SuaraSumsel.id - Harga karet Sumatera Selatan yang merupakan komoditi unggulan sangat tergantung pada pasar internasional, khususnya di Bursa Singapore Comodity (SICOM). Setidaknya, enam faktor yang mempengaruhi harga karet Sumsel.
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian mengatakan banyak faktor yang bisa mempengaruhi harga karet di Pasar Internasional.
Setidaknya enam faktor ini yang mempengaruhi nilai karet Sumatera Selatan, yakni nilai tukar rupiah terhadap dollar, penggunaan karet sintetis sebagai kompetitor karet alam, supplay dan demand di pasar karet internasional, serta perkembangan industri berbahan baku karet.
"Faktor kelimannya yakni faktor cuaca dan hama penyakin, sekaligus permainan spekulan di Pasar Berjangka International," ungkap ia.
Sehingga, setiap harinya harga komoditi tersebut bisa naik atau mengalami penurunan.
Menurut Rudi, sejak masa pendemi Covid-19 harga di Pasar Internasional mendapat harga keseimbangan baru yakni ketersediaan dan permintaan (supply sama dengan demand).
"di mana permintaan industri hilir berbahan baku karet lagi menurun dan produksi karet dari negara-negara produsen pun saat ini menurun, akibat penyakit gugur daun tahun lalu belum pulih dan cuaca ekstrim di negara produsen karet," ungkapnya.
Untuk Sumatera Selatan harga FOB 18- 19 ribu per kg KKK 100% sudah cukup baik. Kondisi ini berlangsung sejak Minggu kedua bulan Oktober sampai minggu ketiga bulan Pebruari 2021.
Dit ingkat kelembagaan Petani UPPB harga saat ini berfluktuasi antara Rp 9.000 – 11.000 per Kg untuk karet Mingguan dengan KKK antara 50% – 60%
Baca Juga: Sejarah Pempek Dikoreksi, Pempek Palembang Dikenal Sejak Masa Sriwijaya
"Sedangkan di luar UPPB, petani tradisional ( + 75 % dari jumlah KK petani karet) hanya menikmati harga Rp 6.000 – 8.000 per kg ini disebabkan oleh KKK mereka < 50%," terang ia.
Menurut Rudi, hal tersebut karena umur simpan bokar mereka tidak sampai 1 minggu, biasanya hanya 2-3 hari sudah dijual.
"Kenapa terlalu cepat menjual, kerena kebutuhan rumah tangga yang mendesak, dan yang lebih parah lagi masih adanya kebiasan petani merendam karet ke dalam kolam serta tidak menjaga kebersihan karet dari tatal dan tanah," ujarnya.
Sehingga, Dinas Perkebunan juga melakukan upaya dengan memberikan bahan pembeku anjuran dan mendorong UPPB untuk memanfaatkan Dana KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Dengan dana KUR tersebut UPPB dapat memberikan pinjaman dana talangan kepada petani tradisional yang membutuhkan uang dimuka dan pada saat lelang mingguan, dua mingguan maupun lelang bulanan uang tersebut dapat dikembalikan.
"Di UPPB juga mereka diajarkan untuk menggunakan bahan pembeku anjuran, termasuk edukasi kerugian apabila mereka merendam atau mencampur karetnya dengan bahan bukan karet," katanya
Berita Terkait
-
Cuaca Ekstrem, BPBD Sumsel Tetapkan Status Siaga Banjir dan Longsor
-
Disebut Menjadi 5 Gubernur Terkaya, Herman Deru: Wajar, Saya Dulu Pedagang
-
Ini Penyebab Angka Kemiskinan Sumsel Naik, Tergolong Daerah Termiskin
-
Resmi, Bangunan Pemerintahan di Sumsel Wajib Ornamen Tanjak
-
Pandemi Bikin Angka Kemiskinan Sumsel Naik, Masuk 10 Provinsi Termiskin
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
Terkini
-
Sinergi KKKS dan SKK Migas Sumbagsel Menyulam Kehidupan, Ikan Tirusan Kembali ke Sungsang
-
Euromoney: BRI Menyelenggarakan 2.037 Sesi Literasi Keuangan untuk Kelompok Terpinggirkan
-
Bukan Sriwijaya FC, Klub Inilah yang Diincar Sumsel United Jelang Championship 2025/26
-
Apakah Sumsel United Bakal Tantang Sriwijaya FC di GSJ Jelang Championship 2025/26?
-
Jelang Championship 2025/26, Sumsel United Berani Adu Gengsi di Laga Kandang