Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 11 April 2021 | 09:32 WIB
Angin kencang di Palembang [ANTARA] Waspada, Sumsel Masuk Musim Pancaroba Berpotensi Angin Puting Beliung

SuaraSumsel.id - Provinsi Sumatera Selatan, termasuk Kota Palembang diterjang angin kencang berkecepatan 35- 50 knot atau sekitar 65 hingga 93 kilometer per jam, Sabtu (9/4/2021) kemarin.

Badan Meteorlogi dan Geofisika atau BMKG kelas II Palembang mengingatkan bahwa Sumatera Selatan tengah memasuki musim pancaroba yang berpotensi terjadinya angin puting beliung dan hujan lebat.

Pada Sabtu (9/4/2021) kemarin, data citra radar cuaca Stasiun Meteorologi (Stamet) SMB II Palembang pukul 10.10 WIB mendeteksi kecepatan angin tertinggi mencapai 50 knot atau 93 kilometer per jam di sekitar Kecamatan Ilir Barat I, namun berdasarkan pengukuran anemometer Stamet SMB II tercatat kecepatan angin maksimum mencapai 70 kilometer per jam.

"Kecepatan angin hari ini bisa dibilang rekor sepanjang 2021, karena kecepatan maksimum terakhir pada Februari tercatat 65 kilometer per jam," kata Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Sinta Andayani.

Baca Juga: Jemaah Dibatasi, Salat Tarawih di Masjid Agung Palembang Tetap 20 Rakaat

Dampak angin kencang yang terjadi selama 20 menit itu di antaranya merobohkan reklame, menumbangkan pohon besar di Lorong Jebawi Seberang Ulu I dan pohon besar di kawasan Stadion Sriwijaya yang melintang di jalan raya.

Sinta menjelaskan angin kencang tersebut disebabkan awan Cimulonimbus yang muncul akibat pertemuan massa udara (konvergensi) di wilayah Sumsel, meski demikian hujan yang menyertainya tercatat hanya 5.5 mm atau kategori hujan ringan.

Masyarakat diimbau waspada karena saat ini Sumsel mulai memasuki musim pancaroba yang berpotensi menimbulkan angin puting beliung dan hujan lebat.

"Jika ada tanda-tanda munculnya awan Comulonimbus, diimbau waspada potensi tumbangnya pohon, baliho dan tiang tinggi," kata ia. (ANTARA)

Baca Juga: Diputar di Palembang, Film Kinipan Potret Konflik Masyarakat Menjaga Alam

Load More