SuaraSumsel.id - Negara Qatar berpendapat pengakuan terhadap pemerintahan Taliban di Afghanistan bukanlah prioritas. Saat ini karena fokus seharusnya diarahkan pada keterlibatan dengan pemerintah baru dan penanganan isu kemanusiaan.
Utusan khusus menteri luar negeri Qatar Mutlaq Al-Qahtani mendesak negara-negara lain terlibat lebih dalam dengan Taliban sebagai otoritas defacto Afghanistan saat ini.
Pada saat yang sama, ia mendesak Taliban untuk bertindak sebagai pemerintah yang bertanggung jawab serta menghormati hak perempuan untuk bekerja dan hak anak perempuan untuk bersekolah.
"Kami pikir pengakuan ini bukan prioritas. Yang lebih menjadi prioritas sekarang adalah kemanusiaan, pendidikan, kebebasan perlintasan," kata Qahtani dalam forum keamanan global di Doha, Selasa.
Baca Juga: Medali Emas Sumsel di PON XX Papua Bertambah, Kalahkan Sumbar dan Jambi
Dia mengatakan satu-satunya langkah maju adalah menawarkan "lebih banyak kolaborasi, kerja sama, dan bantuan" kepada pemerintah sementara Afghanistan.
Hampir dua bulan sejak kejatuhan pemerintah dukungan Barat, pemerintahan baru Taliban berupaya membangun hubungan dengan negara lain untuk membantu mencegah krisis ekonomi dahsyat di Afghanistan.
Namun, sejauh ini Taliban menolak mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah menengah.
Itu adalah salah satu tuntutan utama masyarakat internasional kepada Taliban, setelah mereka bulan lalu memutuskan untuk membuka kembali sekolah menengah hanya untuk anak laki-laki.
Qatar, yang menjadi tuan rumah pembicaraan antara Taliban dan pejabat Barat, dipandang sebagai salah satu negara yang memiliki pengaruh atas gerakan tersebut.
Baca Juga: KLHK: 2.000 Ha Lahan di Sumsel Terbakar Sepanjang 2021
Doha menjadi tuan rumah kantor politik Taliban yang mengawasi negosiasi dengan Amerika Serikat, yang berujung pada penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada Agustus lalu.
Qatar juga telah memainkan peran penting dalam upaya evakuasi sejak pemerintahan Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
-
Turki Bantah Kantor Hamas Pindah ke Wilayahnya
-
Qatar dalam Tekanan AS: Perantara atau Pelindung Hamas?
-
Akankah Taliban Didengar? Delegasi Afghanistan di COP29 Tanpa Pengakuan PBB
-
Qatar Mundur Sebagai Mediator Gencatan Senjata Gaza?
-
Profil Khamis Al-Marri, Wasit dari Qatar yang Pimpin Laga Timnas Indonesia vs Jepang
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Raih Best API Initiative, BRI Komitmen untuk Terus Berinovasi bagi Layanan Nasabah
-
Cerita Pilu Novi Tolak Bayar Uang Damai Rp60 Juta, Padahal Dilecehkan Tetangga
-
Robby Minta Prabowo Turun Tangan: Kisah Video Viral Dugaan Pesta Sabu Lapas
-
Walkout di Tengah Debat Pilkada OKU, Paslon 01 Sebut Aturan Debat Dilanggar!
-
Penyelidikan Mendalam Kasus Pesta Sabu di Lapas, Oknum Petugas Jadi Tersangka?