SuaraSumsel.id - Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) serta perkumpulan Telapak Sumatera Selatan menemukan indikasi pencemaran semakin parah di Sungai Musi. Air Sungai Musi menjadi muara dari puluhan anak-anak sungai di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota tersebut.
"Indikasi tersebut didukung fakta semakin sulit ditemukannya ikan di Sungai Musi, seperti jenis baung pisang, kapiat, patin, tapah dan ikan belida," kata peneliti ESN Prigi Arisandi, seusai melakukan penyusuran Sungai Musi Palembang, Ahad.
Adapun beberapa penyebab pencemaran di Sungai Musi, tergolong kompleks di antaranya aktivitas alih fungsi lahan di hulu yang tinggi, aktivitas tambang tanpa izin, perkebunan sawit, pencemaran industri serta sampah plastik dan air limbah dari berbagai kegiatan masyarakat menimbulkan pencemaran di Sungai Musi.
Air Sungai Musi perlu dijaga kebersihannya agar bisa tetap digunakan masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan sebagai bahan baku air minum.
Koordinator Telapak Sumatera Selatan Hariansyah Usman menambahkan tujuan penyusuran Sungai Musi yang dilakukan bersama tim peneliti ESN itu untuk melihat kadar polutan dan uji mikroplastik.
Selain air limbah dari berbagai kegiatan masyarakat, industri, perkebunan dan lainnya, pencemaran mikroplastik menjadi ancaman baru kelestarian ikan dan Sungai Musi.
Pencemaran bahan-bahan kimia pengganggu hormon memicu gangguan reproduksi ikan serta menurunkan populasi ikan yang tidak toleran terhadap kadar polutannya.
Dalam pengambilan sampel air di Sungai Musi, menunjukkan kadar logam berat mangan dan tembaga yang mencapai 0,2 PPM dan 0.06 PPM tinggi padahal standarnya tidak boleh lebih dari 0,03 PPM.
"Kadar klorin dan phospat cukup tinggi, yaitu untuk klorin 0,16 MG/liter, seharusnya tidak boleh lebih dari 0,03 MG/liter sedangkan phospat juga tinggi mencapai 0.59 MG/L. Tingginya kadar klorin dan phospat sangat mempengaruhi sistem pernapasan ikan dan mempengaruhi pembentukan telur ikan," ujarnya.
Baca Juga: Tutup Kongres Fatayat NU di Sumsel, Ketua PBNU Gus Yahya Sepakat Pentingnya Kaderisasi Perempuan NU
Melansir ANTARA, Prigi Arisandi serta dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Veryl Hasan, jenis mikroplastik yang paling mendominasi adalah jenis fiber atau benang-benang yang mencapai 80 persen dan jenis mikroplastik lainnya adalah granula, fragmen serta filamen.
Mikroplastik, phospat, logam berat dan klorin, menurut Prigi, termasuk dalam kategori senyawa pengganggu hormon, sehingga keberadaanya di sungai akan mengganggu proses pembentukan kelamin ikan.
Tim ESN juga menemukan permukaan Sungai Musi dipenuhi sampah plastik sekali pakai. Tim juga menerima keluhan para nelayan dan penjual ikan mengenai merosotnya jumlah ikan tangkapan dan ukuran ikan yang makin mengecil.
Tag
Berita Terkait
-
Terpilih Pimpin Partai Demokrat Palembang, Yudha Mahyudin Soal Pilkada 2024: Keputusan di Tangan AHY
-
Pemuda Asal Palembang Kocar-kacir Dikejar Massa, Gegara Curi Kotak Amal Musala di Cikupa Tangerang
-
Tutup Kongres Fatayat NU di Sumsel, Ketua PBNU Gus Yahya Sepakat Pentingnya Kaderisasi Perempuan NU
-
Pria Asal Palembang Viral Gegara Mirip Ronaldinho, Blak-Blakan Cerita Gagal Seleksi Sriwijaya FC
-
Gelar Kongres di Sumsel, Margaret Aliyatul Maimunah Terpilih Ketum Fatayat NU 2022-2027
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
9 Mobil Bekas dengan Biaya Perawatan Termurah yang Cocok untuk Harian
-
Rezeki Digital Datang Lagi! Cek 8 Link Dana Kaget Hari Ini yang Langsung Masuk ke Akunmu
-
7 Cushion Lokal untuk Kulit Sawo Matang, Dijamin Gak Bikin Abu-Abu
-
Elegan Sekejap! Ini 7 Lipstik Mauve yang Cocok untuk Semua Warna Kulit
-
5 Mobil Bekas RWD Murah di Bawah Rp100 Juta yang Wajib Diburu