Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 15 Oktober 2020 | 08:31 WIB
Ilustrasi titik panas. [Shutterstock]

SuaraSumsel.id - Jumlah titik panas yang mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mengolah data hasil pemotretatn satelit diketahui sempai dengan Oktober telah terjadi 4.007 titik panas.

Dari jumlah titik panas itu, kabupaten penyumbang titik api terbanyak berada di kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 615 titik panas, kabupaten Muara Enim sebanyak 568 titik panas dan kabupaten Ogan Ilir (OKI) sebanyak 472 titik panas.

“Ada penurunan dibandingkan tahun 2019. Situasi kemarau dengan katagori kemarau basah sekaligus upaya pencegahan yang dilakukan lebih cepat sebelum munculnya api ialah mitigasi bencana karhutla yang dilakukan tahun ini,” kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Provinsi Sumatera Selatan, Ansor, Kamis (15/10/2020).

Baca Juga: Bertambah, Tiga Mahasiswa Diamankan Karena Merusak Mobil Saat Aksi Ciptaker

Setelah ketiga kabupaten itu, disusul Musi Rawas sebanyak 451 titik panas dan Ogan Ilir sebanyak 233 titik panas.

Jumlah titik panas ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yakni pada tahun 2019 terdapat titik panas sebanyak 17.180 titik panas,  pada 2018 sebanyak 2.081 titik panas dan pada 2017 sebanyak 1.214 titik panas.

Jika dibandingkan akumulasi titik panasnya mencapai 27.043 titik panas.

Berdasarkan pengolahan data di PRIMS-BRG (dengan tingkat kepercayaan 75%), diketahui kabupaten sebagai penyumbang titik panas terbanyak ialah Ogan Komering Ilir (OKI) sebanyak 15.286 titik panas.

Pada tahu 2019, terjadi 3.720 titik panas, mengalami peningkatan dibandingkan 2018, 2017, dan 2016. Pada tahun 2015 di kabupaten Ogan Komering Ilir terjadi 11.277 titik panas.

Baca Juga: Waspadai Perlintasan Sebidang Kerata Api, Rawan Kecelakaan!

Load More