Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Sabtu, 10 April 2021 | 08:05 WIB
Klub motor saat menggelar salat subuh [istimewa] Menilik Klub Motor Biker Subuhan Sriwijaya, Ingin Hijrah Menghapus Kesan Brutal

SuaraSumsel.id - Kesan klub motor yang brutal, melakukan aktivitas merugikan orang lain hingga maksiat dinilai telah lama melekat pada komunitas motor.

Namun, bagi Klub Motor yang menamai diri Biker Subuhan Sriwijaya ini, kesan tersebut berusaha dihilangkan.

Menyematkan semangat hijrah, klub motor yang terbentuk sejak 7 November 2017 ini pun, mengisi kegiatannya dengan lebih postif dan bermanfaat. Kegiatan utamanya adalah salat subuh berjamaah yang dilanjutkan berbagai aktivitas positif seperti pangkas rambut keliling atau Punklink hingga Sabtu Bersunat.

Panglima Klub, Eko mengakui sebelum bergabung di Biker Subuhan, mayoritas anggota berasal dari berbagai klub motor brutal yang sering melakukan berbagai kegiatan bermaksiat. Salah satunya dari klub motor vespa gembel yang ada atapnya dan dipenuhi botol plastik. Kini dirinya dan kawan-kawan sepakat untuk menggantinya dengan amalan yang bermanfaat atau pahala jariyah.

Baca Juga: Sambut Ramadan ACT Sumsel Ajak Masyarakat Sedekah Pangan, Pulihkan Ekonomi

“Kegiatan klub motor kami diisi dengan salat, sholawat, sedekah, dan safar,” terangnya, Selasa (6/4/2021) lalu.

Jajaran klub motor saat beraat di depan masjid [istimewa]

Setiap Jum’at, klub motor ini melakukan kegiatan pangkas rambut keliling, kemudian hari Sabtu dilanjutkan dengan Sabtu Bersunat. Kedua kegiatan ini dilakukan oleh anggota Biker Subuhan langsung, karena memang ada seorang pemangkas rambut dan tenaga medis profesional yang bergabung.

Puncaknya pada Hari Minggu pagi, ia bersama 80 anggotanya berkumpul sejak pukul 3.30 WIB di titik kumpul yang telah ditentukan kemudian mengendarai motor dan lengkap dengan atribut klub motor menuju masjid tertentu untuk salat subuh berjamaah.

“Kami sebagai pencinta motor sekarang memakai motor kami untuk mencari jalan ke surga, kami harap jari-jari, putaran roda, bensin kami dihitung untuk membawa kami ke surga,”ujar lelaki kelahiran 1971 tersebut di temui di bengkel motor yang dijadikan tempat majelis Biker Subuhan Sriwijaya yakni di jalan Moh. Mansyur 32 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan.

Pada dasarnya, Biker Subuhan dan klub motor lainnya sama saja yaitu sama-sama mencintai motor dan dunia otomotif.

Baca Juga: Konflik KONI Pagaralam, KONI Sumsel Tunjuk Caretaker Ketua

Eko dan kawan-kawan tetap melalukan touring, bedanya touring ini mereka sebut safar dengan tujuan untuk bersilaturahmi dengan kawan klub motor lain kemudian tetap bermaksud untuk salat subuh berjamaah.

“Maka dari itu kita ada safar agar kita tidak lupa dengan kopling,  sekarang Bikers subuhan Indonesia Born to Ride Ride to Jannah,”celetuknya.

Anggota dari Biker Subuhan sebenarnya jika dihitung-hitung berjumlah 150 orang, hanya saja saat acara tertentu yang hadir tidak semuanya atau hanya dilakukan secara bergilir 70-80 anggota.

Anggotanya pun merupakan pemilik motor yang bervariasi tidak hanya jenis tertentu saja, dan dengan latarbelakang yang berbeda-beda. Mereka yang tidak hanya berasal dari klub motor juga bisa bergabung menjadi anggota.

Untuk  menyambut bulan Ramadan, Eko menyebutkan bahwa klub motornya mungkin akan menghentikan sementara kegiatan Punklink dan Sabtu Bersunat agar fokus beribadah selama bulan puasa.

“Biasanya pada bulan Ramadan mereka akan melakukan sahur dan buka puasa bersama serta berbagi makanan berbuka puasa, takjil,” pungkasnya.

Kontributor: Fitria

Load More