SuaraSumsel.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA (Sumsel) mengungkapkan jika konflik melaporkan konflik warga dengan beruang madu atau Helarctos malayanus di Kota Pagaralam dan sekitarnya yang terjadi belakangan ini, dipicu oleh musim panen durian.
Kepala BKSDA Wilayah II Lahat Martialis Puspito mengatakan konflik tersebut telah berlangsung sekitar dua pekan terakhir di bulan September, yang diketahui merupakan periode berlangsungnya panen durian di daerah setempat.
Selama periode itu, pihaknya cukup banyak menerima pelaporan dari warga Kota Pagaralam dan sekitarnya termasuk Kabupaten Lahat, yang sering mendapati jejak beruang madu berkeliaran di sekitar kebun mereka.
Martialis menjelaskan, secara peta kontur konflik warga dengan beruang di dua daerah tersebut sangat mungkin terjadi, karena sebagian besar masih terdapat kawasan hutan lindung yang menjadi habitatnya.
Baca Juga: Pilu! Sepekan Dua Bayi di Sumsel "Dibuang" Orang Tua Karena Desakan Ekonomi
“Terbaru, bahkan sekitar dua hari yang lalu ada seekor beruang masuk ke rumah warga di Kecamatan Dempo Utara, Pagaralam untuk mencari makan, karena diketahui rumah itu juga menyimpan hasil panen durian,” kata dia melalui saluran telepon.
Masa panen durian yang berlangsung saat ini menjadi salah satu indikator utama mereka hingga keluar dari kawasan hutan menyasar permukiman penduduk.
"Ya, itu (musim panen durian) salah satu yang memantik beruang madu keluar dari sarangnya, karena pengamatan kami biasanya mereka paling berada melintas di sekitar kebun warga yang berbatasan dengan hutan," ujarnya.
Upaya penanggulangan dilakukan dengan mendirikan papan sosialisasi dan menyiagakan petugas konservasi satwa ke beberapa lokasi yang kerap ditemukan jejak aktivitas beruang.
Pihaknya juga memasang satu unit perangkap besi berikut kamera pengawas, di antaranya di Dusun Sukarami, Muara Siban, Kecamatan Dempo Utara, lokaasi warga setempat rumahnya dimasuki beruang.
Baca Juga: Sumsel Belum Bebas Penyakit Rabies, Baru 8 Provinsi Bebas Rabies
“Belum ada yang tertangkap, sehingga alat perangkap itu dipasang sampai dipastikan tidak ada lagi aktivitas beruang di sekitar lokasi. yang pasti pendampingan kepada warga terus dilakukan oleh BKSDA,” pungkasnya. {ANTARA]
Berita Terkait
-
Pilu! Sepekan Dua Bayi di Sumsel "Dibuang" Orang Tua Karena Desakan Ekonomi
-
Palembang Bakal Tambah 20.000 Titik Pemasangan Lampu Jalan
-
Wanita di Palembang Babak Belur Dipukul Adik, Emosi Diviralkan Karena Sering Ancam Bunuh Ortu
-
Sumsel Belum Bebas Penyakit Rabies, Baru 8 Provinsi Bebas Rabies
-
Walhi Tuntut 9 Sengketa Lahan Berkepanjangan di Sumsel Diselesaikan
Tag
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 10 Pemain Keturunan Bisa Dinaturalisasi Demi Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2028
Pilihan
-
Muhammadiyah dan BSI Rujuk?
-
Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
-
Rekomendasi HP Murah Rp1 Jutaan RAM 6 GB: Kamera 50 MP, Baterai Super Awet
-
Rumit! Ini Skenario Semen Padang, Barito Putera dan PSS Sleman Lolos Degradasi
-
Comeback Bela Timnas Indonesia, 10 Keunggulan Stefano Lilipaly
Terkini
-
Jangan Lewatkan! DANA Kaget Hari Ini Buka Lagi, Klaim Sebelum Habis
-
20 Mei Besok, Ojol di Palembang Mogok Sehari! Aksi Tuntut Sistem yang Adil
-
Sustainable Finance di BRI Melejit, Ini Dampaknya untuk Sektor UMKM dan Lingkungan
-
Bank Sumsel Babel Dukung GENCARKAN & Sultan Muda: Dorong Ekonomi Sumsel Melesat
-
Inovasi Sampah Digital di Desa BRILiaN Hargobinangun: BRI Dorong UMKM Terus Maju