SuaraSumsel.id - Pertunjukan seni tari berjudul Rahim Sungai Musi tampil live streaming di akun YouTube Rumah Sriksetra pada 13 Oktober 2020, besok.
Penampilan seni tari ini yang menjadikan Sungai Musi sebagai panggung pertunjukan ini berlangsung pada pukul 14.00 WIB dengan durasi 30-45 menit.
Koreografer Sonia Anisah Utami menceritakan latar belakang karya ialah adanya dua persoalan besar yang dialami oleh Sungai Musi bersama dengan komunitas yang bermukim di sekitarnya.
“Persoalan pertama mengenai kondisi fisik Sungai Musi yang memprihatinkan, seperti adanya pendangkalan, abrasi, air yang juga dipenuhi limbah. Baik limbah dari aktivitas perkebunan dan pertambangan di wilayah hulunya, juga pabrik pengolahan karet, pupuk, perkapalan serta sampah perkotaan dan rumah tangga,” ujarnya kepada SuaraSumsel.Id, Senin (12/10/2020).
Persoalan yang kedua ialah, perubahan lanskap Sungai Musi yang berdampak pada perilaku budaya masyarakat. Komunitas antar kelompok masyarakat yakni antar etnis mulai menurun, dengan berbagai tradisi seperti kesenian komunal mulai ditinggalkan.
“Guna merespon itu, saya menyikapinya dengan karya tari yang berpijak pada dasar ekologi dan budaya. Saya memahami Sungai Musi sebagai sumber peradaban masa lalu yang meleburkan berbagai etnis dan budaya yang datang dan menetap kemudian melahirkan kebudayaan baru yang lebih terbuka,” terangnya.
Karya ini didukung oleh 43 perempuan dari berbagai wilayah aliran delapan anak Sungai Musi.
Sonia mengungkapkan alasan mengapa melibatkan perempuan dalam karya Rahim Sungai Musi, yakni bersumber dari tokoh perempuan di Sumatera Selatan bernama Ratu Sinuhun.
“Ratu Sinuhun menulis kitab undang-undang adat Simbur Cahaya. Di dalam kitab itu, istri Pangeran Sido Ing Kenayan yang memimpin Palembang dari 1636-1642, pranata hukum dan kelembagaan adat masyarakat yang sebagian besar hidup di tepian sungai,” terang ia.
Baca Juga: Tuntut Jalan Tambang Dialihkan Dari Hutan, Formaphsi Surati Presiden Jokowi
Selain itu, sambung Sonia, kaum perempuan lebih banyak terlibat aktifitas di sekitar Sungai Musi, baik terkait rumah tangga, ekonomi maupun lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, perempuan mampu membangun komunikasi atau menggalang solidaritas terhadap apa yang mereka percaya atau yakini.
“Pada karya Rahim Sungai Musi ini, saya mencoba menandai lebih dulu keberadaan manusia dengan lingkungan atau alam semesta. Kemudian mencari keterhubungan dari gerak semesta khususnya sungai dengan tiga dunia sekaligus, dunia nyata karya itu sendiri, dunia spiritulitas," tutup ia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
SKN New Train: Proyek Gas Terbesar di Sumsel yang Bakal Jadi Andalan Energi Nasional
-
Kades Mesum Digerebek! Janji Nikahi Gadis 17 Tahun Jadi Kedok Asmara Terlarang di Ogan Ilir
-
Drama Hukum UBD Palembang: Eksepsi Rp38 Miliar Diterima Hakim, Tunda Penahanan
-
Terbongkar! Taktik Licik Pinjol Ilegal 2025, Incar Data Pribadi via WhatsApp
-
Benarkah Paham yang Dibawa Laskar Sabililah Mengancam Kultur Moderat Palembang?