SuaraSumsel.id - Ahli mikrobiologi Universitas Sriwijaya atau Unsri, Prof Yuwono mengungkapkan alasannya yang tetap ingin disuntik vaksin merah putih.
Menurut ia, alasan ingin disuntik vaksin merah putih sangat beralasan.
Meski kata Prof Yu - panggilan Prof Yuwono, kehadiran vaksin merah putih masih dalam hitungan dua hingga tiga tahun lagi.
Prof Yu menyatakan jika benar vaksin merah putih diproduksi Indonesia, maka tidak masalah untuk disuntik vaksin kembali.
Baca Juga: Isu Kudeta AHY, DPD Partai Demokrat Sumsel: Baru Tahu Ada Kader Ikut
"Kemungkinan, jika merah putih sudah ada, tak masalah saya mau disuntik lagi," ujarnya kepada Suarasumsel.id, belum lama ini.
Dikatakan prof Yu, vaksinasi ulang tidak akan bermasalah bagi tubuh, karena ada vaksinasi yang disuntik berulang, misalnya vaksinasi covid 19 ini.
Vaksinasi kedua kalinya ini menjadi booster atau pemicu bagi aktifnya suntikan vaksin dosis pertama. "Waktu kecil, kita juga ada vaksin yang diberikan berulang dengan jangka waktu tentu," terang ia.
Meski demikian, Prof Yu mengungkapkan alasannya mengapa ingin divaksin merah putih.
Menurut ia, vaksin Sinovac buatan China memiliki efektivitas hanya 65%. Hal ini yang menyebabkan mengapa orang yang sudah divaksin Sinovac bisa kembali terpapar virus covid 19.
Baca Juga: Dua Nakes di Sumsel Muntah dan Kejang Usai Divaksin Sinovac Covid 19
"Kan vaksin Sinovac hanya efektif 65%, berarti kemungkinan terbentuk antibodi netralisir hanya segitu," sambung ia.
Untuk vaksin merah putih tentu akan memiliki efektivitas lebih tinggi. Jika pun vaksin merah putih memang benar-benar diproduksi maka tidak ada masalah jika ingin divaksin ulang.
"Why not (mengapa tidak,red). Lagian, setelah divaksin sinovac sudah lebih dari satu tahun dari sekarang. Itu pun jika benar-benar, vaksin merah putih jadi diproduksi. Jika benar diproduksi Indonesia ya," ungkapnya.
Prof Yu juga mengungkapkan alasannya yang telah bersedia divaksin sinovac.
Menurut dia, kepatuhan untuk divaksin tersebut ialah contoh bagi jajaran di rumah sakit dan pihak lainnya.
"Saya bersikap untuk kepentingan orang banyak. Karena staf yang saya pimpin hampir 315 yang turut berjuang melawan virus di rumah sakit. Jadi tidak mungkin, saya tidak disuntik karena itu akan menjadi contoh bagi yang ratusan itu," ungkap dia.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Ditemukan Tulang di Sungai Ogan, Orang Tua Yakin Itu Zaki yang Tenggelam
-
Ternyata Letak Cincin di Jari Punya Makna, Kalian Sudah Benar Pakai Cincin?
-
Legislator Desak Percepatan Pengembangan Vaksin Merah Putih
-
Kisah Guru Cabul 4 Bocah, Korban Diiming-Iming Kado Ultah
-
Nenek 78 Tahun Ingin Punya SIM, Alasannya Bikin Terenyuh
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 4 Rekomendasi Mobil Bekas Merek Jepang di Bawah Rp100 Juta: Mesin Prima, Nyaman buat Keluarga
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah dari Merek Underrated: RAM hingga 12 GB, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
9 Mobil Bekas Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta: Nyaman, Siap Angkut Banyak Keluarga
-
5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
Terkini
-
Promo Alfamart 'Paling Murah Sejagat' Kembali, Nikmati Harga Termurah Sampai 15 Juni
-
7 Fakta Ustaz Yahya Waloni yang Baru Wafat: Kisah Hijrah Pendeta ke Pendakwah Kontroversi
-
Harga Minyak Goreng dan Popok Bayi Turun, Ini Promo Alfamart Spesial Idul Adha
-
Dari Rumah Sakit ke Lapangan Hijau, Direktur RS Siti Fatimah Jadi Manajer Sumsel United
-
Mau Beli Mobil Baru? Simak Dulu 5 Tips Test Drive Ini