Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 11 April 2021 | 18:27 WIB
Lada. Sejak Masa Sriwijaya, Sumsel Terkenal dengan Tiga Jenis Lada Ini

SuaraSumsel.id - Rempah-rempah dari bumi Sumatera Selatan telah lama dikenal. Pada masa Sriwijaya, beberapa rempah mulai dari kapulaga, kayu manis, lada, damar hingga rempah wewangi aromatik lainnya menjadi daya tarik.

Namun dari sekian banyak rempah yang dihasilkan bumi Sumatera Selatan, jenis rempah lada yang paling dicari. Ketiga jenis lada tersebut antara lain lada hitam, lada berekor dan lada panjang.

Tema rempah ini yang digagas Komunitas Sahabat Cagar Budaya (SCB) menggelar diskusi bincang pusaka bersama sejumlah kalangan.

Diskusi lebih membahas posisi strategis Palembang, sebagai salah satu pusat dagang rempah dari masa ke masa.

Baca Juga: Vaksinasi Covid 19 Palembang Tetap Dilanjutkan Selama Ramadan

Penggiat sejarah, Robby Sunata yang juga bertindak sebagai pemateri menyebutkan terdapat beberapa jenis rempah yang dihasilkan kemudian didagangkan dari wilayah Sumatera Selatan.

“Perdagangan rempah-rempah dari Indonesia bisa terbilang besar dan sangat penting karena dianggap salah satu lada yang unggul di Asia Tenggara,” jelasnya, Sabtu (10/4/2021).

Pada zaman Kerajaan Sriwijaya rempah-rempah yang diperdagangkan dari Sumsel adalah lada  hitam, lada berekor dan lada panjang.

Robby menjelaskan, pusat-pusat perkebunan lada berdasarkan catatan sejarah dan para peneliti terdapat di daerah Rawas, daerah Komering Ulu, dan daerah Ogan serta Banyuasin.

“Sejak dulu rempah-rempah itu tidak hanya untuk bahan makanan tetapi juga dipercaya untuk meningkatkan kesehatan tubuh, meningkatkan gairah, dan untuk pengobatan. Saya yakin tanama tersebut masih ditanam, saat ini,”ungkapnya.

Baca Juga: Jemaah Dibatasi, Salat Tarawih di Masjid Agung Palembang Tetap 20 Rakaat

Sejak abad ke-2 masehi orang-orang Eropa dan Mesir sudah mencatat ada kapal lada dari Asia Tenggara  yang berlayar ke India.
Kemudian pada era selanjutnya, dengan kualitas rempah Sumatera Selatan yang bagus mengundang bangsa lain datang ke nusantara,

“Inilah awal mula kedatangan penjajahan di Indonesia karena lada dan pala,” sambung ia.

Pada Kesultanan Palembang, permintaan lada semakin tinggi sehigga mendominasi perdagangan di Sumsel.

Rempah-rempah ini juga yang membuat Kesultanan menjadi kaya raya dan rakyatnya makmur.

Robby pun berharap dengan adanya gambaran adanya jalur rempah di Palembang, masyarakat akan mendapatkan keuntungan secara ekonomi selain mengembalikan kebanggaan daerah sebagai kota dagang yang mempunyai sejarah panjang sekaligus megah.

Kontributor: Fitria

Load More