SuaraSumsel.id - Menganyam purun yang merupakan komoditas ekosistem gambut memang tidak mudah. Seperti diungkap masyarakat pengerajin di Desa Geronggang, Pedamaran Timur, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Selain bertani karet dan sawit, di desa tersebut terdapat 20 kelompok masyarakat pengrajin Purun. Mereka berjumlah 15-25 orang.
Desa Geronggang tidak merasakan kekurangan pengrajin apalagi bahan baku. Sayangnya, kearifan local yang turun temurun ini sangat membutuhkan pasar yang lebih luas.
"Menjadi masalah pemasaran tidak luas hanya online dan Sumsel sehingga ekonomi warga kurang terbantu," ungkap salah satu pengrajin Purun, Bambang Siswo Sujiwanyo, Senin (6/7/2021).
Baca Juga: Jangan Keliru, Ini Tahapan Pendaftaran PPDB Sumsel 2021
Terlebih proses produksi purun tidak bisa dibilang mudah, Bambang memaparkan tahapannya mulai dari memanen purun yang basah karena hidup di lahan gambut sehingga harus dijemur selama satu hari saat cuaca panas.
"Kemudian ditumbuk dengan alat tradisional yang namanya antam, tapi harus orang yang ahli jika tidak, maka Purun bisa pecah dan susah untuk dianyam,"jelasnya.
Kalau telah ditumbuk, Purun bisa diolah atau jika ingin menghasilkan warna maka Purun direbus dahulu. Selanjutnya, tahap terakhir purun dibelah menjadi beberapa bagian. Dibelah dengan menggunakan kuku atau pemula menggunakan alat seperti garpu.
"Harga perwarna itu satu juta perkilogram yang akan menghasilan dua gulungan besar anyaman atau setara dengan 200-300 tikar, mangkanya Purun berwarna juga lebih mahal," sambung ia.
Kendala lain timbul jika terjadi hujan, Bambang mengaku saat cuaca hujan dirinya mengalami kesulitan untuk mendapatkan purun kualitas sangat baik alias premium.
Baca Juga: Wajib Ingat, Ini Jadwal PPDB SMA di Sumsel Tahun 2021
"Purun kualitas ini tentu memiliki keunggulan dari yang biasa, karena memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih halus sehingga produk yang dihasilkan akan semakin mahal," ucanya.
Para pengrajin juga turut melakukan penanaman purun di lahan gambut Desa Pulau Geronggang. Wanita dan Lelaki bekerjasama melakukan penanaman kembali pada tanaman tersebut agar dipanen dua bulan lagi atau ketika tingginya sudah mencapai 1,5 meter.
Di tempat tersebut, Cik Noni juga memiliki keresahan tersendiri menjadi pengrajin purun, wanita paruh baya tersebut mengungkapkan dirinya terus belajar menyesuaikan dengan pengrajin yang lain untuk membuat inovasi.
Mempelanjari hal baru, diakuinya tidak mudah.
"Kami yang tua-tua ini cuma pandai menganyam tikar purun. Jika yang masih muda bisa belajar melalui internet atau ikut pendampingan," ujar ia.
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Industri OKI Herliansyah Hilaludin menggungkapkan, pihaknya ingin membantu meningkatkan kualitas anyaman Purun sehingga dapat memasarkan lebih jauh. Selama ini bukan tidak memiliki pasar, namun dianggapnya terbatas hanya momen tertentu.
"Yang kita butuhkan saat ini adalah mentor kemudian yang bisa mengarahkan untuk mengekspor,"katanya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Dicabuli Ayah Tiri, Pelajar 14 Tahun di OKI Hamil dan Melahirkan
-
Kesal Karena Pakai Sepeda Motor, Ayah Bacok Anak Perempuan Berkali-kali
-
Sedih! Bocah Laki-Laki 9 Tahun Tewas Dihabisi Ibu Kandung
-
Tak Lagi Tidur di Tempat yang Sempit, Santri Ponpes Senang Tinggal di Rusun
-
Waduh! Warga Sumsel Ramai-Ramai Tertipu Arisan Online
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
Pilihan
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
-
Bocor! Jordi Amat Pakai Jersey Persija
-
Sri Mulyani Ungkap Masa Depan Ekspor RI Jika Negosiasi Tarif dengan AS Buntu
Terkini
-
5 Rekomendasi Desain Taman Depan Rumah Subsidi yang Estetis dan Hemat
-
STOP KREDIT! Ini Cara Beli Mobil Pertama Tanpa Riba dan Utang
-
Daftar 10 Link DANA Kaget Terbaru 4 Juli 2025, Cari Cuan Tetap Waspada Penipuan Saldo Digital!
-
Hemat Jutaan! Ini Dia Trik Jitu Bangun Rumah Tipe 36 dari Nol Tanpa Ngutang!
-
10 Merk TV Terbaik 2025, Gambar Jernih dan Tahan Lama!