SuaraSumsel.id - Produktivitas padi di Sumatera Selatan masih rendah, hal ini disebabkan sejumlah penyebab antara lain produktivitas rendah, tingkat kehilangan saat panen yang masih tinggi hingga alokasi pupuk bersubsidi yang kurang.
Permasalahan tersebut terungkap dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel di Palembang, Selasa (23/2/2021).
Dilansir dari ANTARA, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) menyatakan produktivitas padi di Sumsel masih di bawah 6 ton gabah kering giling (GKG) per Hektare (Ha).
Angka itu masih rendah dibandingkan dengan daerah Lampung yang rata-rata bisa 7 ton GKG per Ha.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan angka produktivitas lebih terpengaruh dari cara panen yang tidak tepat.
“Karena ini, kehilangan produksi saat panen masih tinggi sampai 11 persen. Jika ditekan hingga di bawah 5 persen maka produktivitas padi Sumsel akan naik,” kata dia.
Menurut Herman Deru, Sumsel telah mendeklarasikan diri sebagai provinsi lumbung pangan karena itu harus mengupayakan guna mengatasi masalah produktivitas tersebut.
“Sumsel termasuk yang serius menangani sektor pertanian. Kami sudah memperbaiki infrastruktur untuk memudahkan akses dari sentra ke pemasaran,” kata dia.
Sumsel juga berada di peringkat kelima dalam produksi padi tertinggi, yakni sebanyak 2,69 juta ton GKG pada 2020. Adapun luas lahan berdasarkan catatan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), mencapai 470.602 Ha.
Baca Juga: Tak Bertahan Lama, Papan Ucapan Sumsel Daerah Termiskin Diangkut
Sementara Provinsi Lampung, tercatat mampu memproduksi sebanyak 2,61 juta ton GKG dengan luas lahan 361.699 Ha.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan THP Sumsel, R. Bambang Pramono, mengatakan produktivitas padi sangat ditentukan oleh metode penanaman petani di lapangan.
"Petani harus betul-betul menerapkan pemberian pupuk secara tepat dosis, perlindungan serangan hama, hingga penanganan panen," kata ia.
Ia memaparkan sebetulnya ada beberapa daerah, yang menjadi sentra pertanian di Sumsel, yang mampu mencapai produktivitas hingga 9 ton GKG sampai 10 ton GKG per Ha.
“Kalau kita tekan losses jadi 5 persen saja maka ada potensi penambahan produksi sebanyak 40.000 ton GKG,” katanya.
Sementara Wakil Ketua Himpun Kerukunan Tani (HKTI) Sumsel M Zain Ismed menilai luasan lahan padi di Sumsel tidak sesuai dengan yang dialokasikan untuk pupuk bersubsidi.
Berita Terkait
-
Tes Urine Acak, Satu Bintara Polda Sumsel Terkonfirmasi Positif Narkoba
-
Sektor Pertanian saat Pandemi, Dorodjatun: Untung Pangan Tak Jadi Soal
-
Candaan Berujung Maut! Gegara Meloroti Celana, Darsan Tewas Ditikam Kuduk
-
UI : 1% Pertumbuhan Pertanian Berdampak pada 1,36% Pertumbuhan Industri
-
Pengelolaan Sampah Tak Capai Target, Pemda Bisa Tempuh Tiga Skema Subsidi
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
9 Mobil Bekas dengan Biaya Perawatan Termurah yang Cocok untuk Harian
-
Rezeki Digital Datang Lagi! Cek 8 Link Dana Kaget Hari Ini yang Langsung Masuk ke Akunmu
-
7 Cushion Lokal untuk Kulit Sawo Matang, Dijamin Gak Bikin Abu-Abu
-
Elegan Sekejap! Ini 7 Lipstik Mauve yang Cocok untuk Semua Warna Kulit
-
5 Mobil Bekas RWD Murah di Bawah Rp100 Juta yang Wajib Diburu