Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 10 Februari 2021 | 10:49 WIB
Seorang warga etnis Tionghoa sembahyang menyambut Tahun Baru Imlek 2571/2020 di Vihara Dharma Bhakti, Jakarta Barat, Sabtu (25/1). [Suara.com/Angga Budhiyanto] Budayawan Palembang mengungkapkan imlek hingga cap go meh, ialah ritual penuh doa pengharapan.

SuaraSumsel.id - Pergantian tahun penanggalan China dirayakan tidak hanya sebagai pergantian waktu. Pergantian penanggalan tersebut disebut penuh dengan doa pengharapan.

Budayawan Tionghoa di Palembang, Harun Awi menjelaskan pergantian waktu tepat pada tanggal 1 dikenal dengan perayaan imlek. Namun tidak hanya pada tanggal 1 atau imlek tersebut saja, berbagai peribadatan, ritual, doa dan pengharapan akan berlangsung sampai pada perayaan Cap Go Meh.

Cap Go Meh sendiri diartikan sebagai bulan purnama pertama di tahun baru tersebut. Munculnya bulan purnama dengan bentuk sempurna menjadi moment peribadatan yang dinilai sangat baik.

"Karena itu, mengapa perayaan Imlek akan diserangkaikan dengan Cap Go Meh. Karena keduanya dianggap moment penuh pengharapan dan doa," ujarnya dihubungi Suarasumsel.id belum lama ini.

Baca Juga: Mantan Bos Sriwijaya FC Mudai Maddang Terseret Kasus Masjid Sriwijaya

Harun menyatakan, biasanya kesibukan menjelang Imlek sudah dilakukan tiga hari sebelumnya.

Pada tiga hari sebelum imlek, persiapan telah dilaksanakan, seperti halnya membersihkan rumah, mempersiapkan makanan dan peribadatan. "Memang terkesan panjang, tapi kami menyebutkan serangkaian," terang ia.

Saat menjelang imlek sendiri, berbagai budaya bawaan biasanya menyertai, misalnya ada makanan khas yang disajikan. Makanan khas tersebut ada juga disajikan dalam toples yang kemudian disiapkan di ruang tamu, sajian makanan yang disiapkan di meja makan atau makanan untuk serahkan kepada keluarga terdekat.

"Moment imlek dan cap go meh, moment berkumpul bersama keluarga. Moment pengharapan dan doa bersama," ungkapnya.

Setelah menyiapkan berbagai persiapan, perayaan Imlek yang sangat sakral ialah saat malam hari menjelang pergantian tahun baru imlek. Saat itu, keluarga berkumpul bersama.

Baca Juga: Ini Alasan Dokter Kecantikan Richard Lapor Kartika Putri ke Polda Sumsel

Biasanya moment ini yang paling haru, yakni antar keluarga berkumpul, makan bersama, dan berdoa bersama.

"Banyak pengharapan yang diucapkan. Doa agar lebih baik di tahun baru. Moment introspeksi diri juga, jika selama ini sudah berbuat apa dan sudah mencapai apa," terang ia.

Berdoa bisa dilakukan di klenteng secara bersama - sama, atau di rumah. Namun moment makan bersama dengan sajian khas ialah rutinitas wajib yang mesti dilaksanakan warga Tiong Hoa.

"Di saat itu  masing-masing anggota keluarga bercerita, dekat antara satu dengan lainnya," sambung ia.

Baru di saat hari Imlek tiba, kunjungan antar keluarga dilaksanakan. Misalnya kunjungan antara satu saudara ke saudara lainya, antar keluarga besar.

"JIka bahasa Palembangnya, itu sanjo-sanjoan. Saling mendatangi, saling mengucapkan selamat dan saling mendoakan dan juga ada yang memberi angpao," ungkapnya.

Setelah  dua pekan perayaan Imlek, perayaan Cap Go Meh digelar. Perayaan Cap Go Meh ialah perayaan munculnya bulan purnama pertama pada tahun baru tersebut.

Pulau Kemaro Palembang [jepretan instagram]

"Di Palembang, perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro dipastikan pada h-3 dari Cap Go Meh. Hal ini sudah tradisi turun temurun. Karena jika dirayakan saat malam Cap Go Meh, sudah banyak daerah lain yang merayakannya," ujarnya.

Pada malam Cap Go Meh ini pun merupakan moment berdoa dan pengharapan. Berdoa tidak hanya dilaksanakan di Pulau Kemaro, di Klenteng, namun juga bisa dilakukan di rumah.

"Esensinya ialah doa dan pengharapan untuk waktu yang baru," pungkasnya.

Load More