SuaraSumsel.id - Harga komoditas karet di Sumatera Selatan tengah mencapai harga tertingginya. Pada tiga hari terakhir, harganya melebihi Rp 20.000/ kg.
Kondisi ini hampir sama pada Oktober tahun lalu, saat perkebunan karet di Thailand saat mengalami cuaca ekstrim.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Rudi mengungkapkan jika harga karet Sumatera selatan (Sumsel) baru kali ini yang tertinggi sejak awal tahun ini. Harganya sudah tembus Rp 20.432.
Sementara, harga terakhir tertinggi dicapai pada tanggal 3 Desember tahun lalu, sebesar Rp. 20.170. "Benar, ini harga karet sejak awal tahun ini," ujarnya, Rabu (24/1/2021).
Kondisi ini dipengaruhi oleh Keputusan Arab Saudi memangkas produksi secara sukarela dalam jumlah besar di bulan Februari dan Maret nanti. Kondisi ini akan mendongkrak harga.
"Sebelumnya ada komitmen pemangkasan produksi oleh Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), namun ada dinamika pasar global yang terjadi saat ini," terang ia.
Penyebab lainnya, yakni harga minyak merupakan bahan baku karet sintetis. Dengan mahalnya harga minyak maka konsumen akan beralih ke karet alam.
Dengan demikian permintaan karet Indonesia, terutama Sumsel juga akan meningkat dan produksi masih tetap memicu harga terdongkrak naik.
“Minyak naik, nilai tukar Rupiah ke USD naik, jadi harga getah karet alam kembali terdongkrak naik," terang ia.
Baca Juga: Tak Bertahan Lama, Papan Ucapan Sumsel Daerah Termiskin Diangkut
Kondisi ini menyumbang momentum agar harga bisa bertahan di Rp 19.000/kg - Rp 20.000/kg.
Namun, sambung Rudi, seberapa lama harga bertahan masih tidak dapat diprediksikan karena faktor lain juga menjadi penentu harga karet Sumsel.
"Harga di tingkat UPPB lelang mingguan hari ini berkisar antara 10.000-Rp 12.000 per kg untuk KKK antara 50-60%. Sementara harga di karet harian di tingkat petani tradisional masih berkisar 6.000-8.000 per kg," pungkasnya.
Berita Terkait
-
23 Februari Monpera Diresmikan, Museum Mengenang Perjuangan Rakyat
-
Ini Penyebab Produktivitas Padi Sumsel Masih Rendah
-
Tes Urine Acak, Satu Bintara Polda Sumsel Terkonfirmasi Positif Narkoba
-
Candaan Berujung Maut! Gegara Meloroti Celana, Darsan Tewas Ditikam Kuduk
-
Pengelolaan Sampah Tak Capai Target, Pemda Bisa Tempuh Tiga Skema Subsidi
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Viral Kisah Suami yang Serahkan Istri ke Selingkuhannya Lewat Prosesi Adat: Ku Jaga Aibmu
-
Makeup yang 'Menyembuhkan'? Bongkar Mitos & Fakta Mineral Makeup yang Lagi Tren
-
Viral Pengunjung Kaget Ditagih Rp600 Ribu saat Belanja di Warung Gunung Dempo
-
Kasih Sayang yang Berujung Luka: IRT Dipukul Suami Karena Beri Makan Kucing Kelaparan
-
Tragedi Briptu Farras: Saat Operasi Narkoba Berujung Nyawa, Tiga Perwira Disanksi