Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 07 November 2021 | 20:08 WIB
Ilustrasi pertanian padi. BPBD Sumsel ingatkan petani Sumsel soal ancaman cuaca buruk lima bulan ke depan [Pixabay.com/shownkonopaski]

SuaraSumsel.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mengungkapkan bakal adanya cuaca buruk yang akan terjadi selama lima bulan ke depan, yakni sampai Maret 2022.

Kondisi ini juga perlu diperhatikan petani Sumsel.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumatera Selatan Ansori mengatakan, selama periode tersebut 

"Sudah ada laporan kerusakan lahan pertanian dan perkebunan karena banjir dan banjir bandang.  Sudah terjadi hampir seluruh Sumsel namun jumlahnya sedang kami rekapitulasi," katanya.

Baca Juga: Peringatan BMKG: Sejumlah Daerah di Sumsel Dilanda Hujan Malam Ini

Petani perlu berkordinasi dengan BMKG setempat agar waktu panen dan tanam dapat diperhitungkan.

"Kordinasi ke BMKG sebagai salah satu bentuk kewaspadaan petani biar tidak salah mengaambil tindakan," katanya.

Kejadian bencana pada 2020, mengakibatkan eluas 5.319 Hektare (Ha) sawah yang terendam banjir dengan enam hektare sawah di antaranya mengalami kerusakan dan gagal panen, kemudian 281 Ha kebun terendam air.

"Tentu caranya harus ada komitmen bersama semua pihak dalam mengatasi bencana ini," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Muaraenim Ulil Amri mengatakan dampak cuaca buruk seperti banjir dan  longsoran sejauh ini belum mempengaruhi lahan pertanian secara signifikan.

Baca Juga: Anomali Cuaca, BPBD di Sumsel Segera Tetapkan Status Siaga Bencana

"Petani kami minta mewaspadai potensi banjir karena saat ini curah hujan cukup tinggi," imbuhnya.

Demikian juga halnya dengan petani yang berada di wilayah hulu mulai dari Tanjung Enim hingga Kecamatan Semendo Raya saat ini sudah mulai menanam padi agar tetap waspada.

"Tetap diimbau waspada karena  kawasan dataran tinggi juga rawan bencana. Kalau cuaca semakin memburuk bisa masa tanam mundur," ujarnya. (ANTARA)

Load More