Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Senin, 11 Oktober 2021 | 21:44 WIB
Ilutrasi pemadaman karhutla di Sumatera Selatan. [ANTARA]

SuaraSumsel.id - Seluas 2.003 hektare (Ha) hutan dan lahan di Sumatera Selatan terbakar sepanjang tahun 2021 ini.  Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) KLHK wilayah Sumatera Ferdian Krisnanto di Palembang.

Ia mengatakan, data luas Karhutla tersebut dihitung berdasarkan analisis citra satelite landsat 8 OLI/TIRS yang di-overlay data sebaran titik panas.

Selain itu dari laporan hasil pemeriksaan lapangan titik panas dan laporan pemadaman yang dilaksanakan Manggala Agni.

"Perhitungan luas karhutla itu memang, sementara ini masih untuk periode Januari-Agustus. Sedangkan untuk periode September dan seterusnya masih finalisasi oleh tim KLHK dan LAPAN," ujar ia.

Baca Juga: Kasus Investasi DHD Farm di Sumsel, Korban Alami Kerugian Ratusan Miliar Rupiah

"Perhitungan luasan karhutla ini berbasis citra satelit sekaligus memang dibutuhkan konfirmasi lapangan," ujarnya.

KLHK mencatat jumlah luasan karhutla di Sumatera Selatan tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2020 yang tercatat seluas 950 Ha.

"Benar, memang berdasarkan hasil perhitungan citra satelit oleh KLHK dan LAPAN menunjukkan peningkatan," ujarnya.

Perlu dilihat jika dominansi untuk tahun 2021 ada di lahan non gambut sehingga penyebarannya di lapangan cenderung mudah ditanggulangi.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencara Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Ansori mengatakan, kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini menjadi salah satu faktor mempengaruhi perluasan lahan karhutla.

Baca Juga: Polda Sumsel Ungkap Jaringan Narkoba Antarprovinsi di Palembang

Pada tahun tersebut, mayoritas lahan di daerah Sumatera Selatan yang masuk dalam daerah siaga bencana karhutla basah karena intensitas hujan tinggi.

"Sedangkan tahun ini daerah-daerah tersebut mengalami kondisi cuaca yang tidak menentu bisa dikatakan lahan menjadi cenderung kering," kata ia.

"Musim peralihan kadang kering juga kadang basah karena hujan. Bila terjadi hujan titik panas berkurang," ujarnya.

Pihaknya menganggap karhutla Sumsel masih bisa diatasi dengan baik berkat kerja sama tim satuan tugas (satgas) dilapangan dan dengan didukung peralatan dan perlengkapan yang mumpuni.

Seperti penyiraman udara atau water bombing yang dilakukan menggunakan helikopter difokuskan ke sejumlah daerah langganan karhutla seperti OKI, Ogan Ilir, Muara Enim, PALI, Banyuasin dan Musi Rawas. [ANTARA}

Load More