Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 05 Desember 2021 | 15:43 WIB
Ilustrasi kekerasan seksual. Kisah korban pelecehan seksual oleh Kaprodi yang sering ditanya nomor bra- (Suara.com/Ema Rohimah)

SuaraSumsel.id - Kasus pelecehan seksual di Unsri atau Universitas Sriwijaya terus menjadi perhatian publik. Korban pun mengungkap kisah mengalami kekerasan seksual melalui pesan yang dikirimkan pelaku.

Berdasarkan data yang diungkap WCC Palembang, pelaku terlapor ialah seorang dosen bernama Reza Ghasarma, yang merupakan Kaprodi atau Kepala Program Studi Manajemen Unsri pada jenjang strata satu.

Pengakuan korban yang sering dihubungi dengan telegram mengungkap jika pelaku sering menghubunginya meski tidak sama sekali pernah berjumpa.

Pesan telegram berisi pelecehan itu bermula ketika korban dihubungi pelaku R yang bertugas sebagai penguji dalam ujian akhir skripsinya.

Baca Juga: Waspada, Potensi Cuaca Ekstrem Terjadi di Sumsel Sepekan ke Depan

Hal itu dilakukan untuk keperluan adminitrasi sebelum melaksanakan ujian. Setelah urusan itu selesai, namun pelaku terus-terusan mengubungi korban,

"Dia (pelaku) nge-chat dari telegram dengan sistem yang otomatis 15 menit langsung hilang. Tapi beberapa yang sempat saya simpan," ujarnya. 

Pelaku dosen Reza pun menanyakan nomor rekening.

"Awalnya dia nanya-nanya biasa, tapi ujungnya nge-chat minta nomor rekening. Saya tanya untuk apa, terus dia jawab katanya mau kasih uang jajan. Langsung saja saya tolak karena saya pikir untuk apa kok dia mau kasih uang. Makanya tidak saya balas," ungkapnya. 

"Malamnya dia chat lagi ke saya tanya hal-hal yang tidak pantas. Dia tanya lagi pakai baju warna apa, dalamannya pakai warna apa, ukuran bra. Jelas saya risih, makin tidak saya gubris. Tapi tetap saja dia chat terus," tuturnya. 

Baca Juga: Sumsel Bakal Jadi Tuan Rumah Pameran Museum Nasional 2022

Pelaku tetap saja mengirim pesan singkat kepada D. Sampai akhirnya oknum dosen tersebut mengirimkan pertanyaan yang menurut korban sudah sangat tidak pantas.

Korban ingat benar pesan tersebut dikirimkan dosen R pada 25 Agustus 2021."Tetap dengan bahasa yang sama, seperti minta nomor rekening. Tapi kali itu bahasa dia lebih fulgar lagi chatnya. Makin tidak saya gubris," ucapnya. 

Korban pun berniat melaporkan kejadian ini karena tidak ingin ada korban lagi atas kasus yang sama ini.

"Karena apabila kasus ini tidak diangkat, saya yakin bisa membuat dia semakin menjadi-jadi. Dia tidak akan jera, bakal terus berlanjut. Bahkan juga bisa menimbulkan ketakutan untuk diri kita sendiri juga sebagai mahasiswa," ujarnya. 

Akhirnya korban memutuskan agar tidak mengadukan persoalan pelecehan seksual ke pihak kampus dengan niat awalnya tersebut. 

"Saya mau langsung ke polisi saja karena memang tujuan saya untuk melaporkan dosen R. Saya tidak mau melibatkan kampus," pungkasnya. 

Sementara dari pihak Rektorat Unsri, Wakil Rektor I Unsri, Zainuddin Nawawi mengungkapkan, dosen yang terlaporkan tidak mengakui perbuatan pelecehan seksual.

Kontributor : Welly Jasrial Tanjung

Load More