SuaraSumsel.id - Rempah-rempah dari bumi Sumatera Selatan telah lama dikenal. Pada masa Sriwijaya, beberapa rempah mulai dari kapulaga, kayu manis, lada, damar hingga rempah wewangi aromatik lainnya menjadi daya tarik.
Namun dari sekian banyak rempah yang dihasilkan bumi Sumatera Selatan, jenis rempah lada yang paling dicari. Ketiga jenis lada tersebut antara lain lada hitam, lada berekor dan lada panjang.
Tema rempah ini yang digagas Komunitas Sahabat Cagar Budaya (SCB) menggelar diskusi bincang pusaka bersama sejumlah kalangan.
Diskusi lebih membahas posisi strategis Palembang, sebagai salah satu pusat dagang rempah dari masa ke masa.
Penggiat sejarah, Robby Sunata yang juga bertindak sebagai pemateri menyebutkan terdapat beberapa jenis rempah yang dihasilkan kemudian didagangkan dari wilayah Sumatera Selatan.
“Perdagangan rempah-rempah dari Indonesia bisa terbilang besar dan sangat penting karena dianggap salah satu lada yang unggul di Asia Tenggara,” jelasnya, Sabtu (10/4/2021).
Pada zaman Kerajaan Sriwijaya rempah-rempah yang diperdagangkan dari Sumsel adalah lada hitam, lada berekor dan lada panjang.
Robby menjelaskan, pusat-pusat perkebunan lada berdasarkan catatan sejarah dan para peneliti terdapat di daerah Rawas, daerah Komering Ulu, dan daerah Ogan serta Banyuasin.
“Sejak dulu rempah-rempah itu tidak hanya untuk bahan makanan tetapi juga dipercaya untuk meningkatkan kesehatan tubuh, meningkatkan gairah, dan untuk pengobatan. Saya yakin tanama tersebut masih ditanam, saat ini,”ungkapnya.
Baca Juga: Vaksinasi Covid 19 Palembang Tetap Dilanjutkan Selama Ramadan
Sejak abad ke-2 masehi orang-orang Eropa dan Mesir sudah mencatat ada kapal lada dari Asia Tenggara yang berlayar ke India.
Kemudian pada era selanjutnya, dengan kualitas rempah Sumatera Selatan yang bagus mengundang bangsa lain datang ke nusantara,
“Inilah awal mula kedatangan penjajahan di Indonesia karena lada dan pala,” sambung ia.
Pada Kesultanan Palembang, permintaan lada semakin tinggi sehigga mendominasi perdagangan di Sumsel.
Rempah-rempah ini juga yang membuat Kesultanan menjadi kaya raya dan rakyatnya makmur.
Robby pun berharap dengan adanya gambaran adanya jalur rempah di Palembang, masyarakat akan mendapatkan keuntungan secara ekonomi selain mengembalikan kebanggaan daerah sebagai kota dagang yang mempunyai sejarah panjang sekaligus megah.
Kontributor: Fitria
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
7 Bedak Pilihan MUA yang Bikin Makeup Pengantin Tahan Sepanjang Acara
-
2 Wisata Palembang untuk Menjelajah Sejarah Tepi Musi bagi Pecinta Traveling
-
7 Etika QRIS untuk Cegah Antrian Macet di Warung Kecil bagi Anak Muda Cashless
-
Teknologi Satelit BRIsat Dorong Pemerataan Layanan Perbankan hingga Wilayah 3T
-
Banjir Meluas di Prabumulih: 21 Kelurahan Terendam, Warga Mulai Dievakuasi