Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Senin, 25 Juli 2022 | 06:25 WIB
Mobil Angkutan Kota (Angkot) modern yang disiapkan Kementerian Perhubungan (Kememhub) untuk Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (27/2/2022) [ANTARA/HO-Humas Pemprov Sumsel]

SuaraSumsel.id - Pengoperasian angkutan umum dalam kota sebagai pengumpan atau feeder kereta api ringan (Light Rail Transit/LRT) di Palembang, Sumatera Selatan dinilai belum optimal sehingga harus dievaluasi.

"Belum ya, sebab berdasarkan pengamatan pihak balai pengelola kereta api jumlah penumpang yang diangkut oleh angkutan umum feeder ke stasiun LRT masih minim sekali," kata Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan Dedik Tri Istiantara di Palembang, Minggu.

Pengamatan tersebut dilakukan pada dua trayek perlintasan angkutan umum feederLRT yang baru beroprasi selama beberapa pekan di Juli 2022 ini.

Penumpang yang terlayani dari kedua trayek miliputi Asrama Haji–Sematang Borang dan trayek Perumnas Talang Kelapa Asrama Haji Talang Buruk dengan jumlah ditaksir masih di bawah 80 orang per hari.

Baca Juga: LRT Sumsel Telah Berusia 4 Tahun, Benarkah Budaya Transportasi Umum di Palembang Tumbuh?

"Karena jumlah penumpang masih sedikit kami koordinasikan itu ke pengelola angkutan umum feeder LRT yakni Dinas Perhubungan Kota Palembang untuk dilakukan evaluasi, apa yang salah sehingga belum berpengaruh ke stasiun-stasiun," kata dia.

Pembina Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) Sumatera Selatan Rizal Aprizal meminta angkutan umum feeder LRT Palembang dioperasikan sesuai peruntukannya.

"Untuk mencegah penyimpangan pengoperasian angkutan umum pengumpan modern itu, pihaknya siap membantu Dinas Perhubungan melakukan pengawasan di lapangan," kata Rizal Aprizal.

Sehingga dengan begitu, lanjutnya, angkutan modern berkapasitas sembilan penumpang dan satu sopir itu jangan sampai pelayanan baik hanya pada awal peluncurannya, setelah berjalan beberapa bulan berubah menjadi buruk atau tidak sesuai peruntukannya.

Adapun diketahui Pemerintah Kota Palembang mendapat bantuan sebanyak 29 unit mobil angkutan umum feeder LRT yang semuanya sudah difasilitasi sarana penyejuk udara (AC), kamera pengawas, GPS dan alat pembayaran non tunai (tap cash).

Baca Juga: Andai Fenomena Citayam Fashion Week Ditiru Sumsel, Mana Lokasi Paling Pas di Palembang?

Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan, sebanyak 29 unit mobil angkutan umum itu merupakan pemberian tahap pertama dari 200 unit yang ditargetkan dari Kementerian Perhubungan, untuk menunjang pelayanan transportasi angkutan umum terintegrasi dengan LRT pada masyarakat Palembang.

Ilustrasi LRT Sumsel. LRT Sumsel operasikan 88 perjalanan selama Ramadhan. [ANTARA]

Masing-masing angkutan tersebut melintasi dua trayek Jalan Talang Kelapa – Talang Buruk via Asrama Haji (20,4 kilometer) sebanyak 11 unit mobil angkot dan sebanyak 18 unit lainnya rute Asrama Haji – Sematang Borang via Kol. Haji Burlian (40,2 kilometer) setiap hari.

Melansir ANTARA, kedua trayek operasi itu dipilih karena merupakan kawasan yang belum terjangkau kendaraan umum lain karena jaraknya cukup jauh untuk menjangkau stasiun LRT.

“Jadi masyarakat di dua trayek itu bisa lebih dekat untuk menaiki kereta cepat LRT dan BRT, setelah terintegrasi satu sama lain nantinya,” katanya.

Load More