SuaraSumsel.id - Sumatera Selatan tengah memasuki musim kemarau. Meski diprakirakan cuaca Sumatera Selatan atau Sumsel relatif kering tahun ini, namun tiga wilayah ini terdapat bibit hujan.
Ketiga wilayah tersebut ialah Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir dan Banyuasin.
Kepala Bidang Pelayanan Teknologi Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BB-TMC) Sutrisno mengatakan awal bulan Juni ini, sebagaian wilayah Indonesia telah memasuki masa kemarau. Diperkirakan pula tahun 2021 ini, cuacanya relatif lebih kering daripada tahun 2020 lalu.
“Guna mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla lebih dini maka diupayakan turun hujan sebelum bulan Juli,” ujarnya Kamis (10/6/2021).
Baca Juga: Cegah Karhutla, Teknologi Modifikasi Cuaca Mulai Beroperasi di Langit Sumsel
Guna menjadikan hujan, maka dilakukan modifikasi cuaca agar lahan menjadi basah dan tidak terjadinya titik panas atau hotspot.
"Maka akan dilakukan hujan buatan, atau tabur garam. Rata-rata sehari dilakukan dua kali sorty (penaburan garam) mulai hari ini sampai 15 hari kedepan bisa diperpanjang atau tidak," kata ia.
Sampai saat ini dia pun menyebutkan masih ada bibit awan pembentuk hujan di Sumsel. Ketiga wilayah yang masih terdapat potensi hujan ialah Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir (OI) dan Banyuasin.
Melalui bantuan modifikasi cuaca ini, diharapkan bisa meningkatkan 60 persen curah hujan dibandingkan dengan hujan alami.
Danlanud Komandan Lanud Sri Mulyono Herlambang (SMH) Kolonel Pnb Hermawan Widhianto menambahkan, jika pihaknya telah mempersiapkan diri guna modifiksi cuaca dengan menggunakan pesawat yang mampu membuat 800 kilogram garam guna disemai di ketinggian 10.000 kaki.
Baca Juga: Jelang Belajar Tatap Muka Juli, Baru 65 Persen Guru Sumsel Divaksin COVID-19
"Kami menyiapkan 1 pesawat yang berisi 11 kru profesional untuk melakukan modifikasi cucaa,"ungkapnya, Kamis (10/6/2021).
Ia menyatakan sudah siap siaga untuk mencegah Karhutla. Selain itu sudah disiapkan pula dua armada water bombing pesawat asal Rusia.
"Ada tiga syarat penerbangan gunai modifikasi cuaca agar terjadinya hujan, yaitu adanya awan, adanya hotspot dan adanya gambut," pungkasnya.
Kontributor: Fitria
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Daftar Petinggi Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), Viral Usai Video Razia RM Padang
- Penampilan Happy Asmara Saat Manggung Jadi Omongan Warganet: Semakin Hari Kelihatan Perutnya...
- Kecurigaan Diam-diam Paula Verhoeven sebelum Digugat Cerai Baim Wong: Kadang Chat Siapa Sih?
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
Pilihan
-
Derbi Keturunan! Julian Oerip Cetak Gol Saat AZ Bantai Samuel Silalahi di UEFA Youth League
-
Tersangka Kasus Judol Bisa Kerja Padahal Tak Lulus Seleksi, SOP Komdigi Kini Diusut Polisi
-
Kondisi Sepak Bola NTT, Dapil Anita Jacoba Gah yang Kritik Naturalisasi Timnas Indonesia
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Juta RAM 8 GB Terbaik November 2024
-
Ekonomi Kaltim Tumbuh Stabil 5,52 Persen YoY, Sektor Listrik dan Gas Melonjak 18,74 Persen
Terkini
-
BRI Fellowship Journalism 2025: Beasiswa S2 Plus Pelatihan Keuangan untuk Jurnalis
-
LIVE Malam Ini! Debat Kedua Pilwalko Palembang: Siapa Punya Solusi Pembangunan?
-
Breaking News: Gedung PLN WS2JB Terbakar, Penyebab Masih Diselidiki
-
Leadership Camp GenBI: Bukan Cuma Pintar, Tapi Juga Kreatif dan Inspiratif
-
BRI Minta Nasabah untuk Tingkatkan Kewaspadaan dengan Edukasi