Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 15 September 2021 | 10:33 WIB
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara atau AMAN [Dok. Istimewa]

Satya bercerita, seorang teman yang ia ajak ke Kampung Adat Waerebo, Nusa Tenggara Timur, mengenakan dress super mini.

“Seharusnya turis belajar tentang cara bertutur dan berperilaku, jika ingin mengunjungi kampung adat. Memang belum ada panduan tertulisnya, tapi kita bisa gunakan common sense, paling tidak memakai baju yang sopan,” kata Satya, yang selalu membawa sarung ketika bertandang ke kampung adat.

Ia mengajak masyarakat modern menjadijadi turis yang bertanggung jawab, sekaligus turis yang manusiawi.

"Jangan hanya datang untuk foto-foto. Ajaklah mereka berinteraksi. Kalau mereka belum bisa berbahasa Indonesia atau kita tidak bisa berbahasa mereka, saya biasanya menggunakan bahasa tubuh. Mari tinggalkan jejak yang baik,” kata Satya, merasa prihatin dengan turis yang hanya sibuk selfie.

Baca Juga: Nelayan Sumsel Diminta Waspada saat Melaut, Cuaca Memburuk

Sekolah Adat Osing Banyuwangi. [foto: Times Indonesia]

3. Anak muda memanggil anak muda

Satya bercerita soal generasi muda Baduy Dalam yang semakin ingin keluar dari komunitas karena melihat anak-anak muda Baduy Luar punya ponsel

“Bagi mereka, itu merupakan barang yang mewah, karena mereka belum pernah memilikinya. Padahal, ketika mereka sudah keluar, mereka tidak boleh masuk lagi. Ini bahaya untuk kelangsungan hidup masyarakat Baduy Dalam,” cerita Satya.

Demi keberlanjutan hidup Masyarakat Adat inilah kemudian muncul Gerakan Pulang Kampung yang digagas Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN).

Dengan gerakan ini anak muda memanggil sejawatnya, yang bersekolah dan bekerja di kota untuk pulang dan mengurus kampung.

Baca Juga: Pupuk NPK Mutiara Palsu Beredar di Sumsel, Polisi Sita 700 Sak

“Mereka mampu berkarya dan mendatangkan penghasilan. Misalnya, anak-anak muda Minahasa, berkebun, menanam cabai dan tomat, dua bahan pangan segar yang selalu dicari oleh penduduk sana. Sekali panen keuntungannya bisa mencapai Rp150 juta. Penghasilannya jauh lebih besar daripada bekerja di kota,” kata Mina.

Load More