SuaraSumsel.id - Sebuah petisi ajakan meninggalkan telur dan ayam dari praktik peternakan kandang baterai sejak 30 Agustus lalu. Petisi ini pun muncul di www.change.org/AWIndonesia.
Petisi ini mengajak agar restoran cepat saji, dapat meninggalkan telur dan ayam dari praktik peternakan kandang baterai yang dnilai kejam.
Mengutip Suara.com, aksi penolakan selama 30 hari ini merupakan inisiatif dari koalisi LSM Act For Farmed Animals. Lembaga ini mengajak agar tidak lagi menyediakan makanan dari ayam dan telur dengan praktik demikian.
"A&W mengklaim menyediakan makanan cepat saji berkualitas tinggi dengan etos kerja yang baik. Kami meminta mereka untuk lebih welas asih terhadap ayam dan berkomitmen untuk tidak menggunakan telur dari peternakan kejam yang memperlakukan ayam seperti mesin. Kandang baterai harus ditinggalkan. Apalagi perusahaan seperti Burger King dan Unilever telah berkomitmen untuk mengakhiri jenis pengurungan hewan yang kontroversial ini," komentar Anggodaka, manajer kampanye Act for Farmed Animals dalam keterangannya ditulis Senin (13/9/2021).
Rantai restoran makanan cepat saji multinasional ini telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1985. Dengan semakin banyak gerai, hendaknya komitmen tersebut terus diperbaiki.
Menurut Anggadoka, meskipun telah berkomitmen terhadap rantai pasokan telur bebas kandang untuk operasi mereka di Kanada. Sayangnya, kebijakan serupa belum diadopsi untuk Asia.
"Pelanggan Asia harus mendapatkan standar kualitas yang sama," kata Anggodaka.
Kandang baterai dianggap sebagai salah satu praktik paling kejam dalam industri peternakan saat ini.
Dalam sistem ini, ayam petelur tidak dapat melakukan banyak perilaku alami, seperti melebarkan sayap sepenuhnya, mematuk, bersarang dan berjalan bebas.
Baca Juga: Pupuk NPK Mutiara Palsu Beredar di Sumsel, Polisi Sita 700 Sak
Karena kurungan ekstrem, ayam akan frustrasi dan jauh lebih rentan pada perkembangan penyakit seperti osteoporosis.
Act For Farmed Animals menggunakan diskusi, negosiasi, sampai kampanye penyadaran umum guna mendorong perusahaan makanan mengadopsi kebijakan bebas kandang dalam rantai pasokan ayam dan telurnya.
Berita Terkait
-
Bahaya Peternakan Ayam Kandang Baterai, Bisa Kena Penyakit Infeksi Coryza
-
Bisa Sebabkan Penyakit Salmonellosis, Ribuan Orang Tolak Ayam Ternak Kandang Baterai
-
Restoran A&W Dipetisi, Diminta Stop Beli Ayam dan Telur Kandang Baterai
-
Lagi Heboh Penolakan Telur Ayam dari Peternakan Kandang Baterai, Apa Itu?
-
Dianggap Praktik Kejam, Semua Restoran Didesak Tak Beli Ayam dan Telur Kandang Baterai
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
-
Berani Banget! Alex Pastoor Bikin Heboh Publik Belanda Gegara Ucapannya
-
10 HP Kamera Terbaik Agustus 2025, iPhone Kalah dari Merek Ini
Terkini
-
Euromoney: BRI Menyelenggarakan 2.037 Sesi Literasi Keuangan untuk Kelompok Terpinggirkan
-
Bukan Sriwijaya FC, Klub Inilah yang Diincar Sumsel United Jelang Championship 2025/26
-
Apakah Sumsel United Bakal Tantang Sriwijaya FC di GSJ Jelang Championship 2025/26?
-
Jelang Championship 2025/26, Sumsel United Berani Adu Gengsi di Laga Kandang
-
Tumbuh 41%, QLola by BRI Buktikan Peran sebagai Tulang Punggung Pengelolaan Keuangan Era Digital