSumsel.id - Fenomena air laut yang tetiba menyusut dratis di Provinsi Bangka Belitung (Babel) menjadi perhatian publik. Banyak kemudian netizen mengaitkan ini sebagai tanda bakal terjadi tsunami.

Belakangan diketahui jika air laut yang menjadi surut tersebut terjadi di Pantai Sanfur yang berada di Desa Kebintik, Kecamatan Pangkalanbaru, Kabupaten Bangka Tengah.

Banyak kemudian warga mengabadikan fenomena alam ini, hingga kemudian ramai dibahas dan menjadi viral. Banyak pula publik bertanya-tanya apakah benar ini sebagai tanda bakal terjadi tsnumani di provinsi kepulauan tersebut.

BMKG Pangkalpinang pun buka suara. Lembaga ini memastikan tidak bakal ada aktivitas kegempaan di sekitar Bangka Tengah maupun Bangka Belitung daalam waktu dekat.

Baca Juga: Cuaca Sumsel Hari Ini: Sejumlah Wilayah Berpotensi Hujan Disertai Petir

Berdasarkan analisis yang dilakukan BMKG diketahui jika sinyal seismik di sensor terdekat yang memperlihatkan kegempaan hasilnya tidak ada di Bangka Tengah.

Melansir wowbabel.com-jaringan Suara.com, hasil prakiraan pasang surut air laut di wilayah Bangka Belitung tidak ditemukan perubahan gelombang air laut yang signifikan.

Hal ini dinilai sebagai gejala normal pasang surut harian.

Dengan demikian maka berdasarkan hasil pengamatan BMKG Pangkalpinang, bahwa tidak didapatkan adanya gejala peristiwa tsunami.

Oleh karena itu BMKG menghimbau masyarakat agar tidak mempercayai isu tsunami yang berkembang dan dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.

Baca Juga: BI Ingatkan Pemda di Sumsel Waspada Gejolak Harga Pangan Jelang Akhir Tahun

"Tetap waspada dan selalu pantau informasi resmi yang bersumber dari BMKG melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (www.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (iOS dan Android "Info BMKG"," tulis BMKG

"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tulis BMKG

Load More