SuaraSumsel.id - Negara Qatar berpendapat pengakuan terhadap pemerintahan Taliban di Afghanistan bukanlah prioritas. Saat ini karena fokus seharusnya diarahkan pada keterlibatan dengan pemerintah baru dan penanganan isu kemanusiaan.
Utusan khusus menteri luar negeri Qatar Mutlaq Al-Qahtani mendesak negara-negara lain terlibat lebih dalam dengan Taliban sebagai otoritas defacto Afghanistan saat ini.
Pada saat yang sama, ia mendesak Taliban untuk bertindak sebagai pemerintah yang bertanggung jawab serta menghormati hak perempuan untuk bekerja dan hak anak perempuan untuk bersekolah.
"Kami pikir pengakuan ini bukan prioritas. Yang lebih menjadi prioritas sekarang adalah kemanusiaan, pendidikan, kebebasan perlintasan," kata Qahtani dalam forum keamanan global di Doha, Selasa.
Dia mengatakan satu-satunya langkah maju adalah menawarkan "lebih banyak kolaborasi, kerja sama, dan bantuan" kepada pemerintah sementara Afghanistan.
Hampir dua bulan sejak kejatuhan pemerintah dukungan Barat, pemerintahan baru Taliban berupaya membangun hubungan dengan negara lain untuk membantu mencegah krisis ekonomi dahsyat di Afghanistan.
Namun, sejauh ini Taliban menolak mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah menengah.
Itu adalah salah satu tuntutan utama masyarakat internasional kepada Taliban, setelah mereka bulan lalu memutuskan untuk membuka kembali sekolah menengah hanya untuk anak laki-laki.
Qatar, yang menjadi tuan rumah pembicaraan antara Taliban dan pejabat Barat, dipandang sebagai salah satu negara yang memiliki pengaruh atas gerakan tersebut.
Baca Juga: Medali Emas Sumsel di PON XX Papua Bertambah, Kalahkan Sumbar dan Jambi
Doha menjadi tuan rumah kantor politik Taliban yang mengawasi negosiasi dengan Amerika Serikat, yang berujung pada penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada Agustus lalu.
Qatar juga telah memainkan peran penting dalam upaya evakuasi sejak pemerintahan Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
-
Aksi Jahit Mulut Imigran Afghanistan di Riau, Minta Dipindah ke Negara Lain
-
Singgung Taliban di KPK, Denny Siregar Bungkam Setelah Dicecar Eks Jubir KPK
-
Taliban Bisa Belajar dari Indonesia, Ini Ulasan Dosen Malaysia Tentang Sekolah Perempuan
-
Peneliti Malaysia: Taliban Bisa Belajar dari Indonesia soal Sekolah untuk Perempuan
-
Eks Walkot Tanjungbalai Sebut Tim Taliban Tangani Kasus Suap Jual Beli Jabatan di KPK
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
-
Angka Kemiskinan Turun di Bawah 9%, Menkeu: Pertama Kali dalam Sejarah
Terkini
-
Gaji Koma, Tanggungan Ganda: Benarkah Pinjol Jawaban Generasi Sandwich?
-
Nil Maizar Bongkar Strategi Sumsel United Jelang Duel Perdana di Liga 2
-
Sejak 15 Tahun Terakhir, BRI Konsisten Beri Apresiasi pada Paskibraka Nasional
-
SKN New Train: Proyek Gas Terbesar di Sumsel yang Bakal Jadi Andalan Energi Nasional
-
Kades Mesum Digerebek! Janji Nikahi Gadis 17 Tahun Jadi Kedok Asmara Terlarang di Ogan Ilir