Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 13 Januari 2022 | 07:30 WIB
Pecatan ASN disdukcapil menangis saat ditangkap polisi [Suara.com/Welly JT]

5. Butuh uang buat makan

"Uangnya untuk makan pak. Anak saya masih kecil-kecil. Paling besar umur 9 tahun," ujarnya kembali  menangis. 

Ditemui di tempat yang sama, Budi (64) salah seorang korban Reno mengaku sangat geram dengan tindak penipuan oleh pecatan ASN tersebut. 

 Dikatakan Budi, Reno telah mendatangi kediamannya yang berada di RT 3 Jalan Seruni Lorong Kebun Raya Kelurahan Bukit Lama untuk menawarkan jasa mengurus KK dan PKH secara praktis. 

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Bikin Nelayan Sumsel Jeda Melaut Lebih Lama

"Bohong kalau dia ngomong tidak datang ke rumah-rumah. Dia ketok pintu saya, bilang nawarin ngurus KK dan PKH," ucap Budi. 

Berjanji hanya dua hari akan diselesaikan, namun nyatanya hingga tiga minggu Reno menghilang tanpa kejelasan. 

"Saya kesal sekali. Makanya saya cari ke kantor camat. Waktu saya cek, memang ada yang namanya Irul, tapi bukan orang itu yang nipu. Ternyata dia (Reno) pakai nama orang lain," ungkapnya dengan nada kesal.

6. Polisi memproses upaya damai

Pihak polisi pun telah memproses kasus ini.

Baca Juga: PT SM dalam Laporan Kaesang dan Gibran, Ungkit Karhutla Terparah di Sumsel

Load More