Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 30 Oktober 2020 | 16:38 WIB
Ilustrasi rumah hancur [Foto/Anadolu Agency]

SuaraSumsel.id - Situasi mencekam sempat terjadi di Desa Perambahan Baru Banyuasin I, Sumatera Selatan.

Rumah Kepala Desa atau Kades Perambahan  Baru diserang dan menjadi amukan ratusan orang yang tidak dikenal dengan bersenjata tajam.

Mereka datang dengan menggunakan sembilan mobil pribadi, satu truk dan ratusan motor.  Mereka datang dengan seporadis, sambil membawa membawa senjata pedang hingga samurai.

Diduga mereka ialah suruhan dari seseorang yang berkonflik dengan kepala desa akibat permasalahan lahan eks tranmigrasi di desa tersebut.

Baca Juga: Mengharukan, Kisah Bidan Diselingkuhi Suami Namun Berhasil Jadi Pengusaha

Kawasan orang yang tidak dikenal ini langsung menyerbu rumah kades yang berada di pinggir jalan poros. Warga yang ingin melihat kejadian dihalang-halangi sembari diancam dengan menggunakan sajam

Dengan cepat, kawanan orang yang tidak dikenal ini langsung menghampiri rumah kades, dan menyerbu dengan brutal. Hingga akhirnya, rumah pribadi kepala desa ini menjadi bulan-bulanan mereka.

Seorang saksi mata, RY, mengakui melihat kejadian brutal itu dan langsung bersembunyi karena takut akan diancam dengan sajam.

“Di rumah itu sepi, Kadesnya tidak ada. Hanya ada istri dan anaknya yang berhasil lebih dahulu melarikan diri dari rumah. Mereka bersembunyi dan dilindungi warga tetangga,” ujarnya kepada Suarasumsel.id, Jumat (30/10/2020).

Saat kejadian selain melempari rumah dengan menggunakan batu, kawanan orang tidak dikenal itu pun menjarah harta milik kades. Beberapa barang berharga diambil oleh penjarah ini.

Baca Juga: Asfinawati Sindir Fadjroel Rachman: Saat Orba Ikut Demo, Gak Ke Pengadilan?

Kepala Desa Perambahan Baru, Basri menjelaskan sampai dengan Jumat i(30/10/2020) ni, kondisi rumahnya mulai dibersihkan sekaligus mengiventaris barang-barang yang hilang saat peristiwa tersebut.

Kejadian yang berlangsung Senin (26/10/2020) pada pukul 15.00 wib itu pun sudah dilaporkan kepada pihak kepolisian resort Banyuasin.

“Kaca rumah banyak yang rusak itu, televisi, perabot rumah tangga dan lainnya hilang. Ini kejadian sudah dilaporkan dan kami pun masih menunggu hasil pengungkapan kasusnya,” ujar ia saat dihubungi.

Basri mengakui dirinya sempat mendapatkan ancaman dari seseorang berinisial N yang mengaku pemilik lahan eks transmigrasi di desa mereka.

Sebelum penyerangan ini, ia juga pernah mendapatkan pengancaman terhadap dari seseorang yang bernama N tersebut.

Ancaman berupa kata-kata kotor hingga rencana pembunuhan.

“Saya bersama warga sedang menyelesaikan kasus sengketa lahan. Kuat dugaan ini adalah reaksi dari lawan kami tersebut karena tidak senang lahan yang diklaimnya kami garap,” ujarnya.

Sampai dengan Jumat (30/10/2020), siang ini pihak kepolisian mengaku masih melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut.

“Sudah memanggil beberapa saksi untuk kita ambil keterangannya. Masih dalam penyelidikan," Kata AKP M Ikang Adi Putra, Kasat Reskrim Polres Banyuasin, Jumat (30/10).

Load More