Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 30 Maret 2021 | 09:45 WIB
Sekda Palembang, Ratu Dewa [Fitria/Suara.com] Konsep Bandar Sriwijaya Pulau Kamaro Ditolak, Sekda Palembang: Bisa Dibahas Bersama

SuaraSumsel.id - Pengembangan destinasi wisata Pulau Kemaro mendapatkan penolakan dari sejumlah pihak, terutama sejarawan.

Mereka menilai Kawasan Pulau Kemaro lebih identik dengan budaya Kesultanan. Sementara, Pemerintah Kota Palembang telah memiliki konsep Bandar Sriwijaya, yang pengembangannya mirip wisata Ancol di Jakarta.

Bandar Sriwijaya diartikan sebagai upaya menampilkan keseluruhan budaya yang pernah hadir di bumi Sriwiyaya, Palembang.

Menanggapi ini, Seketaris Daerah (Sekda) kota Palembang, Ratu Dewa menilai masih perlu ada upaya pembahasan bersama.

Baca Juga: BI Sebut Ekonomi Sumsel Terkendali Jelang Ramadan

Dikatakan Ratu Dewa, berbagai kelompok masyarakat memang memberikan argument mengenai asset Pulau Kemaro. Perbedaan argumentasi masih dapat diselesaikan dengan membahas bersama, sehingga masing-masing pihak bisa memberikan data, informasi dan dokumentasi.

“Pemerintah kota, dan institusi lain bisa membahasnya. Jika tidak tercapai kesepakatan muara keadilan, maka nanti ke pengadilan,” ungkap Ratu Dewa, Senin (29/3/2021).

Ia menambahkan, pihaknya juga sedang berupaya melakukan pendekatan sembari masing-masing pihak memperkuat data dari pihak yang mengklaim Pulau Kemaro.

“Pemerintah melakukan upaya pengelolaan Pulau Kamaro, dan selalu menginginkan selalu ada perkembangan (progress),” kata ia.

Saat ini, Pemerintah Kota Palembang masih melakukan pengukuran lahan sebagai aset di Pulau Kemaro, karena ada juga yang ditempati oleh masyarakat.

Baca Juga: Usai Peristiwa Bom Bunuh Diri, Kapolda Sumsel Intruksikan Patroli Gereja

“Sesuai konsep yang ditawarkan Pak Walikota akan membuat seperti taman hiburan ancol seperti di Jakarta, konsepnya bandar Sriwijaya,” pungkas ia.
 

Kontributor: Fitria

Load More