SuaraSumsel.id - Fenomena generasi sandwich di kota-kota besar Indonesia kini bukan lagi sekadar istilah sosiologis, melainkan realitas pahit yang dihadapi jutaan kaum milenial dan Gen Z akhir.
Terhimpit di antara tanggung jawab membiayai orang tua yang memasuki usia senja dan membesarkan anak-anak mereka sendiri, kelompok ini menghadapi tekanan finansial yang luar biasa berat.
Di tengah lonjakan biaya hidup, tagihan tak terduga, dan gaji yang terasa stagnan, sebuah "solusi" instan muncul dan semakin agresif menawarkan diri: pinjaman online (pinjol).
Bayangkan skenarionya saat orang tua mendadak butuh biaya berobat yang tidak sedikit, bersamaan dengan tagihan uang pangkal sekolah anak yang jatuh tempo.
Gaji bulanan sudah habis untuk cicilan rumah dan kebutuhan pokok.
Dalam situasi panik seperti ini, iklan pinjol yang muncul di media sosial dengan janji "cair dalam hitungan menit" terasa seperti dewa penolong. Tanpa perlu jaminan, tanpa proses berbelit di bank, dana segar bisa langsung masuk ke rekening.
Inilah daya pikat utama pinjol bagi generasi sandwich. Kemudahan akses dan kecepatan proses seolah menjadi jawaban atas kebutuhan mendesak yang datang tanpa permisi. Namun, di balik kemudahan tersebut, tersembunyi sebuah jurang yang siap menelan siapa saja yang tidak waspada.
Dari Solusi Darurat Menjadi Lingkaran Setan
Masalah utama pinjol, bahkan yang legal dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), adalah suku bunga yang tinggi dan tenor (jangka waktu pinjaman) yang sangat singkat.
Baca Juga: Terbongkar! Taktik Licik Pinjol Ilegal 2025, Incar Data Pribadi via WhatsApp
Bunga yang bisa mencapai puluhan persen per tahun membuat jumlah pengembalian membengkak secara signifikan.
Ketika satu pinjaman jatuh tempo, banyak yang terpaksa mengambil pinjaman baru dari aplikasi lain untuk menutupi utang sebelumnya. Inilah awal dari siklus gali lubang tutup lubang yang mengerikan.
Seorang perencana keuangan independen menyoroti betapa berbahayanya menjadikan pinjol sebagai pilihan utama.
"Pinjaman online legal sekalipun seharusnya menjadi pilihan terakhir, bukan yang pertama. Bunga yang tinggi bisa menggerus arus kas bulanan secara signifikan. Banyak generasi sandwich yang kami tangani terjebak bukan karena kebutuhan mendesak sekali, tapi karena kurangnya perencanaan keuangan untuk dana darurat dan biaya tak terduga," ujar Andi Nugraha, Perencana Keuangan dari Fin-Q.
Situasi menjadi jauh lebih buruk ketika mereka terjerat pinjol ilegal. Dengan bunga yang mencekik, denda harian yang tidak masuk akal, serta metode penagihan yang meneror mulai dari menyebarkan data pribadi hingga mengintimidasi kontak di ponsel, pinjol ilegal mengubah masalah finansial menjadi krisis kesehatan mental.
Tekanan psikologis yang dialami generasi sandwich pun menjadi berlipat ganda. Selain stres karena harus menyeimbangkan berbagai pos pengeluaran, mereka kini juga dihantui oleh teror dari para penagih utang.
Tag
Berita Terkait
-
Terbongkar! Taktik Licik Pinjol Ilegal 2025, Incar Data Pribadi via WhatsApp
-
Terjebak Pinjol Ilegal? Ini 5 Langkah Hukum Untuk Selamatkan Diri!
-
5 Alasan Mengapa Anak Perlu Dikenalkan Literasi Keuangan Sejak Dini
-
Perlukah Anak Dikenalkan Kripto dan Literasi Keuangan Sejak Dini?
-
Jangan Asal Klik! Pinjol Ilegal Masih Mengintai di Sumbagsel, Ini Cara Aman Kelola Keuangan Digital
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
Anggaran MBG vs BPJS Kesehatan: Analisis Alokasi Jumbo Pemerintah di RAPBN 2026
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
Terkini
-
Gaji Koma, Tanggungan Ganda: Benarkah Pinjol Jawaban Generasi Sandwich?
-
Nil Maizar Bongkar Strategi Sumsel United Jelang Duel Perdana di Liga 2
-
Sejak 15 Tahun Terakhir, BRI Konsisten Beri Apresiasi pada Paskibraka Nasional
-
SKN New Train: Proyek Gas Terbesar di Sumsel yang Bakal Jadi Andalan Energi Nasional
-
Kades Mesum Digerebek! Janji Nikahi Gadis 17 Tahun Jadi Kedok Asmara Terlarang di Ogan Ilir