SuaraSumsel.id - Tidak seperti yang dirasakan petani sawit, para petani pinang di Provinsi Jambi mengeluhkan harga produk pertanian yang menurun.
"Saat harga kelapa sawit naik signifikan, pinang malah turun. Tapi yang penting masih bisa masuk pasar," kata Sarifah, seorang warga keluarga petani pinang di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) Provinsi Jambi, Sabtu.
Meski ada penurunan harga jual komoditi ekspor itu, namun mereka optimistis produk pinang mereka tetap diminati karena termasuk komoditi khas di Provinsi Jambi sekaligus telah menembus pasar ekspor.
Untuk menyiasati harga di pasaran, para petani dan pelaku perdagangan pinang terus mencari peluang.
Seorang pelaku usaha pinang di Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi, Juntak menyebutkan akibat harga kurang menarik banyak yang mengurangi penjualan atau suplay. Kondisi itu sudah berlangsung dalam tiga bulan terakhir. Selain itu sortir untuk memastikan kualitas juga lebih ketat.
"Pinang sekarang turun dimana pengepul bisa mengirim pinang berton-ton pinang tiap bulan, kini hanya menunggu waktu yang tepat untuk menjual ke pabrik," kata Juntak.
Hal itu dilakukan untuk menghindari kerugian akibat penurunan harga. Dalam tiga bulan terakhir, harga harga yang biasa nya Rp.24.000 per kilogram di tingkat pengepul, kini hanya Rp13.500 per kilogram untuk kelas terbaik.
Selain menampung pinang, ia juga menjadi pengepul biji kering kakao. Harga biji kakao cenderung stabil untuk 3 bulan. Sayangnya sedikit petani yang menanam kakao dibandingkan dengan pinang," katanya.
Ia menyebutkan di tingkat pengepul harga pinang turun sejak Desember 2021 hingga saat ini. Pinang jenis super seharga Rp13.500, per kilogram, di bawahnya asalan Rp12.000 per kilogram. Kemudian pinang rebus Rp.13.000 per kilogram, klotok asalan Rp12.000 per kilogram.
Baca Juga: Okupansi Hotel di Sumsel Kini Capai 70 Persen, Usai Syarat Tes PCR/Antigen Dicabut Pemerintah
Pengepul biasanya mengambil dari petani. Meski mengalami penurunan harga untuk tanaman pinang namun tanaman berpohon berbuku-buku itu merupakan tanaman utama masyarakat di Provinsi Jambi. Sistem tanamannya yang mudah selain itu pinang juga dapat dengan mudah disemai.
"Di lahan pinang biasanya tumpangsari dengan kelapa, bila pinang tak dijual, maka penghasilan bisa dari kelapa," katanya menambahkan. (ANTARA)
Tag
Berita Terkait
-
Perumahan Villa Argenta Asri Belum Dibangun, Kejati Jambi Cium Korupsi di BTN
-
Kejati Jambi Tahan Bos Minyak Dugaan Gelapkan Pajak Rp3,5 Miliar
-
Menengok 460 Koleksi Senjata Kuno Museum Perjuangan Rakyat Jambi: Bagian dari Perjuangan Sultan Thaha Saifuddin
-
Bendahara KUD di Jambi Jadi Tersangka Penggelapan Pajak, Kerugian Negara Capai Rp812,5 Juta
-
Terungkap Golkar Belum Putuskan Sikap soal Penundaan Pemilu, Airlangga Hanya Suarakan Aspirasi Petani Sawit
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Kondisi Terkini Jembatan Kelekar Prabumulih: Ambruk Dihantam Arus Deras, Akses Masih Terputus
-
7 Bedak Padat untuk Touch up Praktis bagi Pengguna yang Sering Bepergian
-
5 Bank Digital untuk Atur Keuangan Lebih Rapi bagi Pasangan Muda dan Keluarga
-
Peran AgenBRILink dalam Memperluas Akses Keuangan bagi Masyarakat Perbatasan
-
5 Skenario Kapan Harus Pakai Kartu Kredit atau QRIS, Nomor 3 Jarang Disadari