SuaraSumsel.id - Hadirnya masyarakat Tionghoa di Palembang hampir sama dengan warga Tionghoa yang ada di seluruh wilayah nusantara. Mereka datang karena adanya hubungan dengan China tempo dulu, baik hubungan perdagangan, politik, maupun adanya migrasi besar-besaran dari wilayah tersebut.
Sejarawan Kiemas Ari Panji merangkum sejarah masyarakat Tionghoa di Palembang. Kata ia, berdasarkan catatannya, hal-hal yang mendorong terjadi migrasi masyarakat China ke nusantara ialah sebagian masyarakat di negeri China terutama bagian selatan tidak mau mengakui pemerintah Khubllai Khan dari bangsa Mongol atau Dinasti Mancu yang menguasai China.
"Alasan kedua sering terjadi kerusuhan, terutama selama masa perpindahan kekuasaan Dinasti Ming ke Dinasti Manchu," katanya kepada Suarasumsel.id, Jumat (12/2/2021).
Alasan lainnya, ialah faktor kesulitan ekonomi, yakni kemiskinan yang diderita sebagian besar rakyat China, sehingga mereka berusaha mendapatkan penghidupan yang layak.
"Alasan lainnya terjadinya perang Candu pada tahun 1850-1860," sambung ia.
Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa terjadi migrasi orang-orang Tionghoa ke Nusantara dan Palembang khususnya, sebagai akibat sering terjadinya kerusuhan di negeri Cina yang berdampak luas.
"Orang-orang Tionghoa yang ada di Indonesia berasal dari berbagai kelompok suku bangsa di Negeri China," ucapnya.
Begitu pula dengan masyarakat Tionghoa yang ada di Palembang yang berasal dari beberapa propinsi di Cina antara lain propinsi Kwantung, Fukien, dan Kanton.
Orang Tionghoa yang berasal dari propinsi Kwantung adalah suku bangsa Teo-Chiu dan Hakka yang tinggal di daerah pantai selatan China dan daerah pedalaman Swatow bagian timur.
Baca Juga: Pengamanan Puluhan Klenteng dan Vihara di Palembang Diperketat
Sedangkan yang berasal dari propinsi Fukien ialah suku bangsa Hokkien, dan yang berasal dari propinsi Kanton ialah suku bangsa Kwong Fu yang tinggal di daerah sebelah barat dan selatan dari propinsi Kwantung.
"Gelombang kedatangan masyarakat Tionghoa ke Indonesia waktunya tidak bersamaan, tergantung situasi perkembangan politik yang ada di negeri asal mereka maupun di daerah rantauan (Indonesia)," ucap ia.
Hal ini dapat lihat dari catatan sejarah Dinasti Ming buku 324: Ying Yai Shel Lan yang mencatat tentang suasana di Palembang dan dikutip oleh Hanafiah (1995: 102) yaitu: ....
Kapal-kapal dari semua penjuru dalang kemari: pertama mereka akan mencapai muara air tawar dan kemudian memasuki P'engchia Selat Bangka. Mereka menambatkan kapa-kapal mereka ke pantai, di mana sangat banyak tiang-tiang bata di pantai, kemudian mereka mempergunakan kapal-kapal kecil untuk memasukl muara, kemudian mereka mencapai lbukota. Banyak dari penduduk dari negeri ini adalah orang-orang dari propinsi Kwantung dan dari Chang Chou dan Chuan Chou yang melarikan diri dan sekarang tinggal di negeri itu.
Dari kutipan di atas, kata Kemas Aji, ditafsirkan bahwa Jalur yang dilalui oleh orang-orang Tionghoa untuk datang ke Nusantara dan Palembang pada khususnya, melalui Jalur perdagangan atau transfortasi laut yang ada pada masa itu.
Sebelum mencapai Palembang mereka transit terlebih dahulu di pulau Bangka, yang merupakan pintu gerbang menuju ke ibukota Palembang.
Berita Terkait
-
Wow! Ternyata Pemilik Televisi Pertama di Cimahi Adalah Warga Tionghoa
-
Tekwan Palembang, Cocok Dimakan Saat Kumpul Imlek dengan Cuaca Mendung
-
Geger! Mahasiswi Palembang Ditemukan Tewas dengan Resleting Celana Terbuka
-
Benarkah Hujan saat Imlek Pertanda Berkah dan Keberuntungan?
-
Cerita Perayaan Imlek Warga Tionghoa Siak, dari Ritual hingga Kuliner Khas
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
10 Mobil Bekas untuk Kebutuhan Harian Tangguh bagi Pembeli Budget Rp 90 Jutaan
-
Tonggak Baru Investasi Syariah: BRI-MI Resmikan KIK EBA Syariah Infrastruktur Pertama di BEI
-
9 Mobil Bekas Tahan Banting untuk Pengguna Berbudget Rp60 Juta
-
5 Cara Set Lipstik Biasa untuk Jadi Transferproof Pakai Bedak Tabur agar Tampilan Rapi
-
5 Mobil Bekas untuk Angkut Galon dan Gas bagi Pemilik Warung di Bawah Rp 40 Juta